ILMU hikmah adalah ilmu tentang bagaimana menyikapi hidup dan kehidupan di dunia ini dengan menggunakan pendekatan teropong hakikat. Ilmu ini merupakan campuran dari pengetahuan, kebijaksanaan dan hakikat.
Semakin tinggi ilmu hikmah yang dimiliki oleh seseorang, semakin cerdas dan bijaklah orang itu dalam melihat hakikat hidup dan kehidupan di dunia ini. Terutama tentang masalah akhirat nanti. Ilmu ini hanya dimiliki oleh orang yang benar-benar telah dikehendaki Allah. Allah sendiri mengatakan, barang siapa yang diberi ilmu ini, maka itu bererti ia telah dikurniai kebaikan yang sangat banyak. Orang yang dikehendaki Allah tersebut boleh jadi berasal dari kalangan manusia dan juga dari bangsa jin. Sebab, di kalangan bangsa jin, juga ada yang belajar dan mencari ilmu dari manusia. Kisah berikut ini memberikan contoh kepada kita bagaimana bangsa jin pun tertarik untuk belajar ilmu hikmah kepada manusia. Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Dunya, dengan sumber pertama dari Ishak bin Ubaidillah. Diriwayatkan, ada sekelompok bangsa jin yang menyamar jadi manusia. Mereka menjejak beberapa tempat untuk menimba ilmu hikmah dari manusia. Orang-orang yang mereka temui kebanyakan adalah lelaki. Keseluruhannya berjumlah enam orang. Mereka ditemui secara terpisah di tempat yang berbeda-beda. Sekelompok jin tersebut tampaknya sudah memiliki dasar-dasar ilmu hikmah. Hal itu terlihat dari kemampuan mereka dalam mengetahui siapakah dari enam orang yang ditemuinya itu yang dapat memberikan ilmu hikmah pada mereka. Pada perhentian pertama para jin itu adalah ketika mereka bertamu ke rumah seorang lelaki yang mereka kira memiliki ilmu hikmah. Kepadanya mereka bertanya, “Apakah yang paling engkau senangi, sekiranya engkau memiliki sesuatu?” Lelaki itu menjawab, “Unta!” Jawapan lelaki itu membuat kelompok jin tersebut mengetahui kalau lelaki itu tak dapat memberikan ilmu hikmah yang mereka cari. “Kalau demikian, bererti engkau senang mendapatkan celaka dan ditimpa malapetaka sepanjang masa. Sungguh, engkau kelak akan terpencil dan terjauhkan dari orang-orang yang engkau kasihi,” ujar kelompok jin itu seraya berlalu dari hadapannya. Para jin tersebut kemudian melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan lelaki kedua. Pada lelaki kedua itu, mereka mengajukan pertanyaan yang sama. “Harta apa yang paling anda sukai?” Lelaki itu langsung menjawab, “Budak (hamba) belian.” Jawapan itu membuat kelompok jin tersebut memutuskan untuk pergi. Mereka berkata pada lelaki tersebut, “Itu bererti anda menginginkan kemuliaan dengan menggunakan wang. Anda cenderung menyukai kemarahan yang meluap tanpa kompromi, meskipun budak atau hamba anda itu berada di pihak yang benar.” Kelompok jin itu kemudian melanjutkan perjalanannya kembali. Mereka bertemu dengan lelaki yang ketiga. Kepada lelaki ketiga ini, kelompok ini menanyakan hal yang sama, “Harta apa yang paling engkau inginkan?” Lelaki itu menjawab singkat, “Biri-biri.” Jawapan ini pun tidak memuaskan kelompok jin itu. Mereka berkata kepadanya, “Biri-biri itu hanyalah jamuan pengemis. Ia tidak kuat jika engkau tunggangi untuk berperang, tidak dapat kembali kepadamu jika sudah dirompak orang, dan tak pula dapat menyelamatkanmu dari kesusahan.” Kelompok jin tersebut kemudian pergi meninggalkan lelaki si pecinta biri-biri itu. Mereka lalu bertemu dengan lelaki yang keempat. Kepadanya, mereka mengajukan pertanyaan yang tak jauh berbeda, “Apakah yang paling engkau senang miliki?” tanya kelompok jin yang menyamar dalam rupa manusia tersebut. Lelaki itu menjawab singkat, “Pohon kurma.” Jawapan ini pun tidak membuat kelompok jin itu bertahan lama di tempat tersebut. “Ketahuilah, tiga ratus enam puluh pohon kurma akan membuatmu keletihan dalam sepanjang tahun. Bayangkan saja, setiap hari engkau akan disibukkan dengan mengurus satu batang pohon kurma. Maka, dalam jangka waktu satu tahun, iaitu 360 hari, kamu akan menghabiskan waktumu untuk mengurus pohon kurma terus-menerus. Itu bererti, sepanjang tahunnya, engkau nanti akan berada di bawah panas terik matahari.” Demikian ujar kelompok jin. Kelompok jin tersebut kembali melanjutkan perjalanan untuk memperoleh ilmu hikmah yang tertinggi. Kemudian mereka bertemu dengan seorang lelaki yang mereka kira memiliki ilmu hikmah. Untuk yang kelima kalinya, mereka gagal memperoleh ilmu hikmah dari manusia. Sebab, ketika lelaki itu ditanya tentang apa yang paling disukai, lelaki itu memberi jawapan yang tidak jauh berbeda dari jawapan-jawapan sebelumnya. Ia memilih untuk menyukai tanaman padi daripada hal yang lainnya. Mendengar jawapan lelaki kelima itu, sekelompok jin tersebut yakin kalau lelaki yang ada di hadapan mereka itu, bukanlah orang yang mereka cari. Sebelum meminta diri untuk melanjutkan perjalanan, mereka berkata kepada lelaki itu, “Kecintaanmu terhadap tanaman padi itu menunjukkan bahawa engkau hidup setengah-setengah. Ertinya, jika engkau bekerja, engkau akan memperoleh hasilnya. Namun, jika tidak bekerja atau sedang beristirahat, engkau pun tak akan memperoleh hasil apa-apa.”
Selanjutnya dapatkan Hidayah Januari 2012 di pasaran...
Monday, January 9, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment