Thursday, August 15, 2013

Dua Biji Kurma Yang Meresahkan

DI BENAK kita, dua biji kurma yang sudah jatuh di tanah dan tak jelas siapa pemiliknya mungkin tak menjadi masalah apabila kita pungut dan kita makan. Tapi, bagi seorang sufi seperti Ibrahim bin Adham, dua biji kurma itu sangat mengganggu fikirannya dan meresahkan hatinya lantaran boleh menjadi penghalang bagi ibadahnya dan amalan-amalan yang dilakukannya. Bagaimana boleh terjadi demikian?

Memungut Buah Kurma di Tanah
Saat musim haji tiba, tentulah suasana Tanah Suci begitu bersemarak. Di sana-sini kaum muslim bersimpang siur dengan menjalani amalan ibadahnya.  Satu di antara jemaah yang hadir di Tanah Suci adalah Ibrahim bin Adham atau yang juga dikenal dengan sebutan “Abu Ishak”. Usai menunaikan ibadah haji, lelaki itu menyempatkan diri singgah di sebuah kedai yang berada di sekitar Masjidil Haram. Ia berbelanja membeli beberapa tandan kurma untuk dimakannya nanti. Tatkala kurma yang dibelinya sedang ditimbang dan dibungkus, dia melihat ada dua biji kurma tergeletak di bawah kakinya. Dia menyangka kurma tersebut bahagian dari kurma yang dibelinya hingga tanpa fikir panjang ia langsung memungutnya dan memasukkan ke dalam begnya. Sepeninggalannya dari kedai kurma itu, buah-buah kurma yang dibelinya dibuka lantas dimakannya termasuk dua biji kurma yang dipungutnya di bawah kakinya. Kala itu, tak ada perasaan apa-apa. Tapi entah mengapa mendadak ada timbul keinginan yang menggebu-gebu untuk berziarah ke Baitul Maqdis. Keinginan itu terus bergejolak sehingga akhirnya ia memutuskan untuk memendekkan harinya tinggal di Makkah. Tatkala ada kafilah yang hendak menuju ke sana, segeralah dia ikut dalam rombongan tersebut. Jarak tempuh menuju Baitul Maqdis tergolong jauh sampai memakan waktu perjalanan lebih kurang dua bulan lamanya, melewati gurun sahara yang panas dan bukit serta lurah. Namun keletihan itu terbayar habis tatkala sampai di tempat tujuan. Sesampai di sana, lelaki itu ingin memasuki tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah, yakni Qubbatush Shakhra (Dome of The Rock) – tempat yang dipercayai sebagai titik berangkatnya Nabi Muhammad s.a.w. dalam peristiwa Israk Mikraj. Letaknya di tengah-tengah di dalam tembok kompleks al-Haram asy-Syarif (tempat suci yang mulia) yang berada di dalam tembok kota lama Jerusalem (Jerusalem Timur). Tak sangka-sangka, Ibrahim dapat masuk dengan mudah. Hatinya luar biasa gembira. Sebab tempat ini termasuk diimpikan oleh banyak orang dapat diziarahi. Di tempat itu, dia bersolat dan berdoa dengan khusyuk sekali. Dalam zikirnya, ia mendengar percakapan yang menurutnya adalah dialog dua malaikat. “Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah dari Khurasan, Iraq Barat, dimana setiap hari cukup banyak amalnya menuju ke langit,” kata yang satu. “Benar,” jawab malaikat satunya sepontan, “Tapi sekarang sudah tidak lagi, lantaran beberapa bulan yang lalu ia memakan kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram,” jawab yang satu lagi. Tentu saja Ibrahim terkejut. Ia terhenyak. Jadi selama beberapa bulan ini ibadahnya, solatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah s.w.t. gara-gara ia memakan kurma yang bukan haknya. Sekujur tubuhnya seketika gementaran. Sendi-sendinya seakan-akan lunglai dan air matanya segera membasahi tempat sujudnya.
“Astaghfirullahal ‘adzim...” Ibrahim beristighfar. Dialog tersebut membuat Ibrahim Adham tak tenang. Sehingga tatkala pagi tiba, segeralah ia berkemas untuk berangkat lagi ke Makkah menemui pedagang kurma.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Ogos 2013 di pasaran...

No comments: