Monday, December 10, 2012

Masuklah Islam Keseluruhannya

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kerapkali membuat umat Islam yang lahir di Indonesia berbesar hati. Tapi, ironisnya, jika melihat sikap keberagamaan umat Islam Indonesia, rasanya, tidak sedikit perilaku penduduk muslim Indonesia yang justeru menyentuh atau melukakan hati.
Peratus jumlah penduduk muslim terbesar itu tidak sepenuhnya menunjukkan wajah Islam yang sebenarnya; Islam yang kaffah. Keadaan itu seakan menegaskan bahawa kuantiti umat Islam di negeri ini tidak berbanding lurus dengan kualiti mengamalkan ajaran Islam. Indonesia memang negeri yang penuh ironi. Negeri yang memiliki warga muslim terbesar dunia ini justeru, dalam perilaku keseharian, tak menunjukkan fenomena yang melegakan. Islam yang seharusnya jadi obor menentang amalan “rasuah”, malah kerap diabaikan sebahagian pemeluknya. Bahkan, perilaku tidak bermoral itu dilakukan berjemaah. Dalam hubungan lain, pelaksanaan ibadah haji, zakat, puasa dan solat pun masih menunjukkan gambaran yang tempang. Ketika musim haji tiba, muslim Indonesia seakan saling berlumba-lumba untuk pergi haji bahkan jauh melebihi kuota – hingga jemaah haji Indonesia lainnya “harus rela” menanti daftar tunggu. Tapi, giliran ibadah yang menuntut kesalihan sosial, seperti zakat –sedekah dan infaq - nyaris bertolak belakang. Wajar, kalau kemudian muncul kelakarnya jika ibadah haji orang rela menunggu, tapi nyaris tak dijumpai gelombang ‘menunggu’ yang panjang untuk orang-orang berzakat (sedekah dan infak). Padahal, kalau dana zakat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat Islam Indonesia, tidak dapat disangsikan, boleh menjadi “solusi” kemiskinan. Tetapi, harapan itu sampai detik ini masih menjadi sebuah mimpi. Lalu, apa yang salah dalam amalan keberagamaan umat Islam Indonesia? Mudah saja, amalan keberagamaan tidak selaras dengan kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit umat Islam (Indonesia) yang mendirikan solat dan menunaikan puasa, tetapi ibadah itu tak dapat menjadikan kehidupan yang dijalani menjadi lebih baik. Alhasil, rasuah (korupsi) terus berleluasa, kesedaran zakat terbilang rendah dan bahkan orang-orang berlumba-lumba pergi haji tapi lupa dengan kesusahan yang dialami tetangga di sekitarnya.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Disember 2012 di pasaran...

No comments: