Alkisah, ada seseorang yang hobinya berpoya-poya dan kemudian bertaubat. Ia banyak beribadah dan sering solat Tahajjud. Suatu saat, ia tergolek sakit, dan seorang temannya menziarahinya. Di atas ranjang, ia terbaring. Wajahnya pucat pasi. Kedua matanya tertutup dan kedua bibirnya membengkak. “Kawan, banyak-banyaklah mengucapkan kalimat syahadah. La Ilaha illa Allah,” nasihat kawannya, menganjurkan. Sahabat itu malah menatapnya dengan penuh kemarahan kemudian tak sedarkan diri. “Kawan, ucapkan Laa ilaha illa Allah,” lelaki tersebut mengingatkan kembali. Yang kedua pun tak ada jawapan. Ketika saranan ketiga disampaikan, si sahabat yang sakit tersebut baru membuka matanya. “Sahabatku, aku tidak mampu mengucapkan kalimat yang engkau sarankan. Kalimat ini seolah sudah menjauh dariku.” “Kenapa engkau bercakap demikian? Kemana solat, puasa dan Tahajjud yang selama ini engkau lakukan?” tanya kawannya kehairanan. “Aku melakukan semuanya itu bukan kerana Allah. Segala amalan yang aku lakukan ini sesungguhnya hanyalah agar aku dikenal dan disebut-sebut orang. Aku melakukannya dengan maksud menunjuk-nunjuk kepada orang lain. Dan taubatku adalah taubat palsu.” “Bila aku menyepi seorang diri, aku tutup pintu rumahku. Lantas aku meminum arak dan melawan Tuhan dengan kemaksiatan. Aku terus melakukan hal itu hingga akhirnya aku tertimpa penyakit yang mengakibatkan aku hampir mati. Ketika keadaanku seperti itu, aku berdoa. Aku berjanji tidak akan mengulangi perbuatan maksiat untuk selamanya.”
Selanjutnya dapatkan Hidayah Julai 2010 di pasaran...
Sunday, July 11, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment