Thursday, October 10, 2013

Makbul Doa Seorang Perempuan Tua

PAGI itu, cuaca sangat harmoni. Angin berhembus sepoi-sepoi bahasa. Langit cerah tak berawan. Di sebuah taman perumahan mewah, cuaca teduh juga sangat nyata terlihat dan terasa; pepohonan yang tertata rapi, bak para gadis yang tengah berbaris dengan rambut panjang terurai, teduh di mata dan sejuk di hati. Barangkali, para penghuni rumah di kawasan perumahan tersebut sangat menikmati cuaca indah seperti ini. Keakraban antara anggota keluarga pastinya akan terasa lengkap. Namun, di salah satu rumah, keadaan sebaliknya justeru yang terlihat. Maddar (bukan nama sebenarnya) terlihat begitu berang memandangi wajah isteri dan anak perempuan tunggalnya itu. Matanya setajam mata burung helang, menukik, siap menikam wajah isterinya. Si isteri nampak menyembunyikan wajahnya. Dia begitu ketakutan mendapati suaminya yang tengah dilanda amarah. “Kamu jangan terlalu sibuk mencampuri urusanku!” Bentak Maddar dengan suara yang menggelegar kepada isterinya. “Tapi...” Maddar hampir melayangkan tamparan ke wajah isterinya, namun si anak yang berada di samping ibunya segera berteriak. “Cukuplah, Ayah! Jangan seksa emak lagi!”
Tamparan Maddar tak jadi singgah di wajah isterinya, tetapi ia malah memarahi anaknya. “Kamu juga! Masih kecil lagi sudah ikut campur urusan orang tua! Cakap pada emak kamu, kalau masih ikut campur urusan ayah, lebih baik kalian pergi dari rumah ini!” Isteri dan anak Maddar diam seribu bahasa.

MADDAR DAN PETUALANGANNYA
Siapa Maddar? Berbekal ketrampilannya, juga tubuh bagaikan ahli sukan dan wajahnya yang tampan, Maddar begitu ‘bernafsu’ apabila berada di hadapan seorang wanita cantik. Dari kalangan manapun wanita itu, bagi Maddar, kalau dia mahu berbaik-baik dan memberinya kesenangan, berapapun besarnya jumlah wang berani dia belanjakan. Entah itu wang tunai, mahupun kad kreditnya, atau dari mana saja. Semua “ikhlas” dia keluarkan. Bagi Maddar, begitu banyak jalan untuk mendapatkan kesenangan bersama wanita. Sumber-sumber internet yang banyak menampilkan promosi kenikmatan menjadi salah satu pilihan, namun selera Maddar tentulah ingin lebih dari itu. Ia ingin “daun-daun muda” yang dapat memberinya kebahagiaan. Maka untuk memenuhi hasrat gilanya itu, ia seringkali membuka tawaran kerja di beberapa perusahaan butiknya. Tentu saja tawaran-tawaran kerja di butik dikhususkan untuk wanita saja, terutama wanita muda yang baru lulus sekolah atau lepasan SPM. Jika pelamar kerja itu lulus ujian tahap pertama dan kedua, maka ujian terakhir Maddar sendiri yang menentukan. Biasanya, ‘ujian’ tahap akhir ini hanya berupa pertanyaan, bersediakah calon karyawan itu memberinya kesenangan. Hanya itu pertanyaannya, namun untuk menjawabnya sangatlah berat dan sulit.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Oktober 2013 di pasaran...

No comments: