Monday, November 12, 2012

Selepas 'Koma' Dan Dikuburkan

SIAPA pun akan mencintai pemuda ini. Ya, Salman (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pemuda yang salih. Dia fasih mengaji Quran, rajin berselawat dan aktif ke masjid. Tutur katanya pun begitu santun, sangat terjaga. Usianya baru sekitar awal 20-an. Tak aneh, banyak orang yang diam-diam mengidamkannya menjadi menantu. Setiap kali ada kegiatan di masjid, Salman selalu hadir. Ia ringan membantu segala hal di masjid; menggulung permaidani, membersihkan lantai dan lain sebagainya. Terkadang ia jugalah yang melaungkan azan. Tapi tak ada yang pernah tahu tempoh usia seseorang itu. Satu ketika, Salman diberitakan meninggal dunia. Dia sebenarnya tak terdengar sebelum ini mengalami sebarang penyakit kronik apa-apa atau sakit jantung. Khabar kematian Salman tentu saja membuat orang yang mengenalinya terkejut. Usia semuda itu, pemuda sesalih itu, ternyata berumur pendek. Hal ini mendatangkan perasaan hiba bagi siapa saja yang dekat dengannya. Salman dikatakan tidur di biliknya di siang hari itu. Saat azan asar berkumandang dia tak keluar dari bilik seperti biasanya. Bagitu pun pada waktu maghrib. Barulah ketika itu ibunya curiga dan memeriksa bilik Salman. Betapa terkejutnya ibu Salman mendapati anaknya sudah tak bernyawa lagi. Dengan perasaan sedih, tersebarlah berita kematian Salman kepada para tetangga. Demi melihat kebaikan pemuda itu, ramailah orang-orang yang datang menziarahi ‘jenazah’. Rata-rata mereka merasa prihatin, sebab Salman sangat mereka harapkan dapat berbuat banyak di dunia dakwah di kampung mereka. Pembawaannya yang tenang, sifat sopan santunnya, serta potensinya yang besar dalam ilmu agama, sungguh, akan dapat berguna bagi masyarakat kelak di kemudian hari. “Pemuda itu sangat baik, kelihatan salih orangnya. Sayang sekali usianya pendek,” ujar Kinah yang menjadi sumber kisah ini kepada Hidayah, yang tak mahu nama sebenarnya dipaparkan. Maka demikianlah, kampung kecil di sebuah daerah, Jawa Barat itu, mendadak ramai orang yang berkumpul di rumah keluarga si mati. Rumah sederhana milik keluarga Salman seperti tak henti-henti menerima tetamu yang menyatakan takziah. Beberapa diantaranya membawa beras dan menghulurkan sumbangan wang untuk meringankan beban keluarga itu. Dalam waktu yang sama majlis pembacaan ayat suci al-Quran dan bacaan surah Yassin dilangsungkan. Suasana sekitar kelihatan syahdu dan khusyuk sekali. Sebagaimana lazimnya keluarga muslim yang taat, keluarga Salman tidak ingin menunda-nunda urusan menguburkan jenazah. Rencananya, malam itu juga jenazah Salman segera dikuburkan. Kebetulan kawasan tanah perkuburan pun tak terlalu jauh. Orang-orang juga setuju kerana tenaga cukup banyak dan persiapan tak akan memakan waktu lama sebab peralatan mudah didapatkan.
Maka, setelah persiapan siap dilakukan, segeralah ‘jasad Salman’ disolatkan di masjid. Selanjutnya, keranda jenazah diusung ke tanah perkuburan. Di sana, lubang liang lahadnya sudah siap. Tak aneh, bila proses penguburan pun segera dilaksanakan tanpa sebarang halangan. Jasad Salman diletakkan pelan-pelan ke dalam liang lahad. Setelah dimiringkan dan disendal dengan kepalan tanah tanah, papan-papan pelindung yang ditaruh dalam posisi miring pun disusun.

Ternyata pemuda itu belum mati
Tanah kuburan pun segera ditimbus. Hingga terciptalah gundukan tanah di perkuburan Salman. Selesai pembacaan doa talkin, mereka yang mengiringi jenazah pun segera pulang. Hari memang sudah beranjak malam dan udara sudah mulai dingin. Perkuburan itupun kemudian menjadi sepi. Tapi tak ada yang mengetahui bahawa ada perasaan syak yang besar di dada ibunya Salman. Dia merasa mendapat firasat anaknya belum mati atau hanya mengalami pengsan atau ‘koma’. Perasaan itu sangat besar menyentak dadanya. Dia menyatakan hal itu kepada suaminya. Si suami yang awalnya mengira itu hanya kesan perasaan rasa sedih isterinya semata, kemudian mulai memikirkan firasat isterinya. Jangan-jangan firasat itu benar.
Maka, si suami pun membincangkan lagi dengan orang-orang tertentu untuk menggali kubur Salman yang masih basah itu. Beberapa orang ada yang kurang setuju dan merasa itu hanyalah perasaan seorang ibu yang ditinggal anaknya saja. Tapi akhirnya penggalian itu dilakukan juga. Tidaklah sukar sangat menggali semula kuburan Salman yang masih basah itu. Ada perasaan aneh dan ganjil saat papan pelindung jenazah Salman dibuka satu-persatu. Kain kafan pun kemudian dibuka. Diperiksa leher Salman dan benar saja ada denyut di leher itu. Semua terkejut. Firasat si ibu ternyata benar. Salman masih hidup atau tepatnya ia hidup lagi, sebab sebelumnya mereka semua sudah yakin Salman benar-benar mati di waktu maghrib dengan cara memeriksa hidungnya yang tak mengeluarkan nafas lagi, nadinya tak berdenyut, dan tubuhnya sudah dingin. Pelan-pelan jasad Salman diangkat. Pipi Salman ditepuk-tepuk. Salman memberi tindakan balas. Matanya terbuka tapi ia tampak sangat ketakutan. Dia sedikit meronta tapi kemudian orang-orang di sekelilingnya menenangkannya. Salman akhirnya dapat sedar sepenuhnya dan mengenali beberapa ahli keluarganya dan orang-orang di sekelilingnya. Tapi wajahnya masih pucat dan menyiratkan ketakutan.

Selanjutnya dapatkan Hidayah November 2012 di pasaran...

No comments: