WAJAH ceria Shahanaz Warrenville nampak tersenyum saat menerima penghargaan yang diberikan oleh wakil kementerian Perencanaan Perumahan dan Lingkungan Hidup Trinidad Tobago. Shahanaz yang memakai tudung itu adalah pemenang pertama pertandingan menulis dengan tema “Mengelola Pemukiman liar di Trinidad Menuju Pembangunan Berkelanjutan” peringkat sekolah menengah yang diadakan oleh kerajaan pada bulan Disember 2009. Berita kemenangan Shahanaz ini disiarkan oleh sebuah media masyarakat Islam Caribbean. Potret Shahanaz adalah potret betapa kini kemajuan masyarakat Islam minoriti Trinidad Tobago sudah patut dibanggakan. Tentu itu hanyalah gambaran kecil saja. Banyak kemajuan lain yang sudah dipetik umat Islam di Trinidad Tobago dan kawasan Caribbean secara umumnya. Di Caribbean, kepulauan berisi 24 negara kecil yang terkenal indah itu, boleh dikatakan Islam bukanlah isu utama. Hanya ada sekitar 400 ribu orang pemeluk Islam di 24 negara di kawasan tersebut. Jumlah tersebut memang kecil jika dibandingkan populasi 40 juta orang penduduk Caribbean. Di Trinidad Tobago sendiri hanya ada 6 – 8 peratus muslim di antara penduduk yang berjumlah 1.3 juta penduduk. Ahmad Khan, ketua Islamic Missionaries Guild International, sebuah lembaga keagamaan yang berkedudukan di Guyana, menjelaskan, jumlah umat Islam di kepulauan Karibian tersebar di sejumlah negara di kawasan ini, iaitu Barbados, Grenada, Dominika, Puerto Rico, Kepulauan Virgin, dan Jamaika. Tumpuan tersebarnya umat Islam berada di Guyana dengan populasinya mencapai 120 ribu orang. Adapun di Trinidad dan Tobago terdapat sekitar 100 ribu orang. Meski bukan yang terbesar, Trinidad lah pusat keislaman kawasan ini. Kegiatan peringkat antara bangsa mengenai Islam sering dilangsungkan di sana. Raja Arab Saudi, Muhammad ibn Faisal, umpamanya, pernah datang ke Trinidad untuk menghadiri sebuah persidangan dakwah. Trinidad Tobago terletak di bahagian selatan Caribbean. Negara ini memiliki aneka ragam budaya dari masyarakat yang berbagai budaya yang dilingkupi sikap bertimbang rasa, pembauran agama dan kebudayaan sebagai bahagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Selain Islam, dua agama terbesar lainnya adalah Kristian dan Hindu. Negara kepulauan yang pada awalnya diduduki bangsa Sepanyol, Inggeris, dan Perancis ini amat kuat dipengaruhi sejarah perhambaan dan buruh kasar (kuli kontrak). Keduanya memberi sumbangan terbesar bagi keragaman budaya di Trinidad. Adalah dua orang tokoh agama, iaitu Nizam Mohammed yang merupakan mantan ahli politik serta Noor Mohammed Hassanali yang giat meningkatkan syiar dan menyebarkan Islam. Sumbangan mereka dalam berdakwah di masjid-masjid telah membangkitkan ghairah (semangat) keislaman di kalangan kelompok Islam. Tahun lalu, kedua tokoh ini diamanah memberikan khutbah raya Aidilfitri. Ribuan umat Islam (dikatakan mencapai 4 ribu orang) memenuhi lapangan besar di Jean Pierre Cultural Complex di Port-of-Spain, ibu kota Trinidad Tobago. Secara umumnya ada dua generasi Islam di Trinidad sekarang. Pertama, yang masih memegang teguh tradisi yang dipandang sulit menerima Islam yang dinamik. Sedangkan, kelompok kedua adalah generasi muda yang lebih moden.
Awal Islam
Islam pertama kali datang ke Trinidad Tobago saat pemerintah penjajahan Inggeris membawa para hamba dari Afrika Barat untuk bekerja di ladang-ladang tebu. Hingga tahun 1802, jumlah mereka telah mencapai 20 ribu orang. Tahun 1830-an, orang Islam asal Afrika ini menetap di Port of Spain. Kebanyakan tidak boleh membaca dan menulis, namun mereka terorganisasi berkat peranan Muhammad Beth, yang telah membeli kebebasannya dari perhambaan. Mereka tetap mempertahankan agamanya, bergiat di banyak bidang, dan secara berpeluang kembali ke kampung halaman di Senegal. Inggeris kemudian membawa para buruh dari India pada tahun 1845 sebagai tenaga murah setelah sistem perhambaan dihapuskan. Orang dari Indialah yang dinilai paling berjasa dalam meletakkan dasar-dasar institusi Islam di Trinidad.Kegigihan orang-orang Islam India ini mereka tetap mempertahankan agama Islam yang mereka peluk di India menjadi tenaga yang menumbuhkan Islam di Trinidad. Meskipun miskin, mesti menjalani waktu-waktu kerja yang panjang, dan perlakuan tidak manusiawi daripada majikan, mereka tetap dapat mendirikan sejumlah masjid dari waktu ke waktu di berbagai daerah. Pada tahun 1893 umat Islam di sini membentuk diri menjadi organisasi Islam pertama bernama ‘Asosiasi Guardian Islam’. Kemudian pada tahun 1904, organisasi ini mendirikan Masjid pertama di Trinidad Victoria terletak di kampung dekat San Fernando. Kelompok Islam kemudian terus meningkat, demikian pula jumlah masjid dan organisasi Islam lainnya. Selain Afrika dan India pendatang dari Timur Tengah termasuk Indonesia, Pakistan, juga turut berjasa membawa Islam ke sana. Para pendatang ini turut membangun bidang pertanian dan perdagangan yang kesannya membangun ekonomi Trinidad. Sejarah mencatat, sebelum Trinidad menemukan sumber minyak pertamanya, ekonomi di wilayah itu telah pesat berkat pendatang Islam inilah. Sumbangan itu tetap berjalan sampai sekarang. Sebuah akhbar harian Trinidad menyatakan alasan mengapa banyak warga memilih Islam antara lain kerana tertarik dengan keseimbangan antara bekerja dan ibadat yang diajarkan Islam. Mereka yang tadinya tidak mempunyai pekerjaan, setelah masuk Islam, menjadi giat bekerja dan tidak lagi bermalas-malasan. Sebab, agama Islam mengajarkan bahawa orang-orang yang rajin bekerja akan mendapatkan balasan pahala yang besar. Hal ini terkesan pada makin meningkatnya kualiti kehidupan di kalangan masyarakat kepulauan Karibian.
Seterusnya dapatkan Hidayah Mei 2010 di pasaran...
Tuesday, May 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment