Tuesday, October 16, 2012

Tradisi Poligami Dan Sekolah Islam Tahfiz

NAMANYA mungkin terdengar asing di telinga kita. Ya, Republik Chad tidak seperti kita mengenal negara Mesir, Afrika Selatan, atau Cameron sebagai negara terkenal di benua hitam Afrika. Republik Chad yang beribukota N’djamena ini adalah negara terbesar bekas jajahan Perancis di garis khatulistiwa. Negeri ini dikurung oleh daratan dan tidak memiliki lautan. Chad terletak di tengah-tengah benua Afrika, berbatasan dengan Cameron di Barat Daya, Niger dan Nigeria di Barat, Republik Afrika Tengah di Selatan, Libya di sebelah Utara dan Sudan di Timur. Tanah Chad umumnya mendatar dengan beberapa bukit di Timur yang memang relatif tinggi tanahnya. Sebagaimana negeri Afrika lainnya, iklim Chad umumnya tropis dan kering. Tapi Chad memiliki sebuah danau yang terkenal dimana sistem drainase negeri itu bermuara ke sana. 
Luas wilayah Chad 1.2 juta kilometer persegi, lebih besar dari luas negara Mesir yang mendekati 1 juta kilometer persegi. Negeri ini boleh dikatakan cukup lengang kerana tanah seluas itu hanya diisi sekitar 9 juta penduduk. Komuniti Islam tertumpu di wilayah Utara, sementara warga Kristian dan penganut animisme tinggal di wilayah Selatan. Selain suku Arab, Chad juga dihuni suku Gorane, Sara dan  Moundang. Negeri in memakai bahasa Perancis sebagai bahasa rasmi mereka, selain bahasa Arab dan bahasa suku Sara yang banyak digunakan warga Selatan. 80 peratus penduduk Chad bergantung hidupnya sebagai petani. Mereka memiliki penghasilan pertanian yang cukup baik seperti kapas, kacang tanah, beras, dan ubi kayu. Ini masih ditambah hasil ternak seperti domba, kambing dan unta. Seiring perkembangan waktu, pemerintah Chad juga melirik hasil tambahan untuk memajuikan negara mereka. Chad memiliki hasil minyak, uranium, dan kaolin. Produk-produk itu mereka ekspot secara berkala ke Portugis, Jerman, Czekoslovakia, Perancis, Nigeria, Poland, Sepanyol dan Moroco. Islam masuk Chad pada abad ke-11, tepatnya ketika Kerajaan Kanem-Borno dipimpin Umme-Jilmi pada tahun 1085-1097. Orang yang berjasa mengenalkan Islam di Chad adalah Muhammad Mani; dialah yang membuat Raja Umme Jilmi masuk Islam. Lima abad kemudian kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya. Saat itu raja yang memimpin adalah Mai Idris Aluma (Alooma). Raja ini selain handal berperang, juga berjaya mengatur negara dalam sebuah sistem pemerintahan yang baik. Ia juga dikhabarkan menguasai ilmu-ilmu keIslaman. Di bawah pemerintahan Alooma, Kanem-Borno semakin kuat dan disegani. Hubungan kerajaan dengan beberapa negara tetangga cukup baik, seperti dengan Libya, Mesir dan Kerajaaan Turki Uthmani. Memasuki abad ke-18, kerajaan ini meredup dan kemudian bangkit pada abad ke-19. Saat Perancis menguasai negeri ini, kehidupan muslim sangat menyedihkan. Ini ditambah dengan perkembangan kristianisasi yang pesat. Hampir tak ada catatan yang menceritakan bagaimana kehidupan muslim di masa-masa itu. Semua terkungkung dan terbelenggu.
Barulah setelah Chad merdeka dari Perancis pada tarikh 11 Ogos 1960, kehidupan muslim kembali bergerak. Umat Islam Chad yang berjumlah lebih dari separuh penduduk mulai bergerak merebut posisi penting di pemerintahan. Mereka tak mahu lagi diperlakukan tidak adil. Selama tempoh di bawah Perancis, pemerintah di Chad terutama saat pemeritahan Presiden Tombalbaye, bertindak sangat kejam terhadap penduduk muslim di Utara. Kekuatan Islam tak dapat dibendung. Puncaknya Idris Deby berjaya dilantik sebagai Presiden Chad.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Oktober 2012 di pasaran...

No comments: