Tuesday, August 7, 2012

Matahari Enggan Terbit Menyinari Manusia

ADA satu cerita yang menarik yang barang kali ramai di antara kita belum tahu mengenai matahari  terbit dari barat, tidak dari timur sebagaimana sekarang. Apa puncanya matahari itu tidak terbit dari timur lagi? Ketika itu apa jadi dengan manusia? Dalam sebuah kitab agama yang menerangkan bab mengenai hari akhir menyebut dengan terbitnya matahari dari barat, maka pintu taubat umat sudah tertutup. Ketika itu sesiapa pun yang memohon taubat dari Allah sudah tidak diterima lagi. Terbitnya matahari itu dari barat sebagai tanda tutupnya pintu taubat. Sejak itu berapa lamakah manusia akan berada di muka bumi ini? Sejak kejadian tersebut iaitu matahari tidak lagi terbit dari timur apa yang manusia buat dimuka bumi ini? Menurut riwayat Muslim dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: “Bersabda Rasulullah s.a.w. maksudnya: “Ada tiga perkara, yang apabila telah muncul, maka iman seseorang yang sebelumnya tidak beriman tidak bermanfaat, atau (sebelumnya, tidak) melakukan kebaikan dalam imannya iaitu: Terbitnya matahari dari barat, Dajjal dan binatang melata dari dalam bumi.” (Sahih Muslim) Sementara itu, At-Termizi dan Ad-Daruquthni mengeluarkan dari Shafwan bin Assal Al-Muradi, dia berkata: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda yang maksudnya:  “Sesungguhnya di arah barat ada sebuah pintu yang selalu terbuka untuk bertaubat, (lebarnya) sejauh perjalanan tujuh puluh tahun. Pintu itu tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari arahnya.” (kata At-Termizi, hadis ini hasan shahih) Dan, menurut Sufyan, “(Pintu itu ada) di arah Syam, Allah menciptakan pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Pintu itu selalu terbuka, kerana tangisan mata yang bertaubat, dan tidak akan ditutup sampai matahari terbit darinya.” (Kata At-Termizi, ini juga hadis hasan shahih) Abu Ishaq Ats-Tsa’labi dan para mufassir lainnya menuturkan dalam sebuah hadis yang panjang, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi s.a.w., yang maksudnya; “Bahawasanya matahari setiap malam bertahan di bawah Arsy, menyatakan keengganannya untuk terbit lagi menyinari manusia, kerana banyaknya kemaksiatan di muka bumi dan hilangnya kebaikan. Hingga, pada suatu ketika tidak ada lagi orang yang menyuruh melakukan kebaikan, sementara kemungkaran bermaharajalela di mana-mana, tidak ada seorang pun yang melarangnya. Namun, setiap kali matahari bersujud dan meminta izin kepada Tuhan, serta menanyakan dari mana dia harus terbit, dia tidak mendapat jawapan. Sehingga dia di susul oleh bulan, yang kemudian bersujud bersamanya, meminta izin dan menanyakan dari mana dia mesti terbit. Namun, bulan pun tidak mendapat jawapan. Dan, akhirnya keduanya duduk seukuran waktu tiga malam bagi matahari. Dan dua malam bagi bulan. Panjangnya malam itu tidak ada yang menyedari, kecuali para ahli tahajud di muka bumi, yang pada waktu itu jumlah mereka di seluruh bumi sangat sedikit di setiap negeri kaum muslimim.
Apabila telah genap seukuran waktu tiga malam, maka Allah s.w.t. mengutuskan Jibril a.s. mendatangi matahari dan bulan, lalu berkata: “Sesungguhnya Tuhan telah memerintahkan kalian bedua agar kembali ke tempat terbenam kalian, dan terbitlah dari sana, dan sesungguhnya kalian tidak di beri sinar dan cahaya lagi dari Bumi.” Maka, keduanya pun terbit dari barat dalam warna hitam. Matahari tidak bersinar, dan bulan pun tidak bercahaya. Keadaan keduanya seperti keadaan di saat gerhana. Itulah yang difirmankan Allah Taala yang mafhumnya: “Dan matahari dan bulan dikumpulkan.” (Al-Qiyamah: 9) Dan firmanNya pula pada ayat lain yang mafhumnya: “Apabila matahari digulung.” (At-Takwir: 1) Selanjutnya, kedua benda langit itu naik beriringan bagaikan dua ekor unta, atau dua ekor kuda. Dan, apabila matahari dan bulan itu telah sampai pusat langit, yakni di tengah-tengahnya, maka datanglah Jibril memegang tanduk-tanduk mereka dan mengembalikan mereka ke Barat, tetapi tidak membenamkan mereka ke tempat terbenam seperti biasa, melainkan lewat Pintu Taubat. Kemudian, Jibril menutup kembali kedua daun pintunya sampai menangkup, seolah-olah tidak pernah terjadi benturan apapun antara keduanya. Apabila “Pintu Taubat” telah di tutup, maka sejak saat itu tidak diterima lagi taubat siapa pun, dan tidak berguna lagi baginya kebaikan apa pun yang dia lakukan. Adapun bagi orang yang sebelumnya sudah menjadi ahli kebajikan, maka masih tetap berlaku padanya pahala-pahala yang biasa diberikan kepadanya sebelum hari itu, itulah yang difirmankan Allah s.w.t.: “Pada hari datangnya sebahagian pertanda-pertanda Tuhanku, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri, yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (Al-An’am: 158). Selanjutnya, matahari dan bulan diberi sinar dan cahaya lalu, kemudian terbit lagi menyinari manusia dan terbenam seperti sedia kala.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Ogos 2012 di pasaran...

No comments: