Monday, May 14, 2012

Serigala Yang Dituduh Korbankan Nabi Yusuf a.s.

MALAM seperti menyulam langit menjadi hitam. Bulan setengah jingga pun nyaris meredup. Tapi, gelap malam tak menghalangi serigala itu keluar dari pintu gua, menghirup udara malam yang dingin, dan melolong dengan panjangnya. Binatang itu seakan mencium semerbak aroma yang khas, aroma binatang buruan.
Bulan di langit menjadi petunjuk bagi binatang itu menapaki lengang jalanan. Ia melangkah dengan pelan dan berjalan di bawah sinar rembulan. Mulut haiwan itu mengendus-endus dengan tajam. Aroma haiwan buruan menyengat. Serigala itu pun memutuskan mencari sumber aroma yang siap menjadi mangsa. Kian jauh serigala itu berjalan, ia merasakan aroma itu semakin dekat dengan rasa penciumannya. Ia mengendap-endap, menghembuskan nafas sejenak lalu bergerak cepat dengan waspada. Tapi beberapa langkah kemudian, ia melihat sebuah khemah putih. Tak jauh dari khemah itu, ada sepuluh lelaki sedang duduk mengelilingi unggun api yang menyala-nyala; memercikkan api seakan membakar keheningan malam.
Sejenak, serigala itu terkesima, menatap dengan tajam dan penuh selidik. Tidak henti-henti, serigala itu menatap wajah sepuluh lelaki itu; wajah orang-orang yang sedang menyusun sebuah rencana jahat. Tapi, sebenarnya aroma yang mengundang kedatangan serigala itu mendatangi tempat tersebut adalah sekawanan domba yang ikut perjalanan sepuluh lelaki itu. Serigala itu menyurukkan muka ke tanah. Tapi, ia tetap menajamkan telinga agar boleh menangkap gerak-geri sepuluh lelaki itu. Hening menyelimuti malam, dan serigala itu hanya mampu menatap dari tempat ia berdiri. Hingga kemudian, salah seorang dari sepuluh lelaki itu berkata seraya memanaskan kedua tangannya di atas tungku api unggun, “Kita harus segera bebas dari Yusuf.” Dingin malam menggigilkan tubuh serigala. Ia kemudian membekapkan bulu-bulunya agar dingin tak mengusik tulangnya. Hening malam serasa panjang, mendebarkan. Dan, sepuluh lelaki itu kembali berbincang-bincang, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.” (QS. Yusuf [12]: 8-9) Serigala itu seakan mengetahui apa yang diperbincangkan sepuluh saudara Yusuf itu. Lalu, seseorang di antara mereka berkata: “Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar telaga supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat.” (QS. Yusuf [12]: 10) Serigala itu hendak melangkah pergi, ketika ia merasa domba-domba itu tak dapat dijadikan sasaran. Tetapi, pembicaraan sepuluh lelaki itu kembali mengusik serigala itu tetap tinggal di tempat ia berdiri. Ia pun berdiam dirinya dan melihat dengan waspada. “Apa yang akan kita katakan kepada bapa kita, Ya’qub, kalau ia bertanya tentang Yusuf?” ucap salah satu di antara mereka. “Kita katakan saja kepadanya jika Yusuf telah tersesat,” jawab yang lain. “Itu permainan tipu helah yang ketara sekali.


Selanjutnya dapatkan hidayah Mei 2012 di pasaran...

No comments: