JIKA diibaratkan mata rantai, maka hidup manusia adalah jalinan utuh yang saling terkait satu sama lainnya. Yang terjadi sekarang terkait dengan yang terjadi masa lampau, dan apa yang diusahakan saat ini juga akan terkait dengan masa depan. Kenyataan hidup inilah yang terjadi di sebuah kampung terpencil di pulau Sumatera. Kampung tersebut adalah kampung kecil dimana penduduknya masih sedikit. Rumah-rumahnya sebuah di sana, sebuah di sini dalam jarak yang jauh. Bahkan di waktu siang sekalipun suasana terasa sangat sepi di sana. Sebahagian besar penduduknya adalah petani yang mengelola kebun dan ladang. Mereka menanam kopi, kelapa sawit, menoreh getah dan lain-lain tanaman yang dianggap menguntungkan. Kisah ini menimpa salah seorang penduduk kampung bernama Sahnun (bukan nama sebenarnya). Kejadian yang menimpanya baru terjadi beberapa bulan yang lalu. Suatu hari, Sahnun diberitakan meninggal dunia. Lelaki berusia 45 tahun itu cukup dikenal baik oleh penduduk kampung. Sebagaimana penduduk kampung yang lain, Sahnun mendapat pengurusan sebagaimana semestinya dari mulai memandikan jenazah sampai upacara pengebumiannya. Penduduk kampung juga hadir dalam majlis tahlil dan menghulurkan wang sedekah seperti lazimnya. Sahnun dikebumikan pada pukul 3.00 petang hari itu juga. Semua berjalan lancar dan sebagaimana semestinya. Tak ada kejadian aneh dan khusus. Tiga hari berlalu. Seorang petani yang akan ke ladang kebetulan melintas di kawasan sekitar kubur Sahnun. Langkah si petani itu terhenti kerana ada satu hal yang mengganggunya. Ia menajamkan pendengaran dengan saksama. Terdengar olehnya suara seperti hentaman atau pukulan dan benda jatuh, lalu suara itu menghilang, tapi kemudian terdengar lagi. Terasa teruja, si petani itu berusaha mencari asal suara itu. Ia mengedarkan pandangannya sampai matanya tertumpu pada kubur Sahnun. Spontan si petani itu pucat dan bulu romanya menegak. Hari masih siang dan terang benderang, tapi kenapa dari kubur itu seperti keluar suara? Tak mungkinkah ini kejadian mistik atau aneh yang terkait dengan tahyul dan lain sebagainya. Awalnya, petani tersebut tak yakin. Tapi setelah diperhatikan dengan seksama, pastilah dia merasa pucat dan ketakutan.
Ternyata benar, suara gaduh-gaduh tersebut terdengar dari dalam sebuah kubur, dan itu adalah kubur Sahnun.
Keesokan harinya, si petani membawa kawannya ke tempat itu untuk mempastikan apa yang didengarnya. Teman si petani itu juga terkesan mendengar suara gaduh itu. Demikianlah seorang demi seorang kemudiannya mulai memeriksa dan membenarkannya.
Disaksikan Isteri
Seorang penduduk kampung, Syafri (bukan nama sebenarnya), yang mengetahui kubur siapa yang mengeluarkan suara gaduh tersebut kemudian berusaha ingin memberitahukan hal tersebut kepada keluarga Sahnun. Setelah menimbang baik buruknya, iapun berjalan ke rumah keluarga Allahyarham Sahnun. “Maaf, saya memohon maaf sebelumnya. Saya ingin menyampaikan mungkin ada baiknya kakak menengok kubur suami kakak kerana ada orang yang beritahu kubur itu mengeluarkan suara,” ujarnya. “Mengeluarkan suara bagaimana!? Hati-hati kau bercakap, jangan sampai kau menyebar berita bohong ni!” ujar isteri Sahnun tersinggung. “Saya mohon maaf jika khabar ini mengejutkan kakak. Tapi ada baiknya kakak ke sana kerana saya juga mulanya tak percaya, tapi setelah saya mendengar sendiri, saya jadi yakin. Ada baiknya kakak juga mendengarnya sendiri,” ujar Syafri lagi.
Mendengar hal itu, isteri Sahnun terdiam. Tak ada sedikit pun terpancar niat tak baik di dalam diri Syafri; orang kampungnya yang cukup dia kenal. Tapi hatinya juga bergetar, kalau benar yang terjadi begitu, adalah sebabnya hingga boleh demikian? Bagaimana mungkin kubur boleh mengeluarkan suara? Dengan perasaan campur aduk, ditemani anak, beberapa ahli keluarga, dan beberapa penduduk kampung, isteri Sahnun segera menuju kubur suaminya. Hari itu, barangkali, adalah hari yang tak pernah diinginkan oleh isteri Sahnun. Saat bersimpuh di hadapan kubur suaminya, telinganya sendiri mendengar suara gedebak-gedebuk, bersahutan, berkelanjutan, kadang-kadang kecil, kadang-kadang keras dari dalam kubur suaminya! Spontan saja isteri Sahnun meraung-raung bersedih. Sekalipun hatinya menolak, sekalipun dia tak pernah mengharapkan hal tersebut, tapi telinganya tak membohong. Suara itu benar-benar dia dengar dan itu berasal dari gundukan tanah dimana jasad suaminya berada. “Kenapa boleh jadi seperti ini? Kenapa? tolonglah! Kenapa boleh jadi seperti ini?” rintih isteri Sahnun terharu.Orang-orang memandang prihatin ke arah isteri Sahnun. Sungguh, mereka pun tak mengerti apa yang harus dilakukan. Hal itu tak pernah terjadi di kampung tersebut hingga mereka juga tak tahu harus bagaimana. Seorang pemimpin kampung kemudian menganjurkan isteri Sahnun pulang, agar masalah ini boleh dibincangkan bersama beberapa pemimpin agama dan pemimpin adat. Pasti ada hal yang tak beres dan hal itulah yang harus ditemukan. Sementara itu, seorang pemimpin agama kemudian mengumpulkan sejumlah penduduk untuk sama-sama membacakan surah Yassin di perkuburan Sahnun. Langkah itu diambil agar diberi petunjuk jelas dari Allah s.w.t. tentang keadaan kubur Sahnun itu. 40 orang itu melingkari dan membaca surah Yassin dengan seksama. Di sela-sela pembacaan Yassin itu masih terdengar suara “Gedebak-Gedebuk” dari dalam kubur.
Selanjutnya dapatkan Hidayah Oktober 2010 di pasaran...
Monday, September 20, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment