Thursday, August 15, 2013

Nabi Dan Enam Pemuda Madinah

PERISTIWA Israk Mikraj membuat banyak iman orang terguncang. Bukan dalam erti positif, tapi erti negatif. Ya, memang tak mudah memahami perjalanan itu hingga ada pengikut Nabi s.a.w. yang berbalik tak lagi mengimani baginda. Sementara kabilah Quraisy semakin keras menentang baginda hingga Nabi merasa tak ada lagi jalan membuat mereka menjadi beriman. Sahabat-sahabat terbaik memang tetap ada di sisi baginda, seperti Umar, Hamzah dan Abu Bakar. Tapi risalah Islam tentulah tak boleh berhenti pada lingkaran sahabatnya saja. Maka ketika baginda mendengar khabar ada 6 orang dari Yastrib (Madinah) tengah berada di Aqabah, daerah menanjak dan berbukit di tengah-tengah Makkah dan Mina, baginda menemui mereka. Nabi s.a.w. ingin membacakan al-Quran kepada mereka sebagaimana baginda juga membacakannya kepada setiap kabilah Quraisy, tak peduli mereka akan menerima atau menolaknya. Yastrib (Madinah) sebenarnya dekat di hati Nabi. Baginda pernah kesana saat kecil bersama ibunya, Aminah, berziarah ke makam ayahnya, Abdullah. Di sana juga ada keluarga ibunya dari Bani Najjar. Nabi melihat makam ayahnya di usia 6 tahun. Saat kembali ke Makkah, ibunya jatuh sakit di perjalanan dan wafat di Abwa yang merupakan pertengahan Makkah dan Madinah. Nabi s.a.w. menemui keenam orang Madinah yang ternyata dari suku Khazraj. Nabi tak kenal mereka, tapi mereka mengetahui tentang Nabi. Keenam orang itu adalah As’ad bin Zararah, Rafi’ bin Malik, Qutbah bin Amir, ‘Uqbah bin Nabi, ‘Aun bin al-Harits dan Jabir bin ‘Abdillah. Mereka pun berbincang dan Nabi s.a.w. menyampaikan risalahnya. Iman menyusup ke dada enam orang ini hingga mereka mendengarkan setiap perkataan Nabi dengan seksama. “Sungguh, orang ini adalah Nabi yang akan datang kepada kita seperti yang dijanjikan orang-orang Yahudi. Jangan sampai mereka menemuinya pertama kali!” ujar salah seorang pemuda itu kepada temannya. Tak lama kemudian, mereka pun bersaksi dan beriman kepada Nabi: “Kami telah meninggalkan kaum kami. Mereka sudah terkoyak oleh kejahatan dan permusuhan. Mudah-mudahan Allah akan menyatukan mereka melalui dirimu. Sekarang kami akan pergi mengajak mereka untuk menerima agamamu seperti kami. Jika Allah mempersatukan mereka keranamu, maka tidak ada orang yang lebih mulia daripada dirimu.” Keenam orang Khazraj itu menyampaikan dakwah Islam kepada sebanyak mungkin orang dalam kaumnya yang mahu mendengarkan. Musim panas berikutnya, jatuh pada tahun 621 Masehi, lima orang dari mereka menziarahi Makkah lagi. Mereka  juga membawa serta tujuh orang lainnya; dua di antaranya dari suku Aus. Di Aqabah, kedua belas orang ini berbai’at kepada Nabi. Bai’at ini dikenal sebagai Aqabah Pertama. Mereka berikrar: “Kami berbai’at kepada Rasulullah pada malam pertama di Aqabah bahawa kami tidak akan mempersekutukan Tuhan dengan apa pun, tidak akan mencuri, tidak berzina, tidak membunuh bayi, tidak bersaksi palsu, dan tidak akan menderhakai kebenaran.” “Jika kalian memenuhi janji ini, maka syurga menjadi milikmu. Jika kalian melakukan salah satu dosa-dosa itu, kemudian menerima hukumannya di dunia, maka itu sebagai penghapusan. Namun, jika perbuatan kalian tidak terungkap hingga datangnya Hari Kiamat, maka terserah Allah untuk menghukum atau mengampuni kalian di hari itu,” ujar Nabi.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Ogos 2013 di pasaran...

No comments: