Thursday, March 13, 2014

Hidayah Mac 2014

Hidayah keluaran Mac 2014 sudah beredar di pasaran.  Pastikan anda  tidak ketinggalan memilikinya. Dapatkan segera  sebelum kehabisan... Beli 2 naskhah...satu untuk  anda satu lagi berikan pada jiran...!

Kami himpunkan berbagai kisah-kisah menarik khusus buat tatapan anda untuk dijadikan iktibar. Isi kandungannya masih padat, cukup menawan sesuai dibaca semua lapisan masyarakat...Segera ke kedai-kedai buku berhampiran untuk mendapatkannya!

Senaskhah cuma RM3.90 sahaja

Iklankan Apa Saja


Salam Kami

ASSALAMUALAIKUM WR.WBT.
SEGALA puji dan syukur ke hadrat  Allah s.w.t. serta salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w. Dunia artis adalah dunia yang penuh ‘glamour’. Dunia yang penuh puja dan puji. Dunia yang penuh suka dan duka. Dari manusia awal mengenal hiburan hingga kini dan menjelang kiamat, dunia hiburan akan terus mengelabui mata para peminatnya hingga ajal memanggil. Artis dimana-manapun memainkan peranan dalam menerajui hiburan yang tak pernah habis-habis ini. Ianya menguasai hampir seluruh kehidupan masyarakat melalui media cetak dan media letronik sampai ke bilik tidur hampir setiap rumah. Hebatnya artis ianya disokong dan dilambung-lambung oleh para wartawan hiburan melalui kolom masing-masing di media akhbar, majalah dan tv. Maka terbuailah artis dalam dunia glamour ini. Yang artis lelaki dengan cara dan gaya ‘hansemnya’, artis perempuan pula dengan gaya seksinya selak sana, selak sini. (Baca ruangan PAK SYEIKH halaman 122) Namun kita mengajak berhenti sejenak bermuhasabah diri. Sejauh manakah dunia gemilang penuh warna warni itu dapat memberi manfaat apabila kita (artis) sudah berada di alam akhirat nanti. Muaz bin Jabar r.a. berkata, Nabi s.a.w. bersabda: “Tidak dapat bergerak kaki seorang hamba sehingga ditanya tentang empat hal: Umurnya digunakan untuk apa sampai habis. Dan badannya dalam apa ia rosakkan. Dan ilmunya apa ia pergunakan (apakah diamalkan). Dan hartanya dari manakah dia dapat dan kemanakah ia keluarkan (belanjakan).” Astaghfirullah...! Beratlah lidah untuk menjawabnya dan anggota badanlah nanti yang berkata-kata. Inilah tubuhku yang kudedah-dedahkan untuk memikat peminat. Inilah tanganku yang memeluk anak isteri orang demi dunia seniku dan sumber rezekiku... dan sebagainya.
Marilah kita bermuhasabah diri masing-masing (artis dan kita-kita ini juga). Ingatlah mati yang datang bila-bila masa saja. Dengarlah kata-kata motivasi berikut ini. Abu Bakar Al-Wasithi berkata: “Keuntungan yang besar itu dalam tiga hal: Hidup, mati dan kiamat. Adapun keuntungan hidup iaitu bila digunakan dalam taat kepada Allah, dan keuntungan mati bila ia mati dalam kalimah syahadah dan keuntungan hari kiamat bila bangkit dari kubur disambut dengan berita bahawa syurga tersedia untuknya.” Subhanallah! Mahunya kita berada dalam golongan seperti itulah, amin. Betapa beratlah kalam ini untuk menulis di ruangan ini. Namun demi kesempatan berdakwah yang dibenarkan semoga apa yang dipaparkan dapat menjentik hati para insan dalam mengilap keimanan masing-masing. Semoga ruangan ini me
Wasalam!

Pengarang
Suhaimi Hamid
njadi saksi kepada diri saya di akhirat kelak bahawa saya telah menyampaikan nasihat kepada mana-mana yang berkenaan semata-mata untuk mendapat keredhoanMu Ya Allah. Terima kasih kepada para pembaca budiman dan kita bertemu lagi dalam keluaran akan datang, InsyaAllah.

Khasiat Air Laut Dan Air Hujan

TELAH diterangkan satu hadis yang positif dari Nabi s.a.w., bahawa baginda menjelaskan tentang laut itu dalam sabdanya: “Air laut itu suci dan bangkainya halal.” Allah telah menjadikan air laut itu masin pahit demi untuk kemaslahatan yang sempurna bagi penghuni daratan, manusia, dan haiwan. Sebagaimana di darat, di laut pun banyak yang mati di sana tanpa dikubur. Seandainya air laut itu manis, maka sudah barang tentu semua bangkai yang ada di dalamnya itu akan membusuk sehingga akan binasalah alam. Namun dengan kebesaran hikmah Allah s.w.t., dijadikan-Nya-lah dunia ini dilemparkan ke dalamnya, dia tidak akan berubah. Itulah hikmah dijadikannya air laut itu masin. Adapun faktor yang menjadikannya masin itu adalah tanahnya yang masin. Mandi air laut itu berguna untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit yang nampak dari luar, sedangkan meminumnya itu berbahaya bagi kesihatan, sebab dia dapat menyebabkan rasa mulas, kembung dan dahaga. Jikalaupun terpaksa harus minum air laut, maka hendaklah dijadikan tawar dahulu dengan jalan, dididihkan dalam satu periuk yang atasnya ditutup dengan kain bersih, kemudian setelah wap air itu telah banyak terkumpul pada kain, maka perahlah. Lakukan berkali-kali, sebanyak yang diperlukan.
Sementara itu di dalam Al-Quran disebutkan tentang air hujan ini di beberapa ayat. Dia merupakan seutama-utama air dan sehalus-halusnya, dan yang paling bermanfaat serta paling berkat. Sekalipun asalnya air itu bersifat DINGIN LEMBAB, namun pengaruhnya berubah-ubah sesuai dengan hal-hal yang mengakibatkan perubahannya. Air yang terbuka arah ke utara dan tertutup dari arah lainnya, adalah dingin dan di dalamnya ada sifat kering yang berasal dari angin utara. Demikian pula pengaruh arah angin lainnya. Sedangkan air yang berasal dari sumber lombong, maka dia pun mempunyai sifat sesuai dengan lombong itu dan memberi pengaruh terhadap badan. Air tawar sangat bermanfaat bagi orang sakit dan orang sihat. Dan air tawar yang dingin lebih bermanfaat dan lebih lazat. Namun dia kurang baik diminum pada waktu-waktu tersebut berikut ini; sebelum makan, sesudah bersenggama, bangun tidur, sesudah mandi air hangat, sesudah makan buah-buahan.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Makhluk Bercahaya Mengkhabarkan Kematiannya.

KEMATIAN seseorang itu tak dapat diramalkan bila datangnya; kadang-kadang-kadang saat tidur, bekerja, berjalan, berlari, berolah raga atau saat makan dan minum. Namun, dari sekian kematian yang pernah saya dengar, kematian seseorang yang dikisahkan dalam cerita ini termasuk agak ganjil. Bukan sebab kematiannya, tetapi proses penemuan jenazahnya. Sebabnya, jenazah itu ditemukan setelah keluarga korban mendapat khabar dari seorang makhluk bercahaya di malam hari. Siapakah makhluk bercahaya itu? Berikut kisahnya: Sebut saja namanya Ardina. Dia seorang mahasiswi jurusan pertanian di sebuah universiti ternama di Lampung. Sebagai mahasiswi, ia dikenal sangat ramah kepada siapa pun, baik itu keluarga atau teman-temannya. Ia juga sangat rajin beribadah dan mempelajari agama Islam. Jika tidak ada waktu kuliah, waktu luangnya dimanfaatkan untuk mengikuti pengajian di dekat rumahnya. Ia juga gemar membaca buku-buku sejarah Islam mahupun kehidupan Nabi Muhammad s.a.w. Selain itu, Ardina juga sangat rajin solat wajib atau sunnah, sering berpuasa Isnin-Khamis juga puasa sunnah lainnya. Sejak kecil, Ardina memang dididik taat beragama dan selalu ingat akan kewajipan seorang muslimah. Ayahnya memang dikenali sebagai ustaz yang sering mengisi acara di berbagai pengajian. Selain itu, ayahnya juga seorang peniaga di pasar.
Dalam pergaulan, Ardina dikenali sebagai muslimah yang tertutup kepada pemuda-pemuda di sekitarnya baik dengan teman kuliahnya mahupun tetangganya di rumah. Baginya, mereka hanya teman diskusi jika ada tugas kuliah atau sebagai tetangga. Ardina tidak pernah berfikir masalah ‘cinta’ hingga ia tak pernah memiliki teman lelaki kecuali hanya ta’arruf (perkenalan) biasa.

Tugas Penelitian
Suatu saat, Ardina dan teman-temannya mendapat tugas dari pihak pensyarahnya untuk meneliti tentang perkebunan di bawah kaki Gunung Tanggamus, salah satu gunung yang berada di daerah Lampung. Sebelum berangkat, si ayah menasihatinya, “Ingat ya, Nak, kamu jangan lupa solat, dan selalu ingat Allah di manapun kamu berada.” “Ya pak, Dina sudah bawa telekong sama al-Quran kecil ini, jadi kalau belum ada tugas apa-apa boleh baca-baca al-Quran,” jawab Ardina. Pendek kata, Ardina dan teman-temannya pun sampai di sebuah desa dekat perkebunan di kawasan Pergunungan Tanggamus, hampir ketika waktu maghrib datang. Mereka pun beristirahat dan solat Maghrib berjemaah. Saat itu hari sedang hujan lebat (bahkan sejak mereka berangkat), hingga malam pertama Ardina melaluinya dengan cuaca amat dingin dan hanya tidur saja di sebuah rumah yang memang disediakan warga untuk tetamu dari kota. Keesokan harinya, hujan masih terus membasahi desa tempat Ardina tinggal, tapi mereka harus menjalani tugas yang diberikan untuk pergi ke lokasi perkebunan. Kerana lokasinya cukup jauh ditambah dengan keadaan jalan yang tidak boleh dilalui kenderaan, terpaksa mereka hanya mengenakan  baju hujan untuk sampai ke lokasi. Setibanya di lokasi, hujan perlahan berhenti dan Ardina serta kawan-kawannya pun bersyukur. Perkebunan tampak sepi, tak terlihat seorang pun di sana, hanya terlihat tanaman sayur-sayuran. Mereka pun asyik membuat laporan, menyusun tugas-tugas yang dilakukan masing-masing, namun tiba-tiba hujan kembali turun di perkebunan dengan agak lebat. Ardina yang waktu itu sudah jauh dari teman-temannya, terpaksa berteduh sendirian di bawah pohon besar yang dekat dari tebing yang cukup tinggi.

Tanah Runtuh
Hampir setengah jam Ardina berteduh, namun hujan tak juga berhenti. Tiba-tiba sebuah kejadian di luar dugaan itu terjadi, tebing tinggi di belakang Ardina pun mendadak runtuh dan menimbun apapun yang berada di bawahnya termasuk Ardina. Akibatnya, Ardina yang pada waktu itu tengah berzikir pun tertimbun tanah runtuh. Sementara kawan-kawan yang lain pun tergamam ketika kejadian tanah runtuh yang mereka lihat, tak jauh dari tempat mereka, tiba-tiba semakin hampir. Mereka pun berlarian, namun salah seorang dari mereka sedar kalau ternyata ada yang kurang dari anggota pasukan mereka. “Eh...Ardina mana?” tanya Devi.
“Iya, bukannya dia tadi berteduh di bawah pohon,” ujar Susi sambil menunjuk ke arah tenggara.
Mereka terkejut ketika pohon tempat Ardina berteduh sudah tidak ada lagi. “Astaghfirullah!!! Jangan-jangan!!!” ujar Susi “Sudah! Kita jangan menduga-duga. Sebahagian dari kita ada yang mencari Ardina sedang yang lain memberitahu warga tempatan agar dapat membantu kita mencari Ardina dan ada yang menghubungi kampus tentang kejadian ini,” ujar Intan sebagai ketua kumplan pelajar tersebut.
Mereka pun segera ke lokasi di mana tempat terakhir mereka melihat Ardina. Tak lama kemudian, warga pun berdatangan untuk mencari Ardina. Keluarga Ardina pun dihubungi dan mereka terkejut atas kejadian tersebut.  Ardi, abang Ardina yang tertua dan sudah berkeluarga pun bersama ayahnya berangkat ke lokasi, sementara Irma, isteri Ardi, disuruh menginap di rumah mertuanya untuk menemani ibu Ardina yang sendirian. Kakak Ardina yang nombor dua, Milla, tak dapat dihubungi kerana ia ikut suaminya tinggal di Jakarta.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Tragedi Menimpa Anak Derhaka

Tengah malam, suasana perkampungan Jambon sudah senyap. Hampir semua warga lelap dalam tidurnya. Semua terbuai dalam mimpi. Kalau pun ada tanda kehidupan yang mendatangi setiap malam, paling suara alam; cengkerik yang mengerik di balik rerumputan dan suara belalang di pepohonan. Di satu sudut kampung, terlihat beberapa pengawal kampung di pos ronda yang sedang asyik berbincang. Kopi panas menemani masing-masing penjaga di sampingnya. Mereka memang bertugas menjaga keamanan kampung secara bergiliran. Ada yang bertugas di pos, ada pula yang berkeliling kampung memastikan keamanan persekitaran. Tiba-tiba saja, dari kejauhan, tampak bayangan bergerak perlahan. Salah seorang petugas ronda melihatnya. Namun ia belum dapat memastikan siapa gerangan yang datang itu. Semakin mendekat, makin tampaklah bahawa sosok dari kejauhan tadi adalah Joni. Pemuda itu melangkah gontai. Jalannya hoyong hayang. Beberapa kali ia terjatuh dan segera bangun. Mereka yang ada di pos ronda sudah menduga apa yang terjadi dengan Joni. Pastilah ia sedang mabuk teruk, usai pesta minuman keras bersama teman-temannya. Mereka membiarkan saja, sudah biasa melihat pemuda tersebut pulang larut malam dalam keadaan mabuk-mabuk begitu. Jika diingatkan malah khuatir Joni membuat suasana kampung gempar di tengah malam. Mereka faham bahawa orang yang satu ini akan mengamuk bila diusik. Terlebih sifat buruknya itu muncul bila ia dalam keadaan mabuk begitu. Dulu, Joni seringkali diingatkan, namun bukannya berterima kasih, ia malah menunjukkan penentangannya. Sehingga mereka menganggap percuma saja. Yang terpenting, ia tak membuat kekecohan di kampung. Itu sudah cukup. Sampai di rumah, Joni mengetuk kuat pintunya. Sementara penghuni rumah begitu nyenyak dalam tidurnya. Belum ada yang membuka pintu, membuat lelaki tersebut marah-marah. “Buka pintulah! Cepat-cepat!” teriaknya. Tentu saja, teriakan keras itu mengejutkan Aminah (Ibu Joni, 53 tahun). Begitu pintu dibuka, Joni langsung menerobos masuk. Tanpa basa-basi, tanpa menegur ibunya. Ibunya diam saja, hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah anaknya yang biadab sedemikian rupa. “Jo, apa kamu tak punya adab ke... Ibu sudah membukakan pintu. Bukannya disapa dengan ramah tapi malah menunjukkan sikap kurang ajar,” kata Titi (kakak Joni), yang ikut terbangun tadi. “Ah peduli apa aku.” “Apa tidak takut berdosa kamu?” “Aku tidak takut,” jawab Joni tajam sambil membanting pintu bilik tidurnya. Si ibu menyaksikan keangkuhan anaknya. Ia hanya mampu mengelus dada sambil berucap istighfar bberapa kali.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Duka Seorang Jemaah Haji Gunakan Arak

SUNGGUH kebahagiaan yang sukar digambarkan apabila seseorang menerima undangan Allah untuk mengunjungi RumahNya di Tanah Suci. Pasti gembira dan bahagia sekali. Inilah yang terjadi dengan Abdullah. Dia seorang lelaki berakhlak baik dan tidak memiliki masalah dalam hablum minannas. InsyaAllah juga, tidak dalam hablum minallah. Abdullah tidak ada bedanya dengan hamba-hamba Allah lain yang sangat berkeinginan menerima undangan Si milik dan Pengatur alam semesta ini. Jika Abdul Manan pada tahun lepas menerima undangan Allah, maka sebelum Abdul Manan memenuhi undangan itu, dia menyatakan akan berdoa di tempat-tempat mustajab untuk para kerabat dan handai taulan, agar tahun depan dipanggil sebagai tetamu Allah Azza wa Jalla. Banyak jemaah yang mengamini ucapan Abdul Manan saat dirinya diminta memberi sambutan ucapan ringkas selepas solat Jumaat. Tak terkecuali didoakan termasuk Abdullah.
Oleh sebab itu, Abdullah pun mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Bahkan, seusai Abdul Manan mendoakan kerabat dan handai taulan, dia pun mulai bersiap sedia. Mengumpulkan data-data perjalanan haji, mencari buku-buku panduan haji, buku manasik haji dan juga menjalin kedekatan dengan para pembimbing haji untuk mendapatkan nasihat dan bimbingan ibadah haji yang harus dilakukan secara benar. Tentunya, Abdullah juga tak akan melupakan masalah dana hajinya. Diringkaskan kisah, doa yang dipanjatkan kerabatnya, Abdul Manan, dimakbulkan Allah s.w.t. Abdullah gembira sekali saat namanya tercatat sebagai calon jemaah haji di tahun ini. Seluruh rangkaian persiapan pun dilakukan. Abdullah benar-benar ingin siap sedia lahir dan batin. Dan ketika hari itu sudah semakin dekat, dia pun tak lupa berdoa agar pejalanan hajinya tak mengalami rintangan dan bakal memperolehi haji mabrur.

LUKA BERNANAH DAN BERBAU
Manusia hanya mampu berkeinginan, dan Tuhan yang menentukan. Demikian pula dengan Abdullah pun. Sebuah ujian menimpa ibadah haji Abdullah. Suatu hari, seraut duri merintangi perjalanannya dan dia terluka. Abdullah meradang kerana lukanya tak sembuh-sembuh. “Ya Allah, mengapa hal ini harus terjadi? Mengapa tiba-tiba kaki ini terluka dan lukanya semakin membesar, bernanah dan berbau? Apa salah hamba, Ya Allah?” Tangis penyesalan dan bayang-bayang kesalahan masa lalu saling tumpang tindih. Perasaan ingin beribadah seperti jemaah lain semakin menambah kesedihan di hati Abdullah. Yang semakin menambah kesedihannya adalah luka bernanah di kaki dan berbau busuk itu telah membuat ruangan yang seharusnya diisi bersama jemaah lain, menjadi begitu senyap. Abdullah sering kali sendirian berada di ruangan itu. Abdullah maklum. Jemaah haji yang satu bilik dengannya pasti tidak kuasa mencium bau busuk yang berasal dari luka bernanah di kakinya. “Astagfirullah! Bau apa ini? Mengapa ruangan ini jadi berbau busuk?” ucap seorang jemaah perlahan. Ucapannya ditujukan kepada jemaah di sebelahnya. “Iya. Saya juga tidak tahan menciumnya. Lebih baik kita berada di luar bilik saja,” sahut rakan jemaah lainnya. Begitulah. Satu persatu penghuni bilik yang juga ditempati Abdullah keluar, mereka memilih beribadah sunnah di luar bilik, seperti solat sunnah di masjid terdekat atau ibadah-ibadah sunnah lainnya. Abdullah merasa sangat iri hati pada rakan-rakan jemaah itu. Dia menyalahkan dirinya dan selalu bermunajat kepada Allah, agar dirinya diberi jalan keluar, diberi petunjuk untuk dapat mengatasi cubaan ini.

TANGIS ISTIGHFAR
Tak perlu ragu dengan keadilan yang disandang Yang Maha Adil. Tak perlu disangsikan kasih sayang yang dimiliki Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tanah suci, tempat para manusia memenuhi undangan Ilahi, adalah bumi dimana ketulusan doa selalu didengar dan terijabah. Suatu waktu, Ustaz Abdul Razak berkunjung ke ruangan di mana Abdullah bertempat. Kedatangan ustaz sebenarnya hanya ingin bersilaturahim, sekaligus ingin mengetahui kemana saja Abdullah. Dirinya tak pernah terlihat berada bersama rombongan jemaah lainnya. Ketika Ustaz Abdul Razak memasuki ruangan. Dia sungguh merasakan sesuatu yang lain dari ruangan itu. Di samping tiada jemaah lain kecuali Abdullah, ruangan itu sangat tidak sedap. Bau busuk dan hamis. Ustaz memberi salam dan mendekati Abdullah. “Mohon maaf, saya baru sempat datang ke ruangan ini, itu pun kerana tidak melihat keberadaan tuan di antara jemaah lain. Ada apa sebenarnya?”
Abdullah menangis sambil memperlihatkan kakinya yang luka besar, bernanah dan sangat bau.
“Oo... rupanya bau itu berasal dari kaki tuan. Apa sebabnya terjadi?” tanya Ustaz Abdul Razak.
“Saya tidak mengerti Ustaz,” Abdullah tertunduk, seolah menyembunyikan air mata yang terus mengalir. “Kaki ini tiba-tiba luka dan lukanya semakin membesar, bernanah dan sangat berbau,” tambah Abdullah.
Ustaz Abdul razak mengelus bahu Abdullah. “Bersabarlah, ini adalah bahagian dari ujian untuk tuan,” nasihat Ustaz Abdul Razak yang lebih muda dari usia Abdullah.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Ayat Al-Quran Dalam Kromosom Manusia

PERNAHKAH terlintas dalam pemikiran kita bahawa ada ayat-ayat suci al-Quran dalam tubuh kita? Pasti tidak pernah terbayang. Memang kita seringkali melihat berbagai kejadian aneh di alam, seperti lafaz Allah di atas awan atau lafaz tahlil di sebuah pohon. Kita pun hanya mampu mengkaguminya. Tapi, tahukah anda? Sesungguhnya dalam tubuh kita, tepatnya dalam kromosom, terdapat sebuah struktur yang kalau dirangkai akan membentuk ayat-ayat suci al-Quran. Adalah Dr. Ahmad Khan yang telah menemukan teori yang menakjubkan tersebut. Beliau adalah lulusan Duke University dengan kepujian Summa Cumlaude (sempurna). Sekitar empat belas tahun yang lalu, ia telah menggemparkan dunia keilmuan, khususnya Islam, perihal penemuannya bahawa terdapat ayat-ayat al-Quran dalam kromosom manusia. Pertanyaannya: bagaimana ia boleh meneliti sejauh itu dan apa yang menginspirasinya sehingga mahu meneliti lebih jauh tentang kromosom manusia? Sejarah ini bermula saat Ahmad Khan mendengarkan khutbah Jumaat. Saat itu khatib memetik sebuah ayat 53 dari surat Fushshilat, (bermaksud) “Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahawa ini adalah kebenaran.” Ahmad Khan tersentuh dengan ayat tersebut. Di situ dijelaskan bahawa ayatinaa (ayat-ayat Allah) juga terdapat dalam tubuh manusia, tidak saja dalam alam raya. Fakta ini menstimulasi Ahmad Khan untuk berfikir dan menduga-duga tentang kemungkinan adanya ayat-ayat al-Quran dalam tubuh manusia. “Ada kemungkinan ayat al-Quran merupakan bahagian dari gen manusia,” ujarnya. Dengan kata lain, katanya, ayat-ayat Allah (dimungkinkan) juga terdapat dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia, tidak saja tertulis dalam Lauh Mahfudz dan lembaran kertas yang sering kita baca setiap saat. Dr. Ahmad Khan pun kemudian mulai melakukan penelitian. Kebetulan, setelah kerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan projek dari pihak berkuasa. Awalnya, projek tersebut sebenarnya untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia, namun Dr. Ahmad Khan kemudian mengalihkan pada objek lain, iaitu kromosom manusia. Dr. Ahmad Khan berusaha keras menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada kromosom manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Al-Quran. Akhirnya, pada 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama “Bismillah ir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq” (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan!). Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-’Alaq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira’. Anehnya, setelah penemuan ayat pertama tersebut, ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat al-Quran. Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kod-kod genetika rantai kodon pada kromosom manusia iaitu; T, C, G, dan A. Masing-masing kod Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan. Dengan hasil penelitiannya itu, Dr. Ahmad Khan pun kemudian mengkritik suatu pendapat tentang DNA yang tidak boleh memproduksi protein, yang kemudian dikenal dengan istilah Junk DNA atau DNA sampah. Menurut Ahmad Khan, Junk DNA tersebut justeru untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir. Sebagaimana disindir oleh Allah, Afala tafakkaruun (apakah kalian tidak mahu bertafakur atau menggunakan akal fikiran?)

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Peristiwa Nabi Musa Meninggalkan Mesir

SUATU hari, Nabi Musa a.s. keluar dari istana dan menelusuri ibu kota Mesir. Di ibu kota, dia dikejutkan oleh dua orang yang sedang bertengkar. Seorang dari Bani Israil, seorang lagi dari keluarga pemerintah Mesir. Saat melihat Musa, orang dari Bani Israil itu pun meminta pertolongan. Musa berjalan mendekati tempat kejadian. Orang dari keluarga penguasa Mesir mencegah Musa untuk terlibat, “Kau tak ada urusan dalam hal ini, pergilah! Jika tidak, aku boleh memukulmu!” Seketika itu Musa marah, lantas memukul orang tersebut. Orang itu mati. Musa sedar; bahkan merasa bersalah. Dia tidak bermaksud membunuh orang itu, hanya ingin menolong kaumnya. “Ini adalah perbuatan syaitan, sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhan-nya)” (QS. Al-Qashash: 15). Musa kemudian memohon ampunan, “Ya, Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, kerana itu ampunilah aku.” (QS. Al-Qashash: 16).

***

Setelah itu, Musa dicengkam cemas. Beliau khuatir Firaun tahu. Padahal jika Firaun sampai tahu, ia pasti murka dan berang. Hari berlalu. Musa bertemu lagi orang keturunan Bani Israil tersebut lagi sedang bertengkar. Tatkala melihat kehadiran Musa, orang itu kembali berteriak meminta pertolongan, “Hai Musa, tolonglah aku.” Musa bukan tak mahu menolong, tetapi kematian orang Mesir itu membuat Musa tak mahu menolong lagi orang yang berdosa. Musa marah. Ia membentak orang dari Bani Israil itu “Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata (kesesatannya).” (QS. Al-Qashash: 18). Musa kemudian mendekati. Orang dari Bani Israil ketakutan, lalu berkata, “Hai Musa, apakah engkau bermaksud membunuhku sebagaimana engkau kelmarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tidaklah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian.” (QS. Al-Qashash: 19).
Orang-orang mendengarnya. Mereka tahu Musa orang yang membunuh orang dari golongan Firaun. Musa kemudian lari. Berita itu pun tersebar, dan  sampai ke telinga Firaun dimana ia  segera mengerahkan tentera untuk mencari Musa. Mujurlah, sebelum tentera Firaun menemukan Musa, ada orang yang menolong, dan meminta Musa jalan tebaik meyelamatkan dirinya ialah meninggalkan Mesir, “Pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.” (QS. Al-Qashash: 20).

***

Dengan hati cemas, Musa melangkah, meninggalkan Mesir ketika gelap seraya berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.” (QS. Al-Qashash: 21). Musa lantas menghadapkan arah ke negeri Madyan, dan meminta perlindungan, “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.” (QS. al-Qashash: 22)  Musa melewati banyak gurun. Berhari-hari, dia berjalan hingga sampai ke Madyan - pertengahan antara Hijaz (Arab Saudi) dan Mesir yang tidak berada di bawah kekuasaan Firaun, di pantai timur teluk ‘Aqaba. Matahari hampir tenggelam sewaktu Musa tiba. Musa letih. Beliau duduk di sebelah sumber air (telaga) tempat orang mengambil air untuk memberi minum binatang ternak. Kerumunan orang berdesakan berebut air. Musa melihat dua orang wanita yang menunggu kerumunan itu. Tapi, keadaan tak kunjung sepi. Musa mendekati kedua wanita itu, Lana dan Shafura “Apa maksudmu (dengan berbuat begitu)?” (QS. Al-Qashash: 23). “Kami tak mampu bersaing dengan kaum lelaki, dan para pengembala yang lain. Kerana itu, kami menunda memberi minum kambing-kambing kami.”

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Putera Mahkota Dan Darwis

Malam sedang menyelimuti kota, tapi di dalam istana Putera mahkota Tujuh Kerajaan justeru terang benderang; lilin-lilin dengan wangi mawar dan kesturi menerangi persekitaran. Tampak, para pelayan menyiapkan jamuan minum untuk putera mahkota. Seseorang sedang mengurutnya untuk mengembalikan kebugaran dan kesegaran tubuhnya setelah seharian tidur. Putera Mahkota itu memang dikenal sebagai bintang di pesta-pesta malam, tapi redup di siang hari lantaran sepanjang siang digunakan untuk tidur. Untuk itu, seorang menteri diperintahkan untuk mengurus kerajaan di siang hari. Putera mahkota beranjak dari tempatnya dan berkata, “Aneh, aku tidak pernah melihat taman ini di siang hari, bagaimana bentuknya saat terkena sinar matahari.” “Tanpa Tuanku, siang hari taman itu tampak gersang,” jawab si pelayan dengan nada membodek. Putera mahkota menghabiskan segelas minuman, kemudian melihat sekeliling. Tak berapa lama, panglima menghadapnya.“Tamu-tamu kita sudah lapar. Cepat sajikan makan malam!” perintah putera mahkota pada para pelayan. Pelayan bergerak cepat seperti anak panah dan menghilang di balik pintu. Makanan mulai dihidangkan. Lapan orang laki-laki membawa empat talam besar terbuat dari perak. Di setiap piring ada empat daging kambing bakar masak berempah yang lazat, diletakkan di atas gundukan nasi dengan rempah-rempah dan bumbu lainnya. Sambil menunjuk hidangan, putera mahkota berkata, “Jangan penuhi perut kalian dengan makanan ini, kerana yang datang nanti jauh lebih enak.”

Tamu Tak Diundang

Pesta pun berlangsung. Muzik dimainkan. Putera mahkota ceria menikmati pesta. Namun saat putera mahkota hendak menyantap sepotong daging kambing, mendadak muncul seekor anjing menggonggong yang tak diketahui dari mana datangnya. Tangan putera mahkota yang sedang memegang daging pun tertahan.
“Hah... anjing di istana? Dari mana dia datang?” Seketika para hadirin yang sedang asyik makan ikut tertahan. Saat itulah, dengan tangkas, haiwan itu melompat, menyambar potongan daging di tangan putera mahkota dan langsung menelannya sebelum mendarat di lantai. Setelah itu ia mengibas-ngibaskan ekor dan menggoyang-goyangkan badannya. Peliknya putera mahkota tak marah, sebaliknya tertawa. Malahan kali ini, ia mengiris sepotong daging dengan ukuran agak besar, lalu melemparkan ke udara. Anjing itu menyambarnya dan menelannya. Namun tiba-tiba saja haiwan itu menoleh ke belakang. Semua mata ikut tertuju pada apa yang dilihat anjing. Ternyata dari kegelapan taman, ada sesosok bayangan yang semula tak seorang pun tahu sebelum bayangan itu mendekat tersorot cahaya lampu. Sosok itu adalah seorang darwis (sufi pengembara) yang mengenakan pakaian berbahan bulu domba kasar. Tangannya memegang tongkat panjang seperti penggembala. Darwis itu menghampiri anjingnya dan berkata, “Kenapa engkau mengikuti aroma kambing panggang ini dan kulihat engkau makan dari tangan selain tanganku? Apakah kau ingin mencari tuan yang baru?” Tawa putera mahkota meledak. Anjing itu berhenti mengibaskan ekornya, lalu duduk di dekat kaki tuannya, seolah menyesali perbuatannya tadi. Kemudian darwis berpaling ke arah para tamu, “Maafkan kami, tuan-tuan. Anjing ini sangat kelaparan.” Panglima mengeluarkan pedang dan melangkah ke arah darwis, “Bagaimana kamu boleh masuk ke istana ini? Dan bagaimana kamu dapat melewati pos penjagaan?” Anjing itu mengeram mendengus tanda bahaya dan segera menghadang hunusan pedang sambil memperlihatkan taring-taringnya. Putera mahkota mengangkat tangan seraya berkata, “Jangan menakuti tamu darwis kita! Dia dan anjingnya adalah tamu kita malam ini.” “Siapa gerangan pemilik istana ini?” tanya darwis itu. “Pemilik istana ini adalah gembong para perompak yang sering menghadang kafilah-kafilah dan merampas harta mereka. Akulah pemilik istana itu. Apakah kamu akan memegang rahsia ini atau menyebarkannya?” jawab putera mahkota. “Tidak adakah pekerjaan lain yang Tuan lakukan selain merompak?” tanyanya. Sambil menahan tawa puteras mahkota itu menjawab, “Sekarang kau sudah tahu rahsia kami. Kau harus bergabung bersama kami atau kami akan membunuhmu. Duduklah, dan makanlah bersama kami.”

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Polis Wanita British Bertudung Selepas Peluk Islam

Kebelakangan ini sejumlah media di Indonesia heboh melapurkan wacana polis wanita memakai tudung. Ada yang setuju, ada pula yang menolaknya. Keduanya memiliki dalil dan alasan yang berbagai. Namun, jika wacana ini kemudian ditentang, terdengar ironi pula bila melirik negara-negara di Eropah yang minoritinya muslim tapi justeru mengizinkan polis wanitanya memakai tudung dan berpakaian seragam menutup aurat.
Salah satunya adalah British. Penguasa negara ini mengizinkan Polis wanita mengenakan pakaian menutup aurat. Salah satu polis wanita yang hingga kini masih mengenakan jilbab adalah Jayne Kemp. Di tengah tugasnya yang padat dan aktiviti yang tinggi, ia tidak menjadikan berjilbab sebagai halangan. Bahkan, ia merasa senang, kerana berjilbab merupakan bukti kecintaannya kepada Islam, yang baru saja ia anuti itu.
Ya, Jayne Kemp adalah seorang mualaf (saudara baru). Ia secara rasmi menjadi muslimah pada April 2012 lalu. Kepada akhbar berita di England, The Sun, ia menceritakan bahawa ia memeluk Islam bukan kerana ketertarikannya pada Islam, atau ia mencari-cari agama kemudian memperbandingkannya. Tetapi, ia menjadi muslim kerana sangat mencintai ajaran-ajaran yang dimiliki dalam agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad pada 14 abad silam. Salah satu konsep agama Islam yang ia sukai adalah Islam sangat menghargai orang dan menempatkan setiap anak manusia secara terhormat dan bermartabat. “Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling mencintai, mengasihi dan menyayangi. Kepada tetangga, kawan, bahkan kepada orang yang membenci kita sekali pun,” ungkapnya, bercerita, seperti yang ditulis The Sun. Di samping konsep sayang-menyayangi, Islam juga mengajarkan konsep hormat-menghormati. Islam mengajarkan nilai-nilai luhur seperti berbuat baik kepada tetangga, menghormati ibu bapa dan orang-orang tua, dan menyayangi yang lebih muda. Sebelumnya Jayne mengira bahawa Islam tidak menghargai kaum wanita. Wanita dalam Islam itu teraniaya dan tidak mendapat tempat yang terhormat. Ternyata semua itu adalah salah. Islam justeru sangat memuliakan kaum wanita. Islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum wanita. Nabi Muhammad s.a.w. dalam sebuah hadisnya menempatkan penghormatan seorang anak kepada ibu tiga kali ganda dari penghormatan seorang anak kepada ayahnya. Islam juga mengharuskan kaum wanita berhijab, yang tujuannya bukanlah  untuk menghalang-halangi gerak-geriknya, melainkan demi menjaga kehormatan wanita itu sendiri. Dengan berhijab, seorang wanita kian terhormat dan tidak mudah diganggu oleh kaum laki-laki. Seorang polis wanita yang cantik, kemudian berpenampilan seksi, tentu akan mudah menjadi objek jenayah. Namun, apabila seorang wanita dibalut dengan hijab, maka dengan sendirinya, wanita itu terlindungi dan tidak terdedah kepada objek seks.

Berawal dari Tugas
Jayne menceritakan bahawa aktivitinya yang padat dalam menangani kes-kes jenayah menjadi awal pertemuannya dengan Islam. Ceritanya bermula saat ia bertemu kes kekerasan rumah tangga seorang wanita di Eccles, Salford. Ia berupaya membantu wanita yang datang ke pejabatnya itu. Ketika itu, Jayne mengaku sama sekali tidak memiliki niat untuk melakukan perbandingan agama, atau mengorek-orek agama lain. Waktu itu ia sedang dihadapkan dengan kes seorang wanita, yang sedang mengalami permasalahan rumah tangga yang pelik. Wanita itu tak lain adalah seorang muslimah. Kes yang ia hadapi mahu tak mahu mengharuskannya mengetahui hal-hal yang terkait dengan ajaran Islam. “Saat itu saya tidak sedang mencari agama apapun, tetapi setiap pertanyaan yang saya jawab untuk wanita itu tentang Islam, saya hanya boleh menjawab lima saja,” kata Jayne Kemp dikutip dari Manchester Evening News. Untuk membantu mengungkap kes wanita yang sedang ia tangani tersebut, Jayne perlu mengetahui penyelesaian dan pemecahannya dalam Islam. Polis wanita berusia 28 tahun itu kemudian berdiskusi dengan seorang muslim yang ia temukan melalui jejaring sosial di Twitter. Tak cukup di dunia maya, Jayne semakin tertarik mengetahui lebih jauh tentang Islam. “Di tempat saya bekerja di Eccles, di sana ada sebuah masjid besar dan populasi muslim yang besar, jadi saya fikir saya harus mencari lebih banyak tentang kes yang membelit wanita yang ia tolong,” ujarnya. Dari diskusi-diskusi itulah ia kemudian secara perlahan mulai memahami Islam. Padahal, kala itu, ia bertanya tentang Islam kepada wanita muslim di British untuk memecahkan kes wanita yang sedang ia tangani. Tapi, lambat laun, ia justeru mulai tertarik dengan Islam. “Saya rasa saya jatuh cinta dengan Islam.” Hari demi hari yang dilalui Jayne dengan pengetahuan barunya mengenai Islam semakin membuat polis wanita itu menyukai agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad itu. Hingga akhirnya ia memutuskan menjadi seorang muslimah. Ia pun berikrar. Tak hanya ber    ikrar, sebagai bukti bahawa ia sangat benar-benar ingin mengamalkan ajaran agamanya, ia kemudian memutuskan berjilbab. Namanya pun berganti menjadi Aminah. Nama ‘Aminah’ tak lain adalah nama bonda dari Nabi Muhammad s.a.w. Ia berharap, setelah dia menjadi seorang muslimah, ia bakal menjadi seorang wanita sekaligus ibu yang melahirkan orang hebat di muka bumi, seperti Nabi Muhammad s.a.w. Keislaman Jayne diterima oleh keluarga dan rakan-rakan kerjanya. Namun, ia juga tidak akan memaksa kedua anaknya untuk masuk Islam, sebagaimana memang tidak ada paksaan untuk masuk agama Islam.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Masjid Singarajan: Kesan Syiar Islam Pangeran

Sebagai wilayah yang dulu berada dalam kekuasaan Kerajaan Islam, Banten menyimpan banyak masjid kuno dan bersejarah. Tonggak-tonggak dakwah dipasang di titik-titik tertentu di setiap sudut wilayah. Tonggak-tonggak itu tak lain adalah bangunan masjid, yang menjadi pusat dakwah sang da’i. Masjid-masjid itulah yang menjadi saksi utama perjuangan mereka. Masjid-masjid kuno yang ada di Banten hampir semuanya dibangun pada abad ke-16 sampai abad ke-19. Dikatakan kuno dan memiliki nilai sejarah kerana masjid yang ada di Banten hampir semuanya dibangun oleh orang-orang dari Kesultanan Banten.
Salah satunya adalah Masjid Singarajan, yang terletak di Jl. Raya Pontang Kp. Singarajan Rt. 02 Desa Singarajan Kecamatan Pontang Kabupaten Serang, Banten. Lokasi masjid ini sekitar 26 km dari pusat kota dan pemerintahan Provinsi Banten, ke arah utara wilayah Banten. Dalam perjalanan menuju masjid tersebut, mata kita akan terpesona dengan hamparan pesawahan Desa Singarajan yang luas. Desa Singarajan merupakan lokasi yang berdekatan dengan pesawahan dan pertambakan ikan.

Tahun 1809

Masjid ini dikenali juga dengan sebutan Masjid Pangeran Aria Singaraja. Sebutan nama ini tentu mengarah pada nama pengasasnya, yakni salah seorang keturunan sultan Banten yang bergelar Pangeran Aria Singaraja. Ia hidup pada waktu-waktu terakhir pemerintahan Kesultanan Banten, iaitu zaman pemerintahan Sultan Muhammad Rafiudin (1809-1813 M). Pangeran Aria Singaraja masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Pangeran Sunyararas di Tanara (Kecamatan Tirtayasa) yang juga mendirikan masjid di sana dengan arkitektur yang hampir mirip dengan Masjid Aria Singaraja. Dikatakan, kedua pangeran ini bertugas memimpin daerah-daerah di pesisir timur Banten. Sesuai dengan gelar Pangeran Aria Singaraja, maka kampung tempat masjid ini didirikan kemudian diberi nama Kampung Singarajan yang berasal dari kata ‘Singaraja-an’ Terdapat beberapa tulisan mengenai sejarah Masjid Singarajan yang berada di bahagian bangunan masjid. Dalam tulisan tersebut terungkap bahawa Masjid Singarajan didirikan sebagai bentuk syiar agama Islam yang memang saat itu tengah berkembang. Masjid tersebut merupakan simbol kedigdayaan keturunan Kesultanan Banten di tanahnya sendiri. Namun, sayangnya, dalam prasasti itu tidak dijelaskan mengenai keutuhan bentuk masjid tersebut, tetapi menurut salah salah seorang tokoh masyarakat sekitar, Muhamad Toha, bentuk Masjid Singarajan tidak mengalami perubahan semenjak pertama dibangun. Hanya beberapa pelengkap masjid saja yang mengalami perubahan. “Hanya mimbar Masjid Singarajan saja yang secara fizik telah mengalami perubahan total sejak tahun 1983, iaitu dari semulanya terbuat dari bahan kayu diubah menjadi tembok kekal, tetapi unsur-unsur tertentu tetap sama,” ujarnya. Pangeran Aria Singaraja pun ikut berperanan dalam penyebaran agama Islam yang akhirnya mampu menarik warga sekitar untuk mendatangi dan memakmurkan masjid sebagaimana fungsinya. “Kerana faktor berbaurnya Pangeran Aria Singaraja dalam dakwah persekitaran, maka masjid ini makin diakui keberadaannya,” katanya. Data mengenai bila masjid ini dibangun dan sejarah hidup Pangeran Aria Singaraja yang membangunnya masih sulit didapatkan, sebab masyarakat setempat hanya mengetahui sedikit saja maklumatnya mengenai siapa Pangeran Aria Singaraja tersebut. Selebihnya mereka tidak tahu-menahu tentang sejarah pembangunannya.
Namun, jika dilihat dari periode tahun pemerintahan Sultan Rafiudin, iaitu pada tahun 1809, pada tahun inilah kemudian dijadikan pendapat majoriti para peneliti di Banten sebagai tahun berdirinya Masjid Singarajan.
Dalam buku dokumentasi Cagar Budaya dan Purbakalaan yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten (2008) dan Pejabat Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten (disusun oleh Drs. H. Khaeruddin) disebutkan bahawa masjid ini memang diperkirakan dibena pada tahun 1809.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Bagaimana Orang Sakit Menunaikan Puasa?

PUASA menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu baik dari makanan atau berbicara. Menurut bahasa Arab orang menahan diri untuk tidak berbicara atau berkata-kata juga disebut berpuasa. Adapun puasa menurut agama adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya mulai dari terbitnya fajar sodiq (masuknya waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (masuknya waktu maghrib) Orang sakit boleh meninggalkan puasa. Yang dimaksud di sini adalah apabila sakit yang dideritai dapat membahayakan seseorang manakala ia harus berpuasa. Hal ini tentu dapat diketahui berdasarkan keterangan doktor yang menyebutkan bahawa penyakit akan bertambah parah atau lama sembuhnya jika ia puasa atau berdasarkan pengalamannya sendiri setiap kali berpuasa penyakitnya bertambah parah. Dalam hal ini tidak terbatas kepada orang sakit saja akan tetapi siapapun yang lagi berpuasa lalu menemukan dirinya lemah dan tidak mampu untuk berpuasa dengan keadaan yang membahayakan terhadap dirinya maka saat itu pun dia boleh membatalkan puasanya. Akan tetapi ia hanya boleh makan dan minum seperlunya kemudian wajib menahan diri dari makan dan minum seperti layaknya orang puasa. Sakit merupakan uzur puasa berdasar firman Allah: “Barang siapa diantara kamu dalam keadaan sakit atau sedang bepergian...” (QS. al-Baqarah: 185) Seseorang yang dalam keadaan sihat namun dia khuatir bila puasa akan menjadi sakit menurut ulama Hanafiyah dan Malikiyah (berbeda dari Syafi’iyah dan Hanbaliyah), dia dihukumi sama dengan orang sakit.
Demikian pula jika seseorang mempunyai dugaan kuat bila ia puasa maka akan mematikan fungsi salah satu pancainderanya, misal, maka wajib hukumnya membatalkan puasanya. Ulama Hanafiyah menambahkan, dalam peperangan yang melelahkan seseorang boleh tidak berpuasa agar boleh menghadapi musuh dengan keadaan yang fit (siap siaga). Sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah pada peristiwa Fathul Makkah (penaklukan Kota Makkah). Menurut jumhur ulama, orang yang sakit tidak diwajibkan niat berbuka. Lain dengan ulama Syafi’iyah yang mewajibkan hal itu. Namun, jika orang yang sakit tersebut tetap berpuasa maka puasanya dianggap sah. Pertanyaannya mungkin adalah, manakah yang lebih baik bagi orang yang sakit, tetap berpuasa atau boleh berbuka? Menurut Hanafiyah dan Syafi’iyah mereka boleh berbuka atau tetap berpuasa, sementara menurut Hanbaliyah sunnat bagi mereka berbuka dan makruh berpuasa. Di pihak lain Malikiyah mengatakan ada 4 ketentuan bagi puasanya orang sakit :
1. Jika ia tidak boleh sama sekali berpuasa, atau puasanya akan memperparah keadaan, atau bahkan menyebabkan kematiannya maka wajib baginya untuk berbuka.
2. Jika ia boleh berpuasa walaupun dengan susah payah maka boleh baginya untuk berbuka.
3. Jika ia mampu berpuasa namun masih khuatir akan kesihatannya, ada dua pendapat dalam hal ini, antara boleh dan tidak.
4. Jika ia boleh berpuasa tanpa khuatir sedikit pun, maka menurut jumhur ulama ia tidak boleh berbuka.
5. Jika seseorang yang sakit atau musafir berniat puasa pada pagi harinya dan ternyata di siang hari uzurnya hilang, maka dia tidak boleh berbuka, sementara jika ia tidak berpuasa di pagi harinya maka ia boleh tetap berbuka. Jika seseorang meninggalkan puasa baik kerana sakit atau uzur yang lain dan dia belum mengqadha’nya hingga datang Ramadan lagi, menurut Syafi’iyah dia wajib mengqadha’ dan membayar kafarah iaitu memberi makan sebanyak 1 mud untuk satu hari puasa yang ditinggalnya kepada orang miskin. Lain halnya jika uzurnya tersebut belum berakhir hingga datang Ramadan berikutnya, maka diwajibkan mengqadha’ saja.

A. Memahami Jenis Penyakit
Orang sakit termasuk orang yang istimewa, sehingga diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan. Sakit yang membolehkan berbuka adalah sakit yang menyebabkan si penderita tidak mampu lagi untuk melaksanakan puasa atau bila ia berpuasa justeru menambah keuzuran (menambah parah) keadaannya, memperlambat kesembuhan, atau bahkan dikhuatirkan menyebabkan kematian. Maka, jika seseorang menderita penyakit-penyakit ringan, semacam kudis, selsema, tidak boleh membatalkan puasanya. Dengan kata lain ia tetap wajib berpuasa di bulan Ramadan. Dalam hubungan ini, kita terkadang menjumpai banyak orang ambil mudah dalam menentukan boleh atau tidaknya berpuasa, sesuai dengan selera masing-masing. Padahal, dalam hal ibadah, kita harus melakukan penuh berhati-hati. Oleh kerana itu, bagi penderita penyakit tertentu sebaiknya melakukan pemeriksaan kepada doktor apakah dengan puasa, penyakit yang diderita akan semakin parah, biasa-biasa saja, atau bahkan membahayakan. Bila doktor yang ahli (pakar) sesuai bidangnya berkata, bahawa puasa membahayakan kesihatan maka sebaiknya menghentikan puasa adalah jalan yang paling tepat. Keadaan kesihatan yang harus melakukan konsultasi kepada doktor adalah:
a. Penyakit darah tinggi dengan komplikasi stroke, ginjal, jantung koroner atau diabetes.
b. Penyakit ginjal kronik seperti gagal ginjal kronik serangan akut.
c. Ibu yang hamil dengan komplikasi hiperemesis gravidarum (sering muntah), hipertensi, pertumbuhan janin terganggu dan keadaan lainnya
d. Penyakit diabetes jenis tertentu dengan komplikasi
e. Penyakit paska stroke dengan komplikasi diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung
f. Penyakit jantung koroner dengan komplikasi
g. Penyakit asma berat atau PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang sering saja serangan akut.
h. Penyakit hati kronik seperti hepatitis B atau Hepatitis C dengan komplikasi perdarahan saluran cerna dan lainnya
i. Penyakit SLE dengan komplikasi
j. Dan berbagai keadaan penyakit kronik lainnya
Dalam menentukan keadaan sakit yang dikaitkan dengan diperbolehkan tidaknya puasa ada tiga keadaan:
Pertama, apabila sakitnya ringan dan tidak berpengaruh apa-apa jika tetap berpuasa.
Keadaan seperti ini biasanya keadaan umum penderita baik, nafsu makan minum baik, masih aktif seperti sebelumnya, dapat beraktiviti dengan baik. Contohnya adalah pening, pitam, sakit kepala yang ringan, dan rasa mual, diare ringan (1-3 kali). Untuk keadaan pertama ini tetap diharuskan untuk berpuasa.
Kedua, apabila sakitnya boleh bertambah parah atau akan menjadi lama sembuhnya dan menjadi berat yang akan mudah menimbulkan komplikasi jika berpuasa, namun hal ini tidak membahayakan. 
Keadaan seperti ini biasa sakit dengan keluhan batuk, selsema disertai demam ringan atau sesak ringan. Diare dan muntah yang tidak ringan (muntah atau diare lebih 3 kali). Sakit disertai badan semakin lemas tidak mampu berjalan dengan baik. Dalam usia yang tua (usia warga emas) bila dalam keadaan badan lemah, makan dan minum sulit dan sedikit, berjalan perlahan dan lemah. Dalam kelompok ini juga termasuk penderita dengan penyakit kronik yang harus minum ubat jangka panjang. Bila puasa menganggu pemberian minum ubat yang mengakibatkan penyakitnya semakin berat. Untuk keadaan ini dianjurkan untuk tidak berpuasa dan dimakruhkan jika tetap ingin berpuasa. Ketiga, Keadaan penyakit yang berat apabila tetap berpuasa akan menimbulkan komplikasi semakin berat bahkan dapat mengancam jiwa. Untuk keadaan ini diharamkan untuk berpuasa. Muntah atau diare yang berat. Demam yang sangat tinggi, seperti demam berdarah. Penyakit dengan gangguan. Batuk, kahak dan sesak yang berat. Pada orang dengan usia warga emas bila tidak boleh berjalan sama sekali bukan kerana kelumpuhan, makan dan minum sangat sedikit atau tidak mahu makan minum sama sekali. Pada penderita yang harus minum ubat jangka panjang bila menghentikan ubatnya mengakibatkan komplikasi penyakit lebih berat dan mengancam jiwa. Ada beberapa jenis penyakit yang sebenarnya apabila kita cermati dan menjalani puasa dengan pola hidup yang benar boleh menjalankan puasa dengan baik dan tidak merasa terganggu.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Khasiat Labu Bagi Kesihatan

SETELAH kalah undian di atas kapal, Nabi Yunus a.s.  menceburkan diri ke dalam laut. Tapi, usia Nabi Yunus tak berakhir sampai di situ. Baginda  diselamatkan ikan; ditelan, dibawa berputar-putar di lautan, dan akhirnya dimuntahkan di dataran tandus. Tak ada tanaman di daratan itu. Tak berpenghuni. Nabi Yunus ingin bangkit, tetapi beliau tidak memiliki kekuatan. Dia lemah. Sakit. Allah lalu menumbuhkan pohon (dari jenis) labu di daratan tandus itu. Allah menyelamatkan Nabi Yunus dari kesempitan dan kesengsaraan. Dari kisah itu, dapat dipetik satu pelajaran bahawa Allah menumbuhkan pohon (dari jenis) labu di daratan itu (supaya boleh dimakan Nabi Yunus), tentu bukan tanpa maksud tertentu. Ada khasiat  yang dikandung dari labu tersebut.

Khasiat Labu
Rupanya, benar. Dari berbagai penelitian, labu ternyata memiliki setumpuk manfaat dan khasiat. Kerana buah ini banyak mengandung karotenoid (betakaroten), vitamin A, vitamin C, serat, mineral, lemak dan karbohidrat. Salah satu khasiat dari labu itu adalah air buah labu, ternyata boleh jadi penawar racun binatang berbisa. Sementara, biji labu dapat digunakan untuk mengubati cacing pita. Isi buah labu boleh menjadi penangkal kanser -kerana diyakini mengandung antioksidan. Sedangkan labu kuning, salah satu spesies labu, dapat dimanfaatkan untuk ubat penyakit diabetes mellitus (kencing manis), penyempitan pembuluh darah, jantung koroner, dan darah tinggi. Salah satu pakar kesihatan, Profesor Hembing Wijayakusuma, bahkan berpendapat bahawa selain dapat mengubati tekanan darah tinggi, labu juga memiliki khasiat atau manfaat untuk menurunkan panas, mengubati diabetes, dan memperlancar proses pencernaan.

Rasulullah Makan Labu
Suatu hari, seorang penjahit mengundang Rasulullah untuk makan. Anas r.a. bercerita, “Aku berangkat bersama Rasulullah menghadiri jamuan makan tersebut. Kepada Rasulullah, si penjamu menghidangkan roti dari gandum, serta kuah berisi labu, dan dendeng. Aku melihat Rasulullah mencari labu dari sepiring mangkuk kuah itu.’” (HR. Muslim) Dalam satu riwayat juga disebutkan bahawa Rasulullah pernah meminta isterinya, Aisyah untuk memperbanyak masak buah labu. Sebab labu berkhasiat boleh mengubati hati yang sedih. Hal itu sebagaimana teks sebuah hadis -riwayat Hisyam bin Urwah dari Ayahnya, dari ‘Aisyah - “Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku, Wahai ‘Aisyah! Apabila engkau hendak memasak di dalam tungku (sebuah masakan), maka perbanyaklah buah labu di dalamnya, kerana sesungguhnya ia dapat (berkhasiat) menguatkan hati yang sedih (sakit).”

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Bayangkan Kematian Anda Satu Minit Lagi!

Firman Allah yang bermaksud “Setiap yang bernyawa akan merasai mati dan sesungguhnya pahala kamu akan dibalas pada hari Kiamat.” Surah Ali Imran ayat 185. Rasulullah s.a.w. bersabda “Sebelum berlakunya Hari kiamat, akan terdapatnya kematian yang amat menakutkan dan kemudian dari itu berlakulah tahun-tahun gempa bumi.” Kita masih dan sedang merancang hendak besarkan lagi rumah yang sudah besar. Sedang berkira-kira hendak ambil ‘loan’ untuk dapat kereta baru. Bersuka-suka dengan perempuan yang tidak halal. Ingin bahkan rebut jawatan, pangkat, gaji besar supaya dapat berbangga, menunjuk-nunjuk, bermewah-mewah. Gila puji, gila dunia, sombong, takabur, dengki, dendam, bakhil dan macam-macam lagi sifat jahat lahir mahupun batin yang kita jadikan mainan hidup kita. Walhal kalau kita sedar dan rasa yang kita akan mati, tentulah semua kejahatan itu dapat kita elakkan. Tentu rumah yang ada sudah cukup, bahkan mungkin hendak dikecilkan lagi, sebab takut dihisab nanti. Tentu tidak ambil riba lagi dan tidak bantu bank-bank riba. Bahkan duit-duit simpanan pun dikeluarkan dari bank dunia dimasukkan ke bank akhirat. Tentu sudah takut hendak bergaul bebas dengan perempuan yang haram bagi kita. Bahkan hendak pandang pun takut. Takut zina mata. Takut mata itu nanti dibakar oleh api neraka. Sudah takut hendak pegang jawatan besar dan gaji besar sebab itu semua akan memberatkan dan menyusahkan hisab di Padang Mahsyar. Takut hendak bermewah apalagi membazir, kerana takut tidak dapat jawab dan tidak lepas dari hukuman Allah. Sebab itu semua itu di serahkan kepada tabung jihad, tabung akhirat. Dengan harapan untuk bermewah di akhirat. Pendek kata apa juga perkara yang boleh menyusahkan kita di alam Barzakh dan di alam kubur nanti tentu kita elakkan sedaya mungkin. Hatta soal-soal hati pun dijaga, jangan biarkan busuk dan kotor kerana hati begitu nanti tidak selamat juga daripada dibakar oleh api neraka. Firman Allah yang bermaksud: “Pada hari itu (hari kita pergi mengadap Allah) tidak berguna lagi harta dan anak kecuali mereka yang pergi membawa hati yang selamat. (Surah As Syuara`: 89) Kerana itu orang yang sedar dan rasa dia akan mati bukan saja membersihkan amalan lahir tetapi hati pun dijaga betul. Supaya kekotoran sifat mazmumah diganti oleh mahmudah. Selagi hati masih kotor dan selagi dosa-dosa lahir masih dibuat, selama itu kita tidak rasa tenang dan bahagia. Sebab takut dan rasa tidak selamat dari hukuman Allah di alam barzakh dan di akhirat. Tapi kalau ada orang yang masih rasa tidak apa dan rasa seronok dengan maksiat lahir mahu pun batin, orang itu sebenarnya tidak sedar yang dia akan mati. Orang begini adalah orang yang bodoh. Kata Rasulullah, orang yang paling cerdik ialah orang yang banyak ingat mati. Maknanya orang yang paling bodoh ialah yang langsung tidak fikir tentang mati. Lebih kurang macam kambing yang walaupun nampak pisau di tangan tuannya, sedang dihala ke lehernya, bakal mengambil nyawanya, tapi dia masih ketawa dan manis muka. Bodoh betullah dia.Tetapi tidak apalah, sebab dia kambing. Kambing tidak akan disoal oleh mungkar nakir. Tidak akan dihisab di Padang Mahsyar. Apa hal dengan manusia yang macam kambing? Ataukah mereka rasa lepas mati kita tidak hidup lagi? Itu satu perkiraan yang tidak wajar. Sebab kehidupan di dunia perlu diadili. Kerana itu Allah akan bangunkan sekali lagi untuk satu pengadilan dan kira bicara yang mutlak. Agar hidup benar-benar bermakna pada semua orang.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Fahami Hukum Berjabat Salam Dan Mencium Tangan

1. Hukum Berjabat Tangan Bersalam
ABU QATADAH Abu berkata, aku bertanya kepada Anas r.a.: “Apakah para sahabat Rasulullah s.a.w. dahulu saling berjabat tangan” Dia menjawab: “Ya.” (HR. Bukhari) Dari al-Barraa’ bin Azib r.a., katanya telah sabda Rasulullah s.a.w.: “Tidaklah dua orang Islam bertemu lalu saling bersalaman/berjabat tangan, melainkan diampuni dosa keduanya sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Daud, al-Tarmizi & Ibnu Majah)
Dari Athaa’ bin Abdullah al-Khurasani, katanya Nabi s.a.w. telah bersabda: “Hendaklah kamu saling berjabat tangan, nescaya hilanglah rasa dengki. Hendaklah kamu saling memberi hadiah, nescaya kamu saling mencintai dan hilanglah permusuhan.” (Hadis Mursal riwayat Imam Malik) Dari al-Barra’ bin al-Azib r.a., katanya, telah bersabda Rasulullah s.a.w.: “Sesungguhnya jika dua orang Islam bertemu, lalu saling berjabat tangan, saling mengasihi dan saling menasihati, nescaya bertebaranlah dosa-dosa yang ada pada kedua orang itu.”? (HR. Ibnu Sunni) Hadis di atas adalah di antara hadis yang menunjukkan bahawa berjabat tangan ketika bertemu adalah sunat hukumnya.

2. Hukum Mencium Tangan

Al-Nawawi mengatakan bahawa dianjurkan agar mencium tangan orang yang kemuliaannya disebabkan oleh perkara yang bersangkut paut dengan agama. Seperti seorang yang zuhud, alim/ulamak, salih, warak dan sebagainya. Ini termasuklah kedua ibubapa kita yang muslim. Dimakruhkah mencium tangan seseorang yang dipandang mulia dengan sebab-sebab keduniaan, seperti orang kaya, orang yang berpangkat, berkedudukan tinggi dan sebagainya. Perbuatan ini amat tidak disukai. Dari Zari’r.a., yang termasuk di dalam rombongan Abdul Qais, dia berkata: “Kamipun berlumba-lumba turun dari kenderaan kami, lalu kami mencium tangan dan kaki Nabi s.a.w.”

3. Hukum Membongkokkan Badan
Adalah dimakruhkan membongkokkan badan kerana mahu menghormati seseorang. Dari Anas r.a., katanya: Seorang lelaki bertanya: Wahai Rasulullah s.a.w., jika seseorang dari kita bertemu saudaranya atau temannya, apakah dia perlu membongkok kepadanya? Baginda menjawab: “Tidak.” Orang itu bertanya: “Apakah dia perlu memeluk dan menciumnya?” Baginda menjawab “Tidak.” Orang itu bertanya: “Apakah perlu dia memegang tangannya dan bersalam dengannya?” Baginda menjawab: “Ya.” (HR. al-Termizi)
Hadis di atas bermaksud:
1. Makruh membongkokkan badan kepada seseorang.
2. Makruh memeluk dan mencium seseorang kecuali jika kembali dari permusafiran.
3. Sunat berjabat tangan ketika bertemu.
Kita sering melihat mereka yang berada di atas pentas kerana berucap atau membuat persembahan. Sebelum atau selepas berucap atau membuat persembahan, mereka akan menundukkan badan sebagai tanda hormat kepada para hadirin. Perbuatan ini adalah dimakruhkan.

4. Hukum Bersujud Kepada Selain Allah
Umat Islam dilarang bersujud kepada selain dari Allah, sama ada berbentuk peribadatan atau penghormatan sahaja. Jika ditanya, bagaimana dengan sujud para malaikat kepada Adam? Bukankah itu sujud dari makhluk kepada makhluk? Jawab: Sujud yang dilakukan oleh para malaikat kepada Adam bukanlah sujud yang berbentuk penyembahan (ibadah), tetapi sebagai penghormatan. Perkara ini disepakati oleh para ahli tafsir. Lagi pula sujud malaikat kepada Adam adalah atas titah perintah Allah yang wajib dipatuhi.
Sehingga kita sendiri pun, jika seandainya Allah memerintahkan kita agar sujud kepada seseorang, kita wajib mematuhinya. Jika perintah sujud itu diperintahkan oleh selain Allah, maka haram melakukan. Sabda Rasulullah s.a.w.: “Seandainya aku diperintahkan agar seseorang itu boleh sujud kepada seseorang lain, nescaya aku akan memerintahkan perempuan sujud kepada suaminya.” (HR. al-Termizi)

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Ibu Teladan: Asmaq' Binti Abu Bakar As Siddiq; Dzatun Nithaqain

Asma’ binti Abu Bakar As-siddiq; saudara kepada Aisyah Ummul Mukminin (isteri Rasulullah s.a.w.); puteri kepada sahabat Rasulullah yang mulia, Saidina Abu Bakar As-siddiq; isteri Zubair bin Awwam, pejuang dan tokoh Islam yang mengutamakan redho Allah di dalam perjuangannya; Merupakan seorang wanita muhajir yang mulia dan bonda kepada Abdullah bin Zubair, salah seorang pejuang yang gugur mempertahankan agamanya; dan sesungguhnya kedudukannya ini cukup untuk mengangkat darjat beliau ke tempat yang tinggi, mulia dan terpuji. Peribadinya dirahmati Allah dengan keistimewaan yang sangat menonjol, setanding dengan para Muslimin di ketika itu; cerdas, cerdik, lincah, pemurah dan berani. Kedermawanan beliau dapat dilihat jelas melalui ucapan anaknya,” Aku belum pernah melihat wanita yang sangat pemurah melebihi ibuku termasuk Aisyah r.a. Beliau (Aisyah) mengumpulkan apa yang diperolehinya sedikit demi sedikit, lantas setelah itu barulah dinafkahkannya kepada mereka yang memerlukannya. Sedangkan ibuku, dia tidak pernah menyimpan sedikit pun sehingga hari esok.”

Kebijaksanaan Dzatun Nithaqain
Kecemerlangan berfikir Asma r.a. terpancar dari sikapnya yang penuh prihatin dan perhitungan yang bijaksana. Peristiwa Hijrah Abu Bakar menyaksikan pengorbanan seorang sahabat demi Islam, tidak meninggalkan sesen pun harta untuk keluarganya melainkan dibelanjakan keseluruhannya untuk Allah dan rasulNya. Ketika Abu Quhafah (ayah kepada Abu Bakar r.a.) yang masih musyrik menemui keluarganya, beliau berkata kepada Asma’, “Demi Allah! Tentu ayahmu telah mengecewakanmu dengan hartanya, di samping akan menyusahkanmu dengan pemergiannya!”.  Jawab wanita yang mulia ini, “Tidak wahai datuk! sekali-kali tidak! Beliau banyak meninggalkan wang buat kami.” ujarnya sambil menghibur dan menenangkan datuknya. Dikumpulkannya batu-batu kerikil yang kemudiannya dimasukkan ke dalam lubang tempat kebiasaannya menyimpan wang. Kemudian dibawakan datuknya yang buta itu ke tempat simpanan tersebut, lantas berkata, “Lihatlah datukku! Beliau banyak meninggalkan wang buat kami!”. Perkataan tersebut ternyata berjaya meyakinkan Abu Quhafah. Maksud perbuatan tersebut adalah untuk menyenangkan hati datuknya, agar tidak bersusah hati memikirkan hal tersebut. Malah, Asma’ juga tidak menginginkan bantuan dari orang musyrik meskipun datuknya sendiri. Inilah bukti yang menunjukkan besarnya perhatian beliau terhadap dakwah dan kepentingan kaum Muslimin. Diberi julukan sebagai ‘dzatun nithaqain’ oleh Rasulullah yang membawa erti “wanita yang mempunyai dua tali pinggang”, sebagai peringatan terhadap peristiwa Hijrah yang menyaksikan pengorbanan dan keberanian Asma’ yang tiada tolok bandingannya. Beliau bersusah payah menyediakan bekalan makanan dan minuman buat Rasulullah dan Abu Bakar r.a. di saat genting seperti itu. Beliau mengoyakkan ikat pinggangnya kepada dua untuk dijadikan tali pengikat untuk mengikat bekalan makanan dan minuman tersebut, sehingga kerana peristiwa itu Rasulullah mendoakan beliau agar digantikan tali pinggang tersebut dengan yang lebih baik dan lebih indah di syurga kelak.
Tidak hanya itu pengorbanan Asma r.a. Peristiwa hijrah ini turut menyaksikan kekuatan berfikir dan perancangan strategi yang dimiliki oleh seorang Muslimah hasil dari aktiviti politik dan kecemerlangan berfikir yang diadun dengan ketakwaan dan keimanan yang teguh. Asma’ r.a. bukan sekadar menjadi penghantar makanan kepada dua orang sahabat yang berperanan penting bagi umat Islam, malah beliau juga menyampaikan berita-berita penting tentang rencana-rencana pihak musuh terhadap kaum Muslimin.
Dengan kehamilannya ketika itu, Asma’ mengambil peranan yang menjanjikan risiko tinggi, di mana bukan saja nyawanya menjadi taruhan, malah lebih dari itu, nyawa Rasulullah s.a.w. dan ayahnya turut sama terancam. Memikirkan kemarahan musuh Islam lantaran lolosnya Rasulullah dari kepungan, kafir Quraisy pastinya akan berusaha bersungguh-sungguh mencari-cari Rasulullah s.a.w. untuk dibunuh kerana bencinya mereka terhadap dakwah Islam dan pejuang-pejuangnya. Di saat-saat genting seperti itu, Asma’ mampu meramal segala kemungkinan yang bakal berlaku, dan dengan kecerdikan dan penuh perhitungan, beliau berjalan menuju Gua Tsur sambil menggembala kambing-kambingnya berjalan di belakangnya. Taktik ini dilakukan untuk mengaburi mata pihak musuh kerana jejaknya terhapus oleh jejak-jejak kambing gembalaannya itu. Tindakan ini belum tentu mampu dilakukan oleh seorang lelaki yang berani sekalipun, lantaran hal tersebut bakal mengundang bahaya, kezaliman, dan kekejaman orang-orang kafir Quraisy.
Permasalahan ini tidak cukup sampai di situ. Setelah kejayaan Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari tempat persembunyian dan berhasil berhijrah ke Madinah, Asma’ r.a. dan keluarganya didatangi beberapa orang Quraisy, di antaranya Abu Jahal yang telah bertindak kasar menampar pipi Asma’r.a. dengan sekali tamparan yang mengakibatkan subangnya terlepas!. Asma’ menjawab dengan penuh diplomasi saat beliau ditanya tempat persembunyian Rasulullah dan ayahnya dengan berkata,” Demi Allah, aku tidak tahu di mana ayahku berada sekarang!” Hijrah Asma’ r.a. dan suaminya ke Madinah berlaku selang beberapa lama dari hijrah sebelumnya, di mana pada ketika itu Asma’ sedang sarat mengandungkan Abdullah bin Zubair dan hanya menanti detik-detik kelahirannya. Perjalanan yang jauh dan berbahaya ditempuhi jua sehinggalah angkatan para sahabat tiba di Quba’. Kelahiran anak pasangan sahabat ini disambut dengan penuh kesyukuran dan kegembiraan. Dialah bayi pertama yang dilahirkan di Madinah.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...

Ia Melihat Kalam Allah s.w.t. Di Langit

Sejak masih kecil, ia sudah merapat ke jalan yang sunyi dan bersendirian. Ia seringkali mengintai bapa saudaranya, Muhammad bin Sawwar, tengah asyik masyuk dalam khalwatnya: bersujud dan berzikir sebelum subuh merekah. Usianya, kala itu, 7 tahun dan ia berusaha terjaga saat bapa saudaranya “bercinta” denganNya. Tentu, si bapa saudara itu tahu laku anak saudaranya itu. Ia membiarkanya. Hingga, suatu hari, anak remaja yang dahaga spiritualnya serupa bom mahu meledak itu beringsut-ingsut menghadap bapa saudaranya, meminta dikenakan jubah lusuh dan penuh tambalan di sana sini; simbol “inisiasi” [pengesahan] bagi seseorang yang siap menempuh suluk. Sawwar mafhum. Anak saudaranya yang seorang ini yang satu ini sudah memilih Cinta Sejati begitu awal, dan itu KehendakNya, dan ia tidak mampu menampiknya. Lalu, ia bergegas memakaikanya ke tubuh mungil itu. Sebuah “ritual” transmisi ilmu terjadi, riadhah pun dimulai.
Lelaki mungil itu kemudian diajarkan  mengamal zikir: “Allahu ma’i, Allahu nazhirii, Allahu syaahidii...(Allah bersamaku, Allah mengawasiku, Allah menyaksikanku) setiap malam, tanpa jemu dan letih. Awalnya, ia dianjurkan membaca sebanyak tiga kali. Namun, kerana remaja kecil itu tidak kesulitan, Sawwar kemudian menyuruhnya membaca tujuh kali. Begitu seterusnya hingga ia terbiasa melakuninya. Demikianlah lelaki remaja itu menempa dirinya. Selama 2 tahun mengamalkannya, remaja luarbiasa itu merasakan hatinya begitu manis. Halawatuliman [manisnya iman] menyelimuti jiwanya. Tentu saja, sebagai bapa saudara, Sawwar takjub dan terharu. Ia kemudian membekali anak saudaranya itu dengan ilmu al-Quran dan hadis. Sejarah mengabadikan: Sawwar-lah sosok penting yang memengaruhi dirinya kemudian. Menjelang remaja, ketika usianya 13 tahun, sebuah pertanyaan mengetuk-ngetuk batinnya: “Apakah hati bersujud di hadapan Allah?” Ia merasa ulama dan kaum cerdik pandai di daerahnya tidak mampu menjawabnya. Satu pertanyaan, sebuah pengembaraan; fizik dan jiwa. Ia lalu meninggalkan kampung halamannya di Tustar dan merantau ke Basrah, Iraq. Sayang, di negeri seribu satu malam itu, belum ada jawapan yang menenangkannya. Ia pun hijrah lagi. Kali ini menuju Abaddan, satu wilayah di selatan barat Iran. Di sana, ia bertemu seorang guru sufi bernama Abu Habib Hamza bin  Abdillah al-Abbadani. Abu Habiblah yang kemudian mengajarkan dirinya segenap adab dalam dunia sufi. Kepadanyalah, ia menyerap ilmu yang mendekatkan dirinya kepada Sang Khalik.
Dan satu malam, saat ia masih berguru kepada Abu Habib, peristiwa menakjubkan menjamahnya. Di petala langit yang gulita itu, ia lihat sebaris kalam Ilahi berwarna hijau  membentang dari Timur hingga Barat. Kalimat suci itu pembuka dalam ayat Kursi surat al-Baqarah: 255 yang berbunyi: “Allah, tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] kecuali Dia Yang Maha Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus [mahluk-Nya...”
Sejarah mencatat: lelaki kecil itu kelak menjadi salah satu wali Allah. Sahl al-Tustari namanya. Lengkapnya: Abu Muhammad Sahl bin Abdullah bin Yunus bin Isa bin Abdullah At-Tustari. Beliau dilahirkan di Tustar pada tahun 200 H [201 H].

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2014 di pasaran...