Wednesday, March 13, 2013

Rohana Kudus Pejuang Pembebasan Kaum Muslimah

Rohana Kudus lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada 20 Disember 1884. Dia lahir dari pasangan Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan Kiam. Rohana terbilang memiliki hubungan keluarga dengan sejumlah tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dia adalah kakak tiri kepada Soetan Sjahrir, bekas Perdana Menteri Indonesia pertama. Dia juga ibu saudara dari penyair terkenal Chairil Anwar. Bahkan, dia pun saudara sepupuan dengan H. Agus Salim. Hubungan darah yang begitu dekat dengan tokoh pejuang kemerdekaan inilah, mungkin yang menginspirasi darah pejuangnya. Rohana hidup di zaman perjuangan yang begitu sulit. Dia sezaman dengan RA. Kartini, di mana akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat terbatas. Kerana keadaan perempuan yang tidak berimbang dengan lelaki inilah yang menghantarkannya pada perjuangan mengangkat darjat dan martabat kaum wanita. Dia dikenal sebagai pengasas akhbar perempuan pertama di Indonesia. Di masa hidupnya, Rohana memiliki komitmen kuat pada pendidikan, terutama untuk kaum perempuan. Di zamannya Rohana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahawa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan tidak adil dan harus ditentang. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya, Rohana melawan ketidakadilan tersebut untuk perubahan nasib kaum perempuan.
Walaupun Rohana tidak mendapat pendidikan secara formal, namun ia rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai pemerintah Belanda yang selalu membawakan Rohana bahan-bahan bacaan dari pejabat. Keinginan dan semangat belajarnya yang tinggi membuat Rohana cepat menguasai apa-apa yang diajarkan oleh ayahnya. Di usia yang masih sangat muda, Rohana sudah dapat menulis dan membaca, dan berbahasa Belanda. Selain itu, ia juga belajar bahasa Arab, Latin, dan Arab-Melayu. Itu merupakan satu pencapaiannya yang hebat bagi seorang remaja perempuan kala itu. Saat ayahnya ditugaskan ke Alahan Panjang, Rohana tinggal berjiran dengan pegawai Belanda yang menjadi ketua kepada ayahnya. Dari isteri pegawai Belanda itu Rohana belajar menyulam, menjahit, merenda, dan merajut yang merupakan kepandaian atau kemahiran wanita-wanita Belanda. Di sini ia juga banyak membaca majalah terbitan Belanda yang memuat berbagai berita politik, gaya hidup, dan pendidikan di Eropah yang sangat digemari Rohana.
Berbekalkan semangat dan pengetahuan yang dimilikinya setelah kembali ke kampung, dia berkahwin pada usia 24 tahun dengan Abdul Kudus. Rohana kemudiannya mendirikan sekolah kemahiran khusus perempuan pada tarikh 11 Februari 1911 yang diberi nama ‘Sekolah Kerajinan Amai Setia’. Di sekolah ini diajarkan berbagai kemahiran untuk perempuan, kemahiran mengelola kewangan, membaca dan menulis, budi pekerti, pendidikan agama dan pelajaran Bahasa Belanda.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mac 2013 di pasaran...

No comments: