TIDAK sedikit orang yang menganggap bahawa pertanyaan alam kubur sangatlah mudah. Sebab, pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan meleset dari tigal hal: Siapa Tuhanmu? Apa Agamamu? Dan Siapa Nabimu? Soalan itu semuanya soalan bocor. Boleh dihafal dan ditentukan jawapannya. Kerana itu, mereka yang berfikir demikian kerap kali menganggap mudah tentang pentingnya beribadah kepada Allah. Kerana, bagi mereka, ketika mereka dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, maka ibadah itu tidak lagi penting. Sungguh, ini sebuah pandangan yang menyeleweng. Sebab, meski pertanyaan-pertanyaan itu tampak mudah, tapi tidak demikian bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah. Ibarat kata, masakan apapun terasa tidak nikmat di lidah jika yang memakannya adalah orang sakit. Demikian yang terjadi pada orang kafir. Ia seperti orang sakit, yang tidak akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, meski sebenarnya mudah. Al-Bukhari berkata, “Sedangkan orang munafik dan orang kafir, maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang kamu katakan tentang orang ini?” Dia menjawab, “Aku tidak tahu. Aku mengatakan seperti yang dikatakan orang-orang.” Maka dikatakan kepadanya, “Kamu memang tidak tahu dan kamu tidak pernah membaca.” Lalu dia dipukul dengan palu dari besi, sehingga menjerit kesakitan yang jeritannya dapat didengar siapa yang ada di belakangnya kecuali jin dan manusia.”
Ya, orang kafir tidak akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mudah dari Malaikat Munkar dan Nakir. Fikiran mereka seketika menjadi kosong. Lidahnya sulit sekali mengucapkan kebenaran. Yang ada, mereka hanya menjawab, “Aku tidak tahu.” Kedua malaikat yang berbadan hitam dan biru itu lalu mengenakan hukuman dengan palu besi, yang sakitnya tak terperikan. Setelah itu, kuburnya menyempit hingga tulangnya berselisih dan beranatakan dan amalannya menjelma sebagai seorang yang buruk rupanya, baunya busuk dan pakaiannya hodoh. Si amalan tersebut berkata, “Berbahagialah dengan azab Allah dan murkaNya.” Mayat berkata, “Siapa kamu, wajahmu yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Saya adalah amalmu yang buruk, demi Allah aku tidak mengetahuimu kecuali kamu berlambat-lambat dalam taat kepada Allah dan bersegera dalam bermaksiat.”
Demikian keadaan orang yang tidak beriman di alam kubur. Mereka tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mudah dari Malaikat Munkar dan Nakir. Bahkan, amal mereka sendiri menjelma menjadi rupa yang wajahnya sangat buruk. Bagaimana dengan orang yang beriman? Mereka akan dapat menjawabnya dengan mudah. Bagi mereka, pertanyaan-pertanyaan itu sangat tidak asing di telinga mereka. Mereka seperti sering mendengarnya saat di dunia. Berbeda dengan orang kafir, pertanyaan-pertanyaan itu seperti “benda baru” yang dikenalinya. Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Jika dia orang Mukmin, maka dia menjawab, “Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahawa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.” Malaikat berkata, “Kamu benar.” Lalu malaikat membukakan pintu baginya yang menuju ke neraka, seraya berkata, “Itulah tempat dudukmu sekiranya kamu mengingkari Tuhanmu.” Di antara para sahabat ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah seseorang pada waktu itu masih boleh berkata kerana di atas kepalanya ada malaikat yang menakutkan?” Beliau menjawab, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Ibrahim: 27) Ya, orang yang beriman akan semakin percaya diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat di dalam kubur. Allah telah menguatkan hati mereka untuk dapat melakukan semuanya itu. Hal ini berbeda dengan orang munafik dan kafir, yang seketika menjadi bingung dan tidak percaya diri. Yang ada, malah, mereka ketakutan luar biasa kerana pertanyaan-pertanyaan itu sama sekali asing bagi mereka. Menurut Ust. Dr. H. Aam Amiruddin, M. Si, “Pengelola Tanya Jawab Kajian Islam di laman sesawang percikaniman.org”, yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur adalah iman atau amal salihnya selama hidup di dunia. Setiap orang yang lulus dalam ‘ujian’ alam kubur akan merasakan kenikmatan, sebaliknya orang yang tidak lulus akan merasakan azab dan penderitaan. Pertanyaannya: Apakah pertanyaan-pertanyaan itu, hanya tiga itu ataukah ada yang lain? Sebelum menjawabnya, sebaiknya kita lihat kisah berikut ini: Dari Hautsarah bin Muhammad Al-Munqiri Al-Bashari, dia berkata, “Saya bermimpi melihat Yazid bin Harun Al-Wasithi dalam tidur setelah dia meninggal selama empat hari. Saya bertanya, “Apa yang Allah lakukan kepadamu?” Dia menjawab, ‘Dia menerima kebaikan-kebaikanku dan mengampuni dosa-dosaku dan memberikan kepadaku pemberian-pemberian.’ Saya bertanya kembali, ‘Apa yang terjadi setelah itu?’ Dia menjawab, ‘Tidak ada yang terjadi dari Yang Maha Mulia selain kedermawanan, Dia mengampuni dosaku dan memasukanku ke dalam syurga.’
Saya bertanya, ‘Dengan apa kamu dapatkan apa yang kamu dapatkan sekarang?’ Dia menjawab, ‘Dengan majlis-majlis zikir, berkata benar, jujur dalam berkata-kata, lama berdiri solat dan sabar atas kefakiran (kemiskinan).’ Saya bertanya, ‘Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, keduanya telah mendudukanku dan bertanya kepadaku. Mereka bertanya kepadaku, “Siapa Rabb-mu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?” Maka saya menggerakkan janggotku yang putih kerana terkena tanah, sambil berkata, “Sepertiku ditanya? Saya adalah Yazid bin Harun Al-Wasithi, dulu saya di dunia selama 60 tahun sebagai orang yang paling pandai.” Dari kisah di atas nampak bahawa pertanyaan alam kubur itu tidak terlepas dari identiti ketuhanan, keagamaan dan kenabian. Dari kisah di atas, nampak bahawa tiga pertanyaan itu merupakan “harga mati”, yang harus dilewati oleh manusia di alam kubur, baik muslim maupun kafir. Pendapat di atas diperkuat oleh hadis Barra bin ‘Azib yang menyebutkan bahawa saat seseorang berada di alam kubur, dua malaikat datang dan mendudukkannya lalu mereka bertanya kepadanya, “Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Dan siapa lelaki yang diutus kepadamu dan mengajarimu?”
Selanjutnya dapatkan Hidayah Disember 2010 di pasaran...
Tuesday, December 7, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment