Thursday, February 7, 2013

Dijemput Maut Ketika Bersujud

DEMIKIAN yang terjadi pada HM. Busroh. Ketika itu, tak ada tanda-tanda kalau lelaki itu sedang diintip ajalnya, ia nampak sihat walafiat, segar bugar. Dia juga masih sempat ke masjid untuk menunaikan solat subuh berjemaah. Tetapi takdir Allah berkata lain. Ia dipanggil menghadapNya di pagi hari, saat seluruh keluarga tak menduganya sama sekali.

AYAH DAN SUAMI YANG BAIK
HM.BUSROH lahir pada tarikh 17 April 1954 di Kampung Tanjung Sari, Karangampel daerah Indramayu. Ia memiliki isteri yang bernama Hajah Sumirih dan dikurniai empat orang anak yang benama Musyrifah, 30, Marfuah, 30, Maryati, 28 dan Maskanah, 24. Sejak kecil, Busroh memang suka dengan hal-hal yang sifatnya agama. Sebab ia dilahirkan dalam keluarga yang begitu dekat dengan agama. Ia suka mengaji, pergi ke mushala (surau), masjid dan sebagainya. Kesukaan pada hal-hal agama, kemudian membawanya untuk pergi menimba ilmu ke pondok pesantren Babakan Ciwaringin, Ceribon. Setelah lulus dari pondok pesantren ia memilih kembali ke kampung halamannya tidak menetap atau memilih mengajar di tempatnya menimba ilmu. Di kampungnya, diapun mulai mengamalkan apa yang didapatkannya selama berada di pondok iaitu mengajar kitab kuning, memberikan kuliah agama dan mengajarkan al-Quran. Langkah pertama yang ia lakukan ialah dengan mendirikan Masjid Nurul Huda yang letaknya sekitar beberapa meter dari rumahnya. Dari tempat suci inilah dia mulai menyebarkan syiar agama di kampung Tanjung Sari. Dia mulai mengajak masyarakat agar rajin solat berjemaah di masjid, mengikuti kuliah-kuliah dan pengajian agama dan belajar secara berkitab. Apa yang terjadi di masjid ini bagaikan seperti keadaan di pondok pesantren. Lambat laun kegiatan keagamaan di Masjid Nurul Huda semakin marak. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang-orang tua mula berkecimpung dalam kegiatan keagamaan yang diadakan di masjid. Apalagi gaya pengajian dan ceramah yang disampaikan oleh Busroh memiliki gaya tersendiri dan dapat menarik orang lain untuk boleh mendengarkannya secara seksama. Makin hari kegiatan Busroh pun semakin sibuk. Meski begitu, sebagai seorang ayah dari beberapa orang anak dan suami dari seorang isteri tercinta, ia tetap memberikan curahan perhatian dan kasih sayang yang luar biasa terhadap mereka. Terhadap anak dan isteri, Busroh memang jarang marah. Ketika marah pun ia tak pernah menggunakan kekerasan seperti menampar, memukul atau menendang. Ia melakukan dengan nasihat yang baik.  “Bahkan dia seorang yang suka bercanda (bergurau) dan berjenaka,” kenang Hajah Sumirih. Selera humornya Busroh begitu tinggi, sehinga isteri dan anak-anaknya terkadang dibuat ketawa besar. Dan sifat seperti ini justeru berlawanan dengan sikap tegasnya dalam kebenaran. Ia bertegas dalam bertindak kepada yang salah dan berani berjuang untuk yang benar. Bukan saja kasih sayang sepenuhnya yang diberikan oleh Busroh kepada keluarganya, ia juga adalah seorang yang gigih bekerja. Untuk menyara dan menghidupi keluarganya ia berjual kereta di rumahnya juga melayani perniagaan jual beli kereta tapi bukan dalam bentuk besar-besaran. Caranya ialah dia memiliki kereta, tetapi jika ada orang yang menyukai keretanya itu, maka dia akan menjualnya dengan harga yang sesuai dan berpatutan. Dan begitulah seterusnya.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Februari 2013 di pasaran...

No comments: