Monday, May 14, 2012

Lelaki Pendakwah Berjubah

DAN marilah, sekali-kali, kita bercermin [juga bertanya] ehwal para lelaki yang gemar berdakwah itu. Sekali-kali, kita tengok mereka yang kerap berpakaian serba putih lengkap berserban serta janggutnya yang kerap terlihat menjuntai di dagu itu. Lelaki-lelaki penziarah (dari rumah ke rumah) yang, entah sudah berapa daerah dan negeri, tak kenal lelah untuk berdakwah. Tersebutlah ia, Ustaz A, yang telah menyusur beberapa negara atas nama dakwah; mengajak dan menyeru manusia lain di wilayah  yang - menurut komunitinya - harus “dicerahkan”.  Dia hanya lelaki biasa, bukan sesiapa yang termasuk dari kelas yang kaya raya. Bukan juga tokoh agama yang namanya membahana dalam media. Panggilan “Ustaz” pun, kiranya, baru-baru saja; melekat padanya lantaran daya aktivitinya di organisasi keislaman, lantaran ghairahnya memberi tausiyah dari pintu ke pintu. Tapi, perkara biasalah, lelaki usia 50-an itu merantau dari tempat ke setempat selama berbulan-bulan ke pelbagai negara hanya sekadar misi dakwah dan iman di dada? Tentu saja boleh. Buktinya, dia memang sudah melaksanakannya. Saya sendiri tidak dapat mengesan lebih jauh apa pekerjaannya, bagaimana sumber-sumber ekonominya hingga dia mampu berdakwah dengan cara keliling tersebut; dari rumah ke rumah, dari masjid ke masjid, dari kampung ke kampung, dari kota ke kota dan dari negara ke negara. Syahdan, menurut keterangannya, juga keterangan pimpinan kelompoknya, biaya dakwah itu diperoleh dari kocek peribadinya. Konon, isteri dan anaknya sudah mengerti posisi imam mereka; aktivis sebuah organisasi Islam yang—demi misi Islam — harus rela berbagi tanggungjawab. Sebuah pengorbanan untuk agama Allah, katanya. Sebuah perjuangan seorang muslim menyuluh umat lain, demikian tegasnya. Bukankah firmanNya [QS. 3: 110] dan sabda RasulNya menegaskan laku dakwah mereka?

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mei 2012 di pasaran...

No comments: