Thursday, October 10, 2013

Sabarnya Seorang Wanita Hadapi Musibah

SEPERTI biasa, saat musim haji tiba, kaum muslimin dan muslimat dari segala penjuru berduyun-duyun datang ke Tanah Suci. Tampak di antara lautan jemaah tersebut seseorang  bernama Abu Hassan Siraj. Namun lelaki itu sungguh tak menyangka, ketika sedang bertawaf mendapatkan kejadian yang mengharukan.
Kejadian bermula ketika Abu Hassan melihat seorang wanita yang sangat cantik. Kerana terpesona, bibirnya sempat melontarkan gumaman, “Demi Tuhan, belum pernah aku melihat wanita secantik ini. Pastilah kecantikan itu kerana dia belum pernah mengalami derita atau kesedihan.” Tapi tanpa diduga, perempuan itu tahu apa yang terbetik dalam fikiran Abu Hassan.“Apa yang engkau ucapkan? Demi Tuhan, aku telah terbenam dalam derita dan kesedihan. Tak seorang pun yang mahu berkongsi rasa denganku,” ucap wanita cantik itu. Lelaki itu sempat kaget mendapati pertanyaan sedemikian. Namun tak berselang lama segera dapat mengendalikan diri. Seakan dihinggapi rasa penasaran, Abu Hassan ingin mengetahui lebih lanjut apa sebenarnya yang terjadi dengan perempuan di hadapannya. Pastilah ada kisah mengharukan sekaligus menyedihkan, sehingga ia mengatakan demikian.  “Memang apa yang terjadi denganmu?” tanya Abu Hassan pada perempuan tersebut.

Penderitaan Bertumpuk-tumpuk
Wanita cantik itu sejenak menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya pelan-pelan. Di matanya, sepertinya Abu Hassan adalah orang yang sesuai yang mahu mendengar kisah pedih yang dialaminya. Barulah setelah itu, ia memulai kisahnya. “Suatu waktu, suamiku menyembelih domba sebagai korban. Ketika aku sedang menyusui bayiku, kedua anakku yang lain sedang bermain-main di sekitarku. Ketika aku hendak memasak daging, aku mendengar salah seorang di antara anakku berkata pada saudaranya, ‘Marilah aku perlihatkan padamu bagaimana bapa menyembelih domba’. Saudaranya pun setuju. Tanpa kuketahui, apa yang kukira sekadar main-main dan bercanda ternyata menjadi kenyataan. Anakku yang mengajak permainan menyembelih domba itu benar-benar menyuruh saudaranya untuk berbaring di tanah dan kemudian memotong lehernya, seperti bapanya menyembelih domba. Ketika ia menyedari apa yang terjadi, dia lari ketakutan mendaki sebuah bukit. Malangnya, di sana dia diserang serigala dan menjadi korban oleh serigala tersebut.” Air matanya menitis tak terbendung. Namun tetap ia berusaha tabah. Ia menyekanya air matanya. “Suamiku pergi mencarinya dimana keberadaan anakku. Sayangnya dalam perjalanan pencarian, suamiku malah meninggal dunia kerana gelegak dahaga yang luar biasa. Sebab tak ada perbekalan yang boleh untuk mengisi perutnya,” kembali perempuan cantik itu mengenang pilu. Sementara Abu Hassan berusaha tak ikut sama dalam kesedihan. Ia tetap menyemak kisah panjang perempuan cantik itu. Barangkali dengan mendengarnya, keadaan psikologis perempuan itu akan lebih baik, sebab selama ini tak seorang pun yang mahu peduli dengannya. Dan bagi perempuan itu, mungkin sementara ada yang mahu berkongsi kisah, ia ingin mengungkapkan semua beban hidupnya agar penderitaan yang ditanggungnya selama ini dapat berkurangan.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Oktober 2013 di pasaran...

No comments: