Monday, May 14, 2012

Yusuf Al-Qaradhawi: Ulama Yang Tegas Dan Berani

DIALAH ulama yang berwawasan luas, kritis, dan berani. Bahkan, dia tidak segan-segan mengkritik pemerintah yang zalim. Tak berlebihan, jika kritiknya itu kerap membuat pemerintah atau kerajaan merasa tersinggung dan panas. Hujungnya, dia pun sempat disumbatkan ke bilik penjara. Tapi, jeriji besi penjara itu tak membuat tokoh yang dikenal luas oleh kalangan umat Islam di belahan dunia ini membisu. Dia tetap kritis dan lantang, terutama sekali saat ada di atas mimbar, dia lantang menyuarakan kepedulian terhadap umat demi membuka cakrawala umat. Hingga kini, Yusuf al-Qaradhawi tetap kritis dan berani. Bahkan, saat Hosni Mubarak, pemimpin Mesir itu diam saat sedang panas diminta mundur oleh para penunjuk perasaan, Qaradhawi – yang jadi ketua Persatuan Ulama Islam Dunia itu - dengan keras menuduh Hosni Mubarak buta dan dungu. Dia malah menegaskan bahawa para syuhada yang mati saat menggulingkan kerajaan zalim Mubarak itu pun tidak sia-sia. Mujahid kelahiran Mesir ini memang dikenali memiliki pandangan yang tajam dan berani. Bahkan, kerap dianggap kontroversial. Tapi, sebagai seorang mujtahid, fatwa-fatwa yang dia keluarkan kerapkali diperlukan umat, bahkan jadi rujukan banyak orang – apalagi terkait “persoalan hidup di zaman moden ini” yang tak pernah ada dalam bahasan kitab-kitab fikih klasik. Kendati demikian, tidak sedikit pula yang mengkritik bahkan meremehkan fatwa-fatwa Qaradhawi.

Hafal al-Quran Sejak Kecil

Yusuf al-Qaradhawi lahir di sebuah kampung kecil di Mesir yang bernama Shafth Turaab di tengah Delta pada 9 September 1926. Tatkala masih kecil, al-Qaradhawi sudah dikenal sebagai seorang anak yang pandai, memiliki otak yang cergas dan bijak. Bahkan, ketika masih belia [10 tahun], dia sudah dianugerahi kemampuan menghafal al-Quran. Al-Qaradhawi menyelesaikan pengajian di Ma’had Thantha dan Ma’had Tsanawi. Setelah itu, dia meneruskan pengajian ke Universiti Al-Azhar, Fakulti Ushuluddin, dan lulus tahun 1952. Al-Qaradhawi boleh dikatakan terlambat meraih gelar doktor, tapi itu tidak lain kerana dia harus meninggalkan Mesir lantaran kekejaman rejim penguasa Mesir waktu itu. Dalam perjalanan hidupnya, al-Qaradhawi kerap berhadapan dengan penguasa dan berkali-kali disumbatkan ke dalam penjara. Bahkan, ketika masih muda, berusia 23 tahun, dia sudah dimasukkan ke penjara oleh rejim - penguasa tatkala Mesir waktu itu oleh Raja Faruk. Al-Qaradhawi di penjara lantaran terlibat dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Tapi, kepedihan hidup di penjara tidak membuat al-Qaradhawi serik. Setelah bebas, dia pun kembali bersuara lantang; tetap berani mengkritik kerajaan Mesir yang memang zalim itu. Di atas mimbar, tatkala mendapatkan kesempatan memberikan khutbah, dia tak henti-henti mengecam rejim penguasa yang di mata al-Qaradhawi tidak adil dan zalim. Akibatnya, dia pun harus berurusan dengan pihak berwajib. Sebab di mata penguasa, al-Qaradhawi dianggap “berbahaya” dan harus di‘diam’kan. Tak berlebihan kalau al-Qaradhawi pun dilarang memberikan khutbah di masjid-masjid di daerah Zamalik. Pada April 1956, tatkala meletus revolusi di Mesir, al-Qaradhawi kembali ditangkap. Rupanya, penjara jadi tempat yang akrab bagi al-Qaradhawi. Sebab, pada Oktober 1956, dia kembali ke dalam penjara. Bahkan, waktu itu dia ditahan ke dalam penjara tentera selama dua tahun. Setelah berkali-kali hidup di balik penjara, al-Qaradhawi akhirnya memutuskan meninggalkan Mesir tahun 1961 menuju Qatar. Sebab, di Qatar, dia merasa lebih bebas dan leluasa untuk bersuara lantang. Selain mendapatkan taraf warga negara Qatar - kemudian menjadikan Dhaha sebagai tempat tinggalnya -, dia bahkan sempat mendirikan Fakulti Syariah di Universiti Qatar disamping mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Al-Qaradhawi baru mendapatkan gelar doktor tahun 1972. Dia meraih gelar doktor dengan menyelesaikan kajian yang memiliki kepedulian terhadap kemiskinan umat: Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan. Setelah kajian al-Qaradhawi itu disempurnakan, akhirnya dibukukan dengan judul Fikih Zakat, sebuah buku yang cukup lengkap dan komprehensif dalam membicarakan persoalan zakat ditinjau dari sudut pandang moden.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mei 2012 di pasaran...

No comments: