Thursday, August 15, 2013

Masjid Id Kah Xinjiang: Syiar Yang Berterusan Dari Abad Ke Abad

MASJID ‘ID KAH’ merupakan masjid yang terletak di Kashgar Xinjiang, di bahagian barat China dan disebut-sebut sebagai salah satu masjid terbesar di China. Setiap Jumaat, masjid tersebut dipenuhi 10,000 orang jemaah dan dapat menampung 20,000 orang jemaah sekaligus. Jemaah tak hanya memenuhi kawasan di dalam masjid tapi juga di luarnya. Kelihatan di setiap solat Jumaat, orang berlimpah ke luar masjid dan mesti membuat shaf di sela-sela kenderaan yang di kawasan letak kereta. Tak akan ada masalah solat di luar masjid jika musim panas tiba. Tapi, jika musim dingin tiba, jemaah yang tak berkesempatan tempat mesti melawan dinginnya cuaca Xinjiang yang boleh menyusuk mengilukan tulang. Menurut sejarahnya masjid ini dibangun Saqsiz Mirza pada tahun 1442. Luasnya meliputi 16,800 meter persegi. Wajar saja jika masjid ini disebut sebagai masjid terbesar di China sebab tak ada masjid yang memakan tanah sebesar itu di China. Masjid Guangta di Guangzhao saja hanya menempati tanah 3000 meter saja. Masjid ini memiliki gerbang besar dan dua menara yang mengapitnya. Halaman masjid sangat luas dimana tumbuh pohon-pohon poplar yang tinggi juga pohon rhu (pokok krismas). Pohon-pohon itu sangat segar dan kuat seperti pemuda yang tengah berkembang. Pohon-pohon itu menjadi sumber kesejukan di kawasan masjid hingga pengunjungnya seperti berada di kawasan berhawa dingin. Ada sebuah kolam berair jernih yang tampak seperti cermin yang anggun dan tenang. Ruang utama masjid sangat luas dan dihiasi dengan tiang-tiang berukir dan gambar yang indah. Pada masa revolusi kebudayaan China, masjid ini mengalami kerosakan. Pihak pemerintah kemudian memperbaikinya kembali sekaligus menetapkannya sebagai warisan budaya yang wajib dilindungi. Tak hanya pemerintah otonomi Xinjiang yang memperkenalkan masjid ini sebagai destinasi pelancongan, pemerintah Beijing pun giat mempromosikannya. Masjid ‘Id Kah’ menjadi perhatian banyak petualang sejak dulu kala. Pada tahun 1936, seorang petualang dari Inggeris bernama Skrine dan temannya Aurel Stein mengunjungi Xinjiang dan mengabadikan situasi saat itu. Skrine memotret suasana pasar yang ramai di halaman masjid 'Id Kah'. Orang-orang seperti menyemut dalam foto itu. Skrine barangkali lebih tertarik dengan suasana pasar itu dan tak menyebut bangunan yang menjadi latar sebagai masjid 'Id Kah'. Tapi itu boleh diagak sebagai masjid 'Id Kah' sebab tak ada bangunan seperti itu di Kashgar. Seorang petualang lain bernama E. Techman juga mengabadikan masjid ini dengan memotret bahagian depan masjid yang diapit menara. Pada foto dokumentasi yang lebih moden, Masjid 'Id Kah' sudah tampak berwarna kuning dan mengalami perluasan dengan mengambil kawasan pasar yang ada di sampingnya. Ini dilakukan agar jemaah yang melimpah boleh ditampung.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Ogos 2013 di pasaran...

No comments: