Wednesday, January 6, 2010

Kita Dikumpulkan Di Padang Mahsyar Selama 40 Tahun

DALAM kitab-kitab agama, ada pelbagai kisah dijelaskan oleh Nabi s.a.w. mengenai alam akhirat. Sesudah itu para ulama klasik pula menulis pelbagai masalah yang wujud. Kisah dalam syurga adalah diantara cerita yang paling menarik dan itulah matlamat akhir bagi seluruh umat Islam. Syurga ialah tempat pembalasan Allah kepada hamba-hambanya yang beriman. Bagi orang kafir, mereka akan terus dimasukkan ke dalam neraka, kerana tidak percaya ayat-ayat Allah dan kerana tidak beriman dan bukan dari orang-orang Islam. Mengenai syurga, terlalu banyak hadis yang dijelaskan oleh Rasulullah s.a.w. Ada hadis yang pendek sahaja, tetapi ada hadis yang panjang. Para ulama, dan para muhadithin telah meriwayatkan tentang ada hadis Nabi s.a.w. yang panjang berhubung dengan soal syurga. Cuba kita ikuti sebuah hadis yang dikutip dari sebuah kitab yang khusus menceritakan tentang syurga. Hadis Abdullah bin Mas’ud, Thabrani berkata bahawa berkata kepada kami Muhammad bin Nashr Al-Azdi, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dan Al-Hadhrami yang berkata bahawa berkata kepada kami Ismail bin Ubaidillah bin Abu Karimah Al-Harani yang berkata bahawa berkata kepada kami Muhammad bin Salamah Al-Harani dari Abu Abdurrahim dari Zaid bin Anisah dari Minhal bin Amr dari Ubaidah bin Abdullah bin Masruq bin Ajda’ yang berkata bahawa Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata dari Rasulullah s.a.w. yang bersabda yang ertinya: “Allah mengumpulkan seluruh manusia dari generasi manusia pertama dunia hingga generasi manusia terakhir pada tempat dan hari tertentu. “Mereka berdiri selama empat puluh tahun sambil mendongakkan kepalanya ke langit kerana menunggu putusan pengadilan atas mereka.” Kata Abdullah bin Mas’ud: “Kemudian Allah Azza wa Jalla turun dalam naungan mendung dari Arasy ke kerusi. Pada saat yang bersamaan terdengar penyeru memanggil: ‘Wahai manusia, apakah kalian tidak redho kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan memberi rezeki kepada kalian? Allah memerintahkan kalian menyembahNya dan tidak mempersekutukanNya dengan apa pun! Hendaklah masing-masing dari kalian mengikuti apa yang dicintainya dan disembahnya di dunia dulu!’ Mereka menjawab: ‘Ya, kami redho dengan itu semua!’ Kemudian masing-masing kaum berjalan menuju apa yang disembahnya dan dicintainya di dunia dulu.” Kata Abdullah bin Mas’ud: “Mereka berjalan dan untuk mereka dibuat jelmaan dari apa yang mereka sembah dulu. Ada di antara mereka yang berjalan menuju matahari. Ada yang berjalan menuju bulan, patung dari batu atau apa saja yang tadinya mereka sembah.” Sambung Abdullah bin Mas’ud: “Bagi yang menyembah Isa, maka dijelmakan qarinnya Isa. Bagi yang menyembah Uzair maka dijelmakan qarinnya Uzair. Dan tinggallah tersisa Muhammad s.a.w. dan umatnya. Rabb Azza wa Jalla datang ke tempat mereka dan berfirman: “Kenapa kalian tetap di sini dan tidak berjalan dengan sembahannya masing-masing sebagaimana manusia yang lain?’ Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami mempunyai Tuhan yang belum pernah kami lihat!’ Allah berfirman: ‘Apakah kalian mengenaliNya jika kalian melihatNya?’ Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami mempunyai ciri khusus tentang Tuhan kami. Jika kami melihat ciri khusus tersebut, maka mengenaliNya!’ Allah berfirman: ‘Ciri khusus apakah yang dimaksud?’ Mereka menjawab: ‘Ciri khusus tersebut adalah dibukanya tabir penutup.’ Pada saat yang bersamaan, tabir dibuka. Mereka pun jatuh sujud kepadaNya. Ada kaum di mana tulang belakang mereka seperti tanduk lembu. Setiap kali mereka ingin sujud, maka mereka tidak sanggup. Dulu ketika setiap kali mereka diajak bersujud, maka mereka menolak. Kemudian dikatakan: ‘Angkatlah kepala kalian!’ Mereka pun mengangkat kepalanya. Masing-masing dari mereka diberi cahaya sesuai dengan kadar amal perbuatannya.
Ada orang yang diberi cahaya sebesar gunung yang tinggi besar yang memancar di depan mereka. Ada orang yang diberi cahaya sedikit lebih kecil. Dan cahaya paling kecil yang diterima orang adalah sebesar ibu jari kaki di mana cahaya tersebut terkadang bersinar dan terkadang padam. Jika cahaya tersebut bersinar, maka orang tersebut berjalan. Jika padam, maka ia berhenti sedang Tuhan mereka berada di depan mereka hingga ia berjalan melewati neraka sementara cahaya habis tinggal tersisa seperti kilatan pedang’.” Kata Abdullah bin Mas’ud: “Allah berfirman, ‘Silakan berjalan terus!’ Kemudian mereka berjalan sesuai dengan cahaya yang dimilikinya. Ada orang yang berjalan sekejap mata. Ada orang yang berjalan secepat kilat. Ada orang yang berjalan secepat awan. Ada orang yang berjalan secepat perjalanan bintang. Ada orang yang berjalan secepat angin. Ada orang yang berjalan secepat kuda tunggangan yang dipacu. Ada orang yang berjalan secepat kaki yang cepat jalannya. Hingga kemudian lewatlah orang yang diberi cahaya sebesar ibu jari kakinya. Ia berjalan merayap dengan dada bertelanjang. Tangannya digantung. Kakinya sekali waktu ditarik dan sekali waktu digantung dan sekujur tubuhnya dimakan api neraka.’ Ia berjalan seperti itu hingga tiba di seberang. Tiba di seberang, ia berdiri melihat penghuni neraka dan berkata: ‘Alhamdulillah yang telah memberiku apa yang tidak diberikannya kepada orang lain selain diriku. Dia telah menyelamatkanku dari api neraka setelah sebelumnya aku melihatnya’.” Sambung Abdullah bin Mas’ud: “Kemudian orang tersebut pergi menuju kolam di pintu syurga. Ia mandi di dalamnya kemudian aroma dan warna kulit penghuni syurga melekat padanya. Selesai mandi ia melihat apa saja yang ada di dalam syurga dari sela-sela pintu tadi. Ia pun berkata: ‘Tuhanku, masukkan aku ke dalam syurga!’ Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman kepadanya: ‘Apakah engkau masih meminta syurga setelah Aku selamatkan dari neraka?’ Orang tersebut berkata: ‘Tuhanku, buatkan pembatas antara aku dengan syurga sehingga aku tidak mendengar suaranya.’.”

Selanjutnya dapatkan Hidayah Januari 2010 di pasaran...

No comments: