Friday, July 20, 2012

Takutnya Batu Jadi Bahan Bakar Neraka

AYAT di atas menjelaskan bahawa bahan api neraka nanti terbuat dari manusia dan batu. Apakah kita boleh membayangkan bagaimana rasanya jika kita termasuk dari salah satu manusia yang menjadi bahan bakar neraka nanti? Mudah-mudahan saja tidak. Maka, perbanyaklah doa kepada Allah untuk memintakan ampun atas segala dosa-dosa yang telah kita lakukan, lalu perkuat dengan amal salih. Jika kita istiqamah melakukannya, insyaAllah, Tuhan pun akan memasukkan kita sebagai ahli syurga dan tentunya terhindar menjadi bahan bakar api neraka. Sayangnya, di antara kita sangat sedikit yang menyedari hal itu. Apa buktinya? Banyaknya kejahatan dan kemungkaran yang bermaharajalela di mana-mana. Sekarang, kita tidak sulit menemukan orang bertelanjang ria di muka umum. Bahkan, di Barat kadang-kadang melampaui batas sampai melakukan seks di muka umum. Kita pun sangat mudah menemukan orang yang tidak malu lagi untuk tidak solat, padahal mengaku dirinya muslim. Yang lebih nekad lagi, mereka juga mabuk dan berpesta dadah dengan lengkingan tawa yang memekik telinga, tanda kemenangan dan kebahagiaan. Padahal, sebenarnya, kebahagiaan mereka adalah sementara. Sebab, kebahagiaan sejati sesungguhnya nanti di akhirat. Kita sebagai manusia mestinya sangat malu pada batu. Apa sebabnya? Batu yang diciptakan Allah dalam keadaan tidak sempurna (kerana tak memiliki akal) saja sangat takut pada api neraka. Kerana tersangat takutnya, mereka rela mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan seseorang. Mereka berusaha untuk berlumba-lumba berbuat kebaikan kerana sebenarnya mereka sangat menyedari bahawa bahan bakar api neraka nanti adalah dirinya bersama makhluk Tuhan yang lainnya, iaitu manusia. Banyak kisah yang menunjukkan pada kita bagaimana rasa takutnya batu pada api neraka. Alkisah, pada suatu hari Rasulullah s.a.w. menemui puterinya, Fatimah Az-Zahra r.a. Baginda mendapati puterinya tersebut sedang menggiling sair (sejenis padi-padian) menggunakan sebuah penggilingan yang terbuat dari batu. Rasullullah melihat puterinya itu sedang menggiling sambil menangis, maka Rasullullah pun bertanya kepada putrinya: “Apa yang menyebabkanmu menangis, wahai Fatimah? Semoga Allah s.w.t. tidak menyebabkan matamu menangis.” Fatimah pun menjawab;
“Ayahanda, penggilingan dan urusan rumahtanggalah yang menyebabkan saya menangis.” Lalu Rasullullah duduk di sisi puterinya. Dan Fatimah Az-Zahra pun melanjutkan perkataannya; “Ayahanda, sudikah kiranya ayahanda meminta Ali bin Abi Thalib (suami Fatimah Az-Zahra) untuk mencarikan saya seorang jariyah (pembantu) untuk menolong saya menggiling gandum dan pekerjaan rumah.” Setelah mendengar ucapan puteri kesayangannya itu, Rasulullah bangun dari duduknya dan mendekati penggilingan, baginda mengambil gandum dan meletakkan gandum tersebut di dalam penggilingan sambil mengucapkan; “Bismillahirrahmanirrahim...” Dengan izin Allah penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya sambil bertasbih kepada Allah dengan berbagai bahasa sehingga tergiling habislah butir-butir gandum itu.
Kemudian Rasulullah berkata pada penggilingan: “Berhentilah berputar dengan izin Allah!” Maka penggilingan pun berhenti berputar, dan dengan izin Allah penggilingan tersebut boleh berbicara dan berkata: “Ya Rasulullah! Demi Allah, Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan RasulNya. Jikalau baginda Rasul memerintahkan hamba untuk menggiling gandum mulai dari Masryiq (Timur) sampai Maghrib (Barat) pun nescaya akan hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah satu ayat yang berbunyi; “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang telah diperintahkan Allah.”

Selanjutnya dapatkan Hidayah Julai 2012 di pasaran...

No comments: