DEDAUNAN pohon buluh sepanjang jalan itu mendesah-desah, diterpa tiupan angin. Kicauan burung sesekali terdengar di pucuk pepohonan yang rimbun. Langit sebenarnya cukup terik, namun terasa tak terlalu panas lantaran tertutup oleh banyaknya pepohonan di sekitar tempat itu. Ketika itu, Atika, 22, tengah mengambil air. Akan tetapi, baru saja gadis itu berjalan beberapa langkah, tiba-tiba, ia tergelincir. Kedua kakinya tak mampu menahan tubuhnya hingga ia terlentang ke belakang. Tentu saja, timba yang dijinjingnya di tangan kanannya melayang dari genggamannya. Airnya habis tertumpah. “Aawww....!” teriak Atika spontan sebelum jatuh ke tanah. Dan tubuh gadis itu pun menghentam bumi dengan keadaan terlentang. “Tolooong!” jerit Atika. Atika berusaha bangkit, tapi tak sanggup. Teriakan kerasnya sempat terdengar oleh Hamdan, 35, yang ada di hujung jalan. Langsung saja lelaki ini berlari menuju arah teriakan tersebut. Dilihatnya Atika telah terkapar di tempat itu. Tangannya masih sempat melambai-lambai seakan meminta tolong kepada Hamdan yang sudah tiba di tempat itu. Hanya saja, kali ini, satu kata pun sudah tak dapat terkeluar dari mulut Atika. Tanpa berfikir panjang, Hamdan segera menghampiri dan cuba membantu. Ia menggapai tangan kiri Atika, bermaksud untuk memapahnya. Dengan seluruh tenaga yang dimilikinya, Hamdan hendak mengangkat badan perempuan dari sisi sebelah kanan.
“Bismillahirrahmanirrahim...” Apa yang terjadi, ternyata tubuh gadis itu tak bergeser sedikit pun. Kepalanya hanya sedikit tergerak, tetapi belakangnya sedikit pun tak mampu terangkat. Hamdan kembali mengulangi sampai beberapa kali, namun tetap tak sanggup. Kebetulan, di saat yang bersamaan, Saerozi sedang melintas. Hamdan segera memanggilnya untuk meminta tolong mengangkat gadis itu. Hamdan menceritakan peristiwa tadi hingga Saerozi pun faham. Dari sisi sebelah kanan Atika, lelaki yang kedua ini turut membantu. “Mari kita angkat bersama-sama dalam kiraan ketiga. Satu... dua... tiga..!” ujar Hamdan memberi semangat. Aneh. “Tak bergerak pun...” jawab Saerozi. “Kita cuba lagi. Satu... dua... tiga...” “Astaghfirullah... Tak boleh juga.” Keduanya hairan sekali kenapa boleh demikian berat, padahal bentuk potongan tubuh perempuan itu mereka yakini tidak lebih dari 50 kg. saja. Pastilah ini bukan hal biasa, tetapi mereka tidak putus asa. Saerozi pun berlari mencari bantuan. Dua orang lagi lelaki kemudian didapatkan. Sekarang, mereka berempat bersama-sama berusaha mengangkat gadis itu. Harapannya tentu saja kali ini boleh berhasil. Tapi sekali lagi, mata mereka terbelalak saat mulai mengangkat tubuh perempuan yang telah tak sedarkan diri tersebut. Mereka mengulangi lagi namun hal sama mereka dapatkan. Memang aneh sungguh, tubuh gadis itu betul-betul terasa sangat berat. Padahal keempatnya sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengangkat gadis yang terlentang di jalan tersebut. Mereka seolah mengangkat beban seberat setengah tan. “Ini benar-benar mustahil,” salah seorang bersungut. “Ya, sungguh tak masuk akal,” sahut lainnya. “Bagaimana sekarang, kita semua gagal?” “Kita cari saja Ustaz Sholeh. Mungkin saja boleh kita dapatkan nasihatnya,” tiba-tiba Saerozi mengusulkan. 15 minit menunggu akhirnya orang yang ditunggu-tunggu sudah berada di tempat tersebut. Ustaz Sholeh mendengar dengan teliti cerita Hamdan dari awal hingga akhir. Si ustaz itu mengernyitkan dahi, petanda memang ada keganjilan pada gadis di hadapannya. “Cuba sekali lagi!” kata Ustaz Sholeh. Serentak mereka bersedia dalam hitungan ketiga cuba mengangkatnya. Hasilnya sama, tak bergerak pun gadis itu. “Berat... berat...” “Cuba ulang lagi!” Keempatnya kembali mengikuti arahan Ustaz Sholeh. Raut muka mereka basah oleh keringat yang terus bercucuran. Malahan salah seorang di antaranya tak henti-henti menyeka keringatnya. “Betul-betul berat, Ustaz,” kata Hamdan seolah sudah menyerah kalah.
“Begini saja, kalian cuba lagi. Sebelumnya, mari kita sama-sama berdoa kepada Allah s.w.t., mudah-mudahan keanehan tadi tidak terulang lagi,” kata Ustaz Sholeh. Kemudian Ustaz melafazkan doa sambil menengadahkan kedua tangannya agar Allah memudahkan mereka saat mengangkat gadis yang terasa berat tersebut. Setelah Ustaz memberi arahan, mereka serentak membaca ‘basmalah’. Seketika itu juga tubuh gadis tersebut boleh diangkat. Lega rasanya perasaan mereka setelah berhasil membawa tubuh Atika yang langsung dibawa ke rumahnya. Rupanya gadis tersebut sudah meninggal dunia. Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râjiun.
Mayat terkoyak-koyak
Kesedihan menyelimuti keluarga Atika, terutama bagi ibunya, satu-satunya orang yang sentiasa menemani Atika di rumah tersebut. Hati si ibu kian tersayat tatkala mendengar sebahagian orang berbisik tentang keanehan menjelang meninggal anak perempuannya itu dimana tubuh Atika begitu berat hingga baru boleh diangkat oleh empat orang. Itu pun diiringi doa oleh Ustaz Sholeh. Kini tiba waktunya jenazah Atika diusungkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Beberapa orang kampung turut menyaksikan proses pengkebumian. Usai dikubur dan didoakan, mereka segera meninggalkan kawasan penguburan. Namun, baru sekitar 20 depa melangkah, rupanya salah seorang sempat menoleh ke belakang, melihat ada kepulan asap putih yang keluar dari kubur baru tersebut. Tentu saja pemandangan ini mengejutkan. Terburu-buru mereka menuju asap itu untuk memastikan apa sebenarnya yang sedang terjadi. Sampai di tempat, mereka benar-benar melihat secara nyata dan jelas bahawa asap itu berasal dari kuburan Atika. Atas persetujuan bersama, para penggali kembali menggali kuburan yang berasap tersebut. Hingga di galian terakhir, tersingkaplah jasad Atika. Dan betapa terkejutnya para penggali saat melihat jasad baru itu telah terkoyak-koyak. Kulit tubuh Atika telah hangus. Sebagian besar kain kafan yang membungkus tubuhnya telah robek di sana-sini. Asap juga masih terlihat keluar dari sela-sela tanah galian.
Percaya atau tidak percaya, pemandangan ganjil inilah yang ada di hadapan mereka. “Saya sendiri sungguh tak menyangka. Jasad yang baru dikuburkan itu boleh demikian cepatnya berubah. Terkoyak-koyak, berasap dan hangus di sekujur tubuhnya,” kata Abidin, penggali kubur yang menyaksikan kejadian itu kepada Hidayah.
Sebahagian orang kembali terhenyak begitu menyaksikan keganjilan yang sulit diterima akal. Mereka pulang ke rumahnya masing-masing seraya ditenggelami pengalaman yang aneh. Terlebih bagi Hamdan dan kawan-kawan yang sebelumnya sempat menolong Atika sewaktu terjatuh di jalan saat mengambil air. Untuk kedua kalinya, Hamdan benar-benar terpegun menyaksikan secara langsung detik-detik keganjilan proses penggalian kuburan Atika.
Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2011 di pasaran...
Tuesday, March 8, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment