Wednesday, August 8, 2012

Bila Dunia Tidak Menyebut Nama Allah Lagi

AL-QURAN dan Hadis Nabi s.a.w. banyak menceritakan mengenai tentang tanda-tanda besar dan kecil berlakunya kiamat. Semuanya itu sudah dijelaskan. Dalam kejadian kiamat itu golongan manakah yang akan mengalami atau terkena dengan kejadian kiamat itu? Para ulama memang banyak menulis tentang perkara ini. Mereka membuat ulasan-ulasan tentang hal ini berdasarkan kepada hadis Rasulullah s.a.w. berhubung dengan kiamat yang mengerikan itu. Apakah dalam dunia ini sudah tidak ada lagi orang-orang beriman, maka dunia akan dikiamatkan? Memang benar, itulah cerita dan alasan yang sebenarnya, apabila sudah tiba pada penghujung dunia ini hampir mahu kiamat, Allah s.w.t. akan mematikan semua orang-orang beriman.
Allah akan mengirimkan sejenis “angin bak sutera”. Angin itu tidak akan membiarkan seorang pun umat mukminin hidup. Apabila angin itu menyentuhnya, maka akan matilah orang mukmin itu. Ketika itu yang tinggal di muka bumi ini hanyalah orang-orang “jahat” belaka, yang tidak mengenal lagi apa itu kebaikan, dan tidak ada seorang pun yang menyebut nama Allah. Ketika itu Allah tidak lagi memanjangkan usia ini, kerana yang ada hanya manusia jahat saja. Yang pasti, kiamat tidak akan terjadi sebelum di bumi tidak ada lagi yang mengucapkan, “Allah, Allah!” Menurut riwayat Muslim dari Anas r.a., dia berkata: “Bersabda Rasulullah s.a.w., ‘Kiamat tidak akan terjadi sebelum di bumi tidak ada lagi ucapan “Allah! Allah!” Dalam riwayat lainnya, “Kiamat tidak akan terjadi pada seseorang yang mengucapkan, “Allah! Allah!”. Para ulama kita menerangkan, bahawa lafaz Allah boleh dibaca marfu’, dan boleh juga manshub. Bila dibaca marfu’, maka ertinya: bahawa kiamat barulah terjadi bila tauhid telah hilang sama sekali. Adapun bila dibaca manshub, ertinya: kiamat baru terjadi bila telah terhenti amar ma’ruf nahi munkar. Tegasnya, kiamat tidak akan terjadi selagi masih ada orang yang menegur sesamanya dengan mengatakan, “Takutlah kamu kepada Allah.”
Kebenaran takwil ini berdasarkan pada sabda Nabi s.a.w. dalam hadis riwayat Hudzaifah: “Kamu sekalian benar-benar akan diserbu api dalam keadaan padam...” Lalu beliau katakan, “Mereka lebih jahat daripada keledai. Mereka bersetubuh seperti binatang, sementara di antara mereka tidak ada lagi seorang pun yang mengatakan, “Mah, Mah”. Ada yang mengatakan, bahawa lafaz “Allah” telah diilhamkan oleh pemiliknya, Allah s.w.t. pada mulut bangsa manapun sejak Nabi Adam a.s., tanpa ada satu umat pun yang mengingkarinya, bahkan beredar pada semua bahasa mereka, sejak zaman nenek-moyang mereka sampai habisnya dunia. Dan, hal ini didasarkan pula pada sikap kaum Nabi Nuh a.s., ketika mereka berkata:
“Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat...” (Al-Mu’minun: 24)
Dan, ucapan kaum Nabi Hud a.s., “Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja?” (Al-A’raf: 70) Dan mereka berkata pula: “Dan tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.” (Al-Mu’minun: 38)] Dan lain-lain seterusnya. Begitu pula, Allah s.w.t. berfirman: “Dan, sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” tentu mereka akan menjawab, “Allah.” (Luqman: 25) Apabila Allah menghendaki lenyapnya dunia, maka dia mencabut nyawa orang-orang mukmin, dan mencabul nama “Allah” ini dari lidah orang-orang ingkar. Maka, ketika itulah mereka didatangi kebenaran yang menyakinkan (kiamat) dan itulah yang disabdakan Nabi s.a.w. “Kiamat tidak akan terjadi selagi di muka bumi masih ada orang mengucapkan, “Allah. Allah” Dan, dalam sebuah khabar diceritakan, bahawa Allah s.w.t. berfirman kepada Israfil a.s.,
“Kalau kamu mendengar seseorang mengucapkan “La ilaha illallah”, maka tundalah tiupan sangkakala selama empat puluh tahun, demi memuliakan orang yang mengucapkan itu.” Menurut riwayat Muslim dari Abdurrahman bin Syamasah Al-Mahdi, dia berkata: “Pernah saya berada di sisi Maslamah bin Makhlad. Waktu itu di sisinya ada Abdullah bin Amr bin Al-Ash. Maka, berkatalah Abdullah, “Kiamat tidak terjadi kecuali pada makhluk-makhluk yang jahat, iaitu mereka lebih jahat daripada orang-orang jahiliyah dulu. Mereka tidak berdoa kepada Allah meminta sesuatu, kecuali Allah menolak doa mereka.” Ketika dalam keadaan demikian, datanglah Uqbah bin Amir. Maka, Ibnu Syamasah berkata kepadanya, “Hai Uqbah, dengarlah apa yang dikatakan Abdullah.” Uqbah menjawab, “Dia lebih tahu. Adapun aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Akan sentiasa ada segolongan dari umatku yang berperang atas perintah Allah, dan mengalahkan musuh mereka. Mereka tidak terpedaya dengan orang-orang yang tidak sejalan dengan mereka, sehingga kiamat datang kepada mereka, sedang mereka tetap dalam keadaan seperti itu.”
Mendengar itu, maka Abdullah berkata, “Ya.” “Kemudian, Allah mengirim angin, baunya seperti kasturi. Belaiannya seperti belaian sutera. Angin itu tidak membiarkan seorang pun yang di dalam hatinya terdapat iman, meskipun hanya seberat zarah, melainkan dicabut nyawanya. Kemudian, tinggallah makhluk-makhluk yang jahat saja. Dan, atas merekalah kiamat terjadi.” Sementara itu, dalam hadis riwayat Abdullah bin Mas’ud r.a. dinyatakan, “Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada manusia-manusia jahat, iaitu mereka yang tidak mengenal yang ma’ruf dan tidak mengingkari yang mungkar. Mereka bersetubuh seperti keledai bersetubuh.” “Bersetubuh” di sini adalah terjemahan dari: “yatahaarjuun”, yang menurut keterangan Al-Ashma’i, sama ertinya dengan sabda rasul pada hadis lain: “yatasaafadaun”. Bila orang berkata: “Baata Fulan yahruju”, ertinya: fulan tadi malam bersetubuh. Tapi, kata al-haraj pada selain ini, boleh bererti: kekacauan dan pembunuhan. Muslim mengeluarkan sebuah hadis dari Aisyah r.a., dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Malam-malam dan hari-hari tidak akan sirna sebelum Lata dan Uzza disembah lagi.”

Selanjutnya dapatkan Hidayah Ogos 2012 di pasaran...

No comments: