Wednesday, March 14, 2012

Kubur Ajak Khalifah Umar Abdul Aziz Bercakap-cakap

SUATU hari, Umar ibnu Abdul Aziz ikut sebuah upacara penguburan. Ketika sampai di tempat pemakaman, dia pergi ke sebuah tempat terpencil dan duduk di sana sambil berfikir tentang sesuatu. Seseorang menyapanya dengan menanyakan apa sebab dia duduk menyendiri. Dia memberi tahu bahawa dia datang ke sana kerana atas panggilan kubur. Kubur itu telah berkata padanya: “Wahai Umar ibnu Abdul Aziz, mengapa tidak engkau tanya aku cara menyambut mereka yang datang untuk bertemu denganku?” Umar ibnu Abdul Aziz meminta kubur menceritakan hal itu. Kubur berkata: “Aku renggut peti-peti mati mereka dan merobek-robek kubur mereka sampai berkeping-keping, menyedut darahnya dan memakan dagingnya. Haruskah aku beri tahu engkau bagaimana aku mencerai-beraikan sendi-sendi orang yang meninggal? Aku pisahkan bahu dari lengan, lengan dari pergelangan, pinggul dari paha, paha dari tulang-belulang, lutut dari betis, dan betis dari kaki.” Setelah menyatakan hal itu, Umar ibnu Abdul Aziz menangis dan berkata: “Waktu tinggal di dunia ini cuma sebentar, tetapi banyak pemikatnya. Siapa yang dihormati di dunia, dia akan dihormati di akhirat. “Siapa yang kaya di dunia, dia adalah pengemis di sana. Mereka yang muda pasti menjadi tua, dan mereka yang hidup pasti akan mati. Orang harus menjauhkan diri dari dunia, kerana kalau tidak, ia akan menipunya. “Orang yang bodoh adalah orang tergila-gila padanya, di kota-kota besar, menggali terowongan, dan membuat tanaman mewah? Dia selalu menjaga kesihatannya, tetapi kesihatan itu hanya dipergunakan meningkatkan nafsu badaninya saja dan berasyik-asyik dengan dosa-dosa. Kekayaannya yang berlimpah menjadi sumber iri hati manusia lainnya di dunia. Dia mengumpulkan wang dengan rakus. “Orang lain iri terhadapnya, namun dia terus menumpuk kekayaan. Nafsu telah merosak bentuk tubuhnya. Cacing-cacing telah memakan habis sendi dan tulang-belulangnya. Dia dulu sering tidur di atas tempat tidur yang nyaman, singgasana mewah, bantal-bantal empuk, dan dikelilingi deretan pembantu untuk melayaninya. “Teman, keluarga dan tetangganya selalu siap memujinya. Dapatkah seseorang memberi tahu tentang pnderitaan yang dia tanggung? Orang miskin, orang kaya, semua ada di atas tanah yang sama. Di manakah kekayaan dan orang-orang yang kaya? Mampukah kekayaannya menolong dia? Apakah kemiskinan para pengemis telah mencelakakannya? Apa yang telah terjadi terhadap lidahnya yang fasih? Apa yang telah terjadi pada matanya yang biasa berputar-putar ke segala arah? Apa yang telah terjadi terhadap kulitnya yang halus, wajahnya yang cantik, tubuhnya yang gagah? “Betapa cacing-cacing akan menghancurkan tubuhnya, warna kulitnya menjadi hitam, dagingnya hancur habis, mulutnya tersumpal debu, tubuhnya tercerai berai dan sendi-sendir hancur. Dimanakah pembantu-pembantunya, yang mengurusnya dengan setia? Di manakah kediaman-kediamannya, di mana dia biasa beristirahat? Di manakah harta bendanya yang telah dia kumpulkan? Tidakkah para pembantunya yang mempersiapkan makan, membantunya menyiapkan makan di dalam kubur? Tidakkah mereka memberinya tilam dan bantal untuknya? Mereka melemparkannya di atas tanah tanpa pohon atau tanaman sekadar untuk berteduh. “Sekarang dia terbaring kesepian dalam kegelapan. Dia tidak tahu apakah siang atau malam. Dia tidak dapat bertemu dengan kawan-kawannya. Sungguh memilukan keadaannya. “Tubuh semua lelaki dan perempuan akan membusuk, bahagian tubuhnya akan tercerai-cerai, matanya keluar dari kelopaknya, lehernya terpisah, mulutnya dipenuhi air dan nanah, dan cacing-caing dan serangga merayap di semua bahagian tubuh mereka. Para penghuni kubur itu berada dalam keadaan yang memilukan, sementara isteri-isteri mereka telah terikat dalam perkahwinan dengan lelaki lain dan sedang berbulan madu. Anak-anak mereka sudah mengambil harta waris peninggalan mereka. Namun demikian, ada orang-orang yang beruntung di dalam kubur, orang yang bersenang-senang di dalamnya, orang yang roman wajahnya segar. Inilah orang-orang yang mengingat kubur ini, ketika masih hidup di dunia, dan lebih memilih tuntutan akhirat daripada tuntutan dunia, menyiapkan perbekalan untuk perjalanan menuju kubur.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2012 di pasaran...

No comments: