UTHMAN BIN AFFAN adalah salah seorang dari empat sahabat Nabi Muhammad s.a.w. (Khulafaur Rasyidin) yang dipercayai meneruskan kepemimpinan pasca diri Rasulullah wafat. Uthman terlahir dari keluarga kaya dan berpengaruh dari suku Quraisy. Usianya lebih muda lima tahun dari Rasulullah. Dia mendapat pendidikan yang baik mengingatkan sejak usia masih kecil dia telah belajar membaca dan menulis. Di masa mudanya, dia pun telah dikenali sebagai ahli perniagaan yang kaya. Dari sisi keperibadiannya, Uthman dikenal jujur dan memiliki wibawa, jauh sebelum dirinya masuk Islam. Sosoknya dermawan, tak peduli kepada kawan mahupun lawan. Dalam sebuah riwayat disebutkan, tatkala bencana kemarau melanda kota Madinah, kaum muslimin terpaksa menggunakan telaga Rum, sebuah telaga yang dijadikan warga sebagai sumber mata air satu-satunya. Sayangnya telaga tersebut adalah milik Yusuf, seorang Yahudi tua yang bernafsu besar. Untuk mengambil air telaga itu, kaum muslimin harus membayar mahal dengan harga yang ditetapkan si Yahudi tersebut. Namun Uthman berani membayar mahal, sekalipun si Yahudi hanya mengizinkan setengah saja dari telaganya untuk dibeli. Bahkan sejak itu tak seorang penduduk pun membeli airnya. Kerana itu, akhirnya Yusuf pun merelakan kembali setengah telaganya untuk dibeli Uthman. Cerita tak hanya itu. Saat perang Tabuk meletus, Uthman dengan ikhlas menanggung 1/3 biayanya. Seluruh hartanya dia sumbang mencapai 900 ekor unta dan 100 ekor kuda. Semua itu, belum termasuk wang yang jumlahnya ribuan dinar yang dia sumbangkan untuk kepentingan jihad. Selain dermawan, Uthman juga dikenal sebagai sosok pemalu. Sifat yang dimilikinya ini membuat Rasulullah pun pernah merasa begitu malu kepadanya dibandingkan kepada sahabatnya yang lain. Diceritakan dalam sebuah riwayat Muslim, bahawa suatu ketika Abu Bakar mendatangi Rasulullah sementara kala itu ia sedang bersama Aisyah. Sikap Rasulullah tidak canggung dengan kedatangan Abu Bakar hingga Abu Bakar menyelesaikan keperluannya. Mungkin saja, kerana Abu Bakar adalah ayah mertuanya. Tapi tak lama, Umar pun datang untuk suatu keperluan sementara keadaan Rasulullah masih seperti sebelumnya. Tak lama berselang, Uthman datang lantaran ada keperluan juga. Namun begitu mengetahui yang datang Uthman, Rasulullah pun segera membetulkan keadaannya.
Hal ini tentu saja mengundang tanya Aisyah, “Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja, wahai Rasulullah, dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk dan engkau pun biasa saja, tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi, saat Uthman datang, engkau terus duduk dan membetulkan pakaianmu, ada apa sebenarnya?” Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Untuk keperibadian yang berwibawa itulah Rasulullah ikhlas merelakan kedua puterinya untuk dinikahi oleh Uthman. Pertama kali, Uthman menikahi Ruqayyah. Namun tak lama si isteri meninggal dunia. Uthman terpukul dan sedih luar biasa. Prihatin akan keadaan sahabatnya itu Rasulullah tersentuh dan menasihati agar Uthman menikahi seorang lagi anak perempuannya, yakni Ummu Kultsum. Kerana kehormatan yang besar dapat menikahi dua anak perempuan Rasulullah inilah akhirnya Utsman terkenal dengan sebutan “Dzun Nurain”; si pemilik dua cahaya. Walau ia dikenal sebagai sosok yang lembut, namun Uthman pun tak pernah ragu jika panggilan tugas dari Rasulullah datang kepadanya. Pada peristiwa Hudaibiyah, dia dikirim oleh Rasulullah untuk menemui Abu Sufyan di Makkah. Uthman diperintah Nabi s.a.w. untuk menegaskan bahawa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Kaabah dan akan segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Makkah.
Selanjutnya dapatkan Hidayah Disember 2011 di pasaran...
Monday, December 12, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment