Thursday, September 17, 2009

Kalaulah Lebih Panjang...

Seorang isteri mengadu kepada Rasulullah s.a.w. bahawa ketika diakhir hayat suaminya ada menyebut perkataan kurang jelas seperti: “Kalaulah lebih panjang...kalaulah yang masih baru...kalaulah semuanya” yang menyebabkan si isteri merasa bingung dibuatnya. Rasulullah s.a.w. tersenyum. “Sungguh yang diucapkan suamimu itu tidak keliru,” ujarnya. Kisahnya begini. Pada suatu hari ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan solat Jumaat. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama. Si buta itu teraba-raba kerana tidak ada yang menuntunnya. Maka suamimu yang membimbingnya hingga tiba di masjid. Tatkala hendak menghembuskan nafas penghabisan, ia menyaksikan pahala amal salihnya itu, lalu iapun berkata “Kalaulah lebih panjang lagi.” Maksudnya, kalaulah jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya lebih besar pula.“Ucapan lainnya ya Rasulullah?” tanya si isteri mulai tertarik. Nabi s.a.w. menjawab: “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya tatkala, ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi, sedangkan cuaca dingin sekali, di tepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. Kebetulan suamimu membawa sehelai jubah baru, selain yang dipakainya. Maka ia menanggal jubah yang lama, diberikannya kepada lelaki tersebut. Dan jubahnya yang baru lalu dikenakannya. Menjelang saat-saat terakhirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, “Andaikan yang masih baru yang kuberikan kepadanya dan bukan jubahku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi.” Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya. “Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya, ya Rasulullah?” tanya si isteri makin ingin tahu. Dengan sabar Nabi s.a.w. menjelaskan, “Ingatkah kamu pada suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Engkau menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan daging. Namun, tatkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan.

Ikuti seterusnya dalam Hidayah Oktober...

No comments: