Wednesday, March 14, 2012

Mauritius: Semarak Islam Di 'Pulau Syurga'

ISLAM dibawa oleh para pekerja dan pedagang ke Mauritius. Sebahagian besar adalah bangsa India dan Afrika. Saat penjajahan oleh negara-negara barat terjadi di pulau itu, baik oleh Perancis, Inggeris dan Belanda, Mauritius kedatangan banyak buruh-buruh kasar dari negara-negara Afrika yang merupakan lubuk komuniti muslim, seperti Senegal, Mozambik, dan Afrika Selatan. Kerana atas muslihat penjajah, mereka memakai nama Kristian. Tapi mereka ternyata tetap memegang iman terhadap Islam. Di masa awal, di pertengahan abad ke 18, ada seorang imam muslim terkenal hidup di Mauritius bernama Califa. Demikian yang disebutkan oleh seorang ahli sejarah Islam Mauritius, Jaumeer. Pada 1758, sekelompok para pedagang India datang berniaga dan mendirikan kelompok Muslim dan Hindu. Inilah yang menyebabkan Hindu, kini, menjadi agama majoriti di Mauritius. Tradisi berdagang di kalangan penduduk Mauritius keturunan India ini masih bertahan hingga sekarang. Banyak juga dari mereka memegang kedudukan penting di pemerintahan. Kalangan muslim sendiri terkenal sebagai ahli pelayaran. Mereka disebut lascars. Kata ini kelak menjadi sinonim bagi kata muslim sendiri, sebab semua lascars adalah muslim. Pada tahun 1798, kalangan muslim mengajukan permohonan untuk mendapatkan sebidang tanah. Mereka ingin membangun sebuah masjid sebagai tempat ibadah. Ini terjadi sebab jumlah muslim semakin ramai, mereka merasa perlu mendirikan tempat ibadah demi meningkatkan syiar Islam dan ketenangan spiritual mereka. Port Louis, ibu kota Mauritius, menjalani tradisi Kristianisasi dengan ketat waktu itu. Sebahagian penduduk ada yang hanyut dalam kehidupan itu dan menjadi Kristian. Tapi banyak juga yang bertahan menjadi muslim dan meraikan peringatan hari-hari besar Islam. Usul mendirikan masjid ditentang banyak pihak, terutama kalangan masyarakat kulit putih ketika itu. Tapi, kalangan muslim tetap berkeras hingga akhirnya usul mereka disetujui pihak berkuasa, gabenor Decaen, pada tahun 1805. Pemerintah menjual sebidang tanah seluas 5 ribu meter persegi untuk memenuhi tuntutan itu. Uniknya, orang Perancis tak memahami bahawa yang akan dibangunkan itu adalah masjid. Mereka beranggapan yang dibangun adalah semacam kuil atau pagoda.
Dokumen persetujuan bertarikh 16 Oktober 1805 itulah yang menjadi tonggak penting sejarah Islam di Mauritius. Akhirnya, secara rasmi, muslim Mauritius memiliki tempat ibadah yang kekal dan dibenarkan oleh pihak berkuasa. Di tahun itu juga masjid berdiri. Masjid dimusnahkan ketika terjadi kerusuhan pada 1818, tapi kemudian dibangunkan lagi. Tak sulit membangun masjid sebab banyak penderma bersedia menyumbangkan sumbangan mereka. Salah satu yang terkenal adalah keluarga Sobedar. Masjid yang didirikan itu bernama Masjid des Camp Lascars. Di masjid ini juga Sobedar dikebumikan saat dia meninggal dunia pada 29 April 1881. Masjid itu kini berganti nama menjadi Masjid Al-Aqsha. Masjid al-Aqsha ini mengalami baik pulih beberapa kali. Sebagai yang pertama dan tertua, masjid ini menjadi simbol kesedaran spiritual dan budaya para pelaut India yang tetap teguh memegang Islam mereka.

Syurga Pertama
Mauritius adalah kepulauan yang memiliki alam sekitar yang sangat indah. Sasterawan Mark Twain menyebut, Tuhan menciptakan Mauritius terlebih dahulu sebelum syurga diciptakan, guna menggambarkan betapa indahnya kepulauan ini. Dia adalah kunci dan bintangnya Samudera Hindi yang membentang dari benua Asia hingga Afrika. Jika kita memiliki peta dunia di rumah, kita hampir tak melihat kepulauan ini kerana ia berada sekitar 900 km di sisi Timur Pulau Madagaskar, ertinya berada lebih ke tengah samudera Hindi dibanding Madagaskar. Pulau ini ditemukan oleh bangsa Portugis tahun 1505, dan pertama kali dijajah oleh Belanda tahun 1638.
Belanda menamakannya “Mauritius” untuk mengenang Putera raja Maurice dari Nassau. Perancis menguasai pulau itu sepanjang abad ke-18, lalu menamakannya Ile de France. Mauritius kemudian dikuasai oleh British tahun 1810 dan dikembalikan ke nama semula. Kemerdekaan diraih pada tahun 1968 dengan pemerintahan republik. Mauritius merupakan negara demokrasi yang boleh dikatakan stabil dengan pilihanraya umumnya dan catatan hak asasi manusia yang baik. Ketua negara Mauritius adalah seorang Presiden dengan masa jawatan lima tahun yang dipilih dengan Majlis Nasional. Parlimen dipimpin oleh Perdana Menteri dan beberapa menteri.
Kepulauan ini terbentuk oleh ledakan gunung bawah laut. Ibu kota dan juga kota terbesarnya adalah Port Louis. Kota-kota penting lainnya adalah Curepipe, Vacoas, Phoenix, Quatre Bornes, Rose-Hill dan Beau-Bassin.
Dua bahasa rasmi Mauritius adalah bahasa Inggeris dan bahasa Perancis. Walaupun Perancis tidak lagi menguasai negara itu sejak 200 tahun lalu, bahasa Perancis masih sering dituturkan. Bahasa ‘Kreol’ yang bersumber dari bahasa Perancis dengan pengaruh bahasa-bahasa Inggeris, Portugis dan Hindi juga sering dituturkan oleh warga Mauritius. Bahasa ‘Kreol’ tertulis telah berkembang sejak akhir 1960-an dan tidak mempunyai kemiripan dengan bahasa Perancis. Beberapa bahasa Asia Selatan seperti Hindi, Urdu dan Telugu juga dituturkan. Pulau Mauritius merupakan habitat bagi spesies burung sangat sukar didapati yang kerana sukarnya nyaris seperti kisah dongeng iaitu burung Dodo. Namun diyakini burung itu sudah punah sejak abad ke 17. Tapi saat ini, burung Dodo diabadikan sebagai lambang negara Mauritius.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2012 di pasaran...

No comments: