Wednesday, September 11, 2013

Muslim Hawaii: Semarak Syiar Di Pulau Aloha

KEDATANGAN bulan Ramadan menjadi bulan yang istimewa bagi Nazeehah Khan. Gadis Hawaii berdarah Pakistan ini menemukan kekukuhan rohani keIslamannya di bulan suci itu. Dua tahun lalu, tepat setelah dia menyelesaikan puasa Ramadannya, dia memutuskan untuk bertudung melengkapkan tuntutan menutup aurat. “Ramadan dua tahun lalu agak istimewa bagi saya. Saya lulus dari sekolah menengah dan memperoleh kesempatan melawat Qatar. Setiap Ramadan adalah waktu bagi saya bermuhasabah dan mengeratkan kembali hubungan saya dengan keluarga, juga yang terpenting dengan Tuhan,” ujar gadis manis ini sebagaimana yang tersiar dalam Honolulu Star-Advertiser, antara akhbar terbesar di Hawaii. Nazeehah memang bukan gadis biasa. Dia aktivis di kampusnya. Dia menjawat Presiden Islamic Society di University of Hawaii, Manoa. Kelompok pelajar muslim itu mempunyai keahlian seramai 100 anggota. Setiap Ramadan, Nazeehah dan teman-temannya selalu mengadakan acara di kampus. Mereka  mengkaji lagi Islam dan ibadah puasa itu sendiri dengan mengundang pakar-pakar tertentu. Nazeehah yang  lahir dan besar di Hawaii, mengatakan keputusannya bertudung adalah pernyataan identiti bagi agama dan budayanya.
“Ini langkah mewakili pihak yang tak terwakili sebelumnya dan itu adalah muslim Hawaii,” ujar Nazeehah.
Seorang rakan Nazeehah, Safiah Abdel Jawad, juga menyebut betapa Ramadan memberinya perasaan yang baik. Mulanya, dia mengaku sulit memulai kebiasaan menjalani ibadat puasa. Tapi saat sudah sering dilakukan, semua berubah nikmat. Demikian juga solat lima waktu. Ramadan juga membuat Safiah berkesempatan lebih banyak masa berkumpul dengan keluarganya dimana, di hari biasa, itu sulit dilakukan kerana kesibukan. Ramadan juga membuatnya bertemu dengan teman-teman muslim baru dan boleh sering bermuzakarah di dalam masjid. “Saya suka keberkatan bulan ini. Saya boleh mengadukan apa saja kepada Allah, memohon pertolonganNya. Saya juga suka dengan solat Istikharah dan solat ini banyak membantu saya,” ujar Safiah. Safiah memang tidak lahir di kepulauan Hawaii ini. Dia datang ke kepulauan yang cantik itu ketika berusia lima tahun. Tapi di usia 10 tahun dia sudah berjilbab. Dia mengaku tak pernah mendapat perlakuan buruk dengan menutup kepala dengan tudung. Walau begitu, dia masih tak menerima label teroris (pengganas) yang sangat mudah disematkan orang ke setiap muslim selepas tragedi 11 September. Dia menyebut pandangan negatif itu memang tidak adil. Banyak salah faham mengenai Islam menurut Safiah. Orang menyebut ketidakadilan apabila saat perempuan berada di shaf belakang (waktu bersolat) sementara laki-laki di depan. Orang juga menyebut tidak adil kerana laki-laki mendapat waris lebih besar. Padahal semua itu ada maksudnya. “Perempuan berada di shaf belakang agar rasa khusyuk solat terjaga dan laki-laki diberi waris lebih besar. Sebabnya, dalam Islam, laki-laki bertanggungjawab menafkahi (mencari rezeki) keluarga dan membantu ahli keluarganya,” ujar Safiah.

Selanjutnya dapatkan Hidayah September 2013 di pasaran...

No comments: