Friday, January 11, 2013

Austria: Islam Menemui Kedamaian Di Sana

ISLAM adalah agama minoriti terbesar di Austria dengan lebih dari 4 peratus penduduknya, setara dengan minoriti Protestan yang juga berjumlah 4 peratus. Angka ini berdasarkan kajian dalam tahun 2001.
Agama majoriti yang dianuti penduduk Austria yang berjumlah sekitar 8 juta jiwa dipegang oleh Katolik, yang jumlahnya lebih dari 70 peratus. Dari jumlah ini kita dapat menghitung bahawa di Austria ada sekitar 350 ribu orang muslim. Jumlah ini melonjak cukup tinggi jika dibandingkan kajian yang dilakukan pada tahun 1971 yang hanya 0.3 peratus dari populasi Austria yang terdaftar rasmi sebagai muslim. Tahun 1991, jumlah ini meningkat, yakni sekitar 158.776 muslim dihitung dalam kajian yang sama (2 peratus dari populasi).
Muslim di Austria dalam waktu beberapa tahun ini juga semakin bertambah, yang membuat mereka mampu berbicara lebih terbuka di tengah masyarakat Austria. Di Wina kini banyak terdapat muslimah yang memakai tudung. Dalam hal etnik, kelompok terbesar adalah keturunan Turki (134,210 Turki), diikuti oleh Bosnia (96,210 orang). Selama dekad terakhir, orang-orang keturunan Arab juga signifikan (10,123 orang).
Satu lagi yang menjadi bahagian besar dari pertambahan muslim di Austria berasal dari Mesir dan Iran. Baru-baru ini, lebih jauh lagi, fenomena yang meningkatkan pertumbuhan muslim adalah banyaknya warga Austria sendiri yang menjadi ‘saudara baru’ dengan memeluk Islam. Islam di Austria memiliki sejarah panjang. Dimulai sejak masa kesultanan Turki Uthmaniyah. Saat itu, pasukan Turki memasuki Austria tapi berhasil ditewaskan pasukan dari raja Austria. Meskipun upaya ini gagal, Islam mulai berpengaruh secara nyata bagi Austria setelah waktu itu. Malah ramai orang Turki yang masuk Austria yang kemudian menetap di sana. Mereka disambut baik oleh penguasa yang memberi mereka kebebasan beragama. Setelah Perang Dunia Kedua, gelombang baru pendatang muslim tiba di Austria. Mereka sebahagian para buruh (pekerja) yang membantu membangunkan semula negara itu yang hancur selepas perang dunia itu. Setelah tahun 1964, para pekerja dari sektor lain masuk terutama dari Turki, Bosnia dan Herzegovina dan Serbia, serta -meskipun kurang - dari negara-negara Arab dan Pakistan. Ini ditambah dengan kian banyaknya mahasiswa muslim belajar di Austria, terutama di Universiti Austria. Selama tahun 1970-an itu, kedatangan pendatang asing meningkat, kesan dari majunya ekonomi Austria. Gelombang terakhir dari kedatangan muslim tiba di awal 1990-an dari Yugoslavia. Mereka rata-rata menetap di wilayah industri seperti Vorarlberg, Wina, Salzburg, dan Tyrol.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Januari 2013 di pasaran...

No comments: