Kehidupan di dunia ini membentangkan dua kutub; atas dan bawah. Manusia tak dapat mengelak jika ada di dua kutub tersebut. Kadang ada di atas, tapi dilain kesempatan ada di bawah. Sesekali, dilimpahi kesenangan. Lain kali, dihimpit kesusahan. Pusingan hidup itu dialami oleh Sobri. Waktu Sobri kecil, orang tuanya dilimpahi harta. Orang tua Sobri boleh naik haji, dan bahkan setiap tahun berkemampuan membayar zakat atas keuntungan perdagangan yang dijalankannya. Tapi, hal itu berbalik haluan setelah Sobri dan adiknya lulus dan berjaya melanjutkan pengajian ke universiti. Biaya kuliah yang tak sedikit, ternyata mengoyak sudut kewangan keluarganya. Apalagi, tidak lama setelah ke menara gading, ayahnya jatuh sakit. Keadaan itu ternyata memukul masalah kewangan keluarga Sobri. Untungnya, ibu Sobri tergolong wanita yang tabah. Ia mengganti peranan ayah Sobri, menjalankan bisnes yang sempat terbengkalai. Tapi, dalam pada itu masalah kewangan tak boleh diatasi si ibu sepenuhnya. Keluarga Sobri “menggali lubang” belitan hutang. Sobri tak boleh berbuat apa-apa. Meski sudah berusaha semampunya, ia tak boleh mengubah keadaan. Memang, ia sudah berusaha. Tetapi, usaha Sobri itu hanya mampu membantu keluarganya untuk meringankan biaya pengajian.
Seterusnya dapatkan Hidayah Mei 2010 di pasaran...
Tuesday, May 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment