Wednesday, September 17, 2014

Nabi Harun Mendampingi Dakwah Nabi Musa

SELAMA bertahun-tahun, Firaun dihantui sebuah ramalan yang membuat dia tidak dapat hidup tenang. Ramalan tentang kelahiran seorang anak lelaki dari kaum Bani Israil yang kelak akan menjadi penyebab keruntuhan Mesir. Bahkan, dari tangan anak itu pula kelak diramalkan bahawa kerajaan Mesir akan runtuh. Firaun tak ingin ramalan itu menjadi kenyataan. Dia pun mengumpulkan pengawal, dan memanggil para dukun, tukang ramal dan penyihir kerajaan Mesir. Jawapan dari para dukun, tukang ramal dan penyihir kerajaan Mesir memberikan satu pandangan kuat bahawa Firaun harus melakukan tindakan untuk menghalangi kelahiran anak laki-laki dari kaum Bani Israil. Jadi, satu-satunya jalan yang ditempuh adalah membunuh setiap anak laki-laki yang lahir dari kaum Bani Israil, dan membiarkan anak perempuan mereka tetap hidup. Sejak titah itu dimaklumatkan, Mesir seperti dilanda suasana mencekam, terutama bagi orang-orang Bani Israil. Setiap hari, pasukan kerajaan berkeliling kampung dan bidan-bidan dituntut untuk memeriksa setiap kandungan para wanita Bani Israil yang hamil. Sebab Firaun tidak ingin membiarkan anak laki-laki yang lahir dari keluarga Bani Israil hidup. Maka, jika pengawal kerajaan menjumpai anak laki-laki keluarga Bani Israil lahir, seketika itu langsung dibunuh. Tetapi, ulah Firaun itu melahirkan masalah memakan diri mereka. Sejak itu, tak ada lagi anak laki-laki dari Bani Israil yang hidup atau tumbuh dewasa. Padahal, orang-orang tua Bani Israil sedikit demi sedikit mulai menua dan dan tidak lagi boleh dipekerjakan (diperhambakan). Akhirnya, orang-orang Bani Israil tinggal sedikit saja yang boleh dipekerjakan. Keadaan itu membuat rakyat Mesir dilanda ketakutan – kerana mereka tidak ingin kelak mengerjakan apa yang selama itu dikerjakan oleh orang-orang Bani Israil. Ketakutan itulah yang membuat orang Mesir kemudian meminta Firaun membiarkan sebahagian anak lelaki Bani Israil hidup. Akhirnya, Firaun memutuskan untuk memberi selang satu tahun; anak laki-laki yang lahir pada tahun itu dibunuh semua, dan anak yang terlahir pada tahun berikutnya dibiarkan hidup. Harun – saudara Nabi Musa — lahir pada tahun kelonggaran. Tahun itu Firaun membiarkan anak laki-laki yang lahir pada tahun itu selamat. Maka, Harun selamat, tumbuh membesar tanpa dicekam ketakutan.  Tapi, hal itu berbeda dengan Musa. Saat ibu Musa mengandung, dia dicekam ketakutan kerana ia tahu Musa nantinya akan lahir pada tahun pembunuhan anak laki-laki. Ia berfikir keras, bagaimana caranya agar Musa dapat selamat dari pembunuhan dan tetap hidup.
Ibu Musa pun berusaha menyembunyikan kehamilannya dan Allah memberi keajaiban. Semakin tua usia kandungan Musa, ternyata perut ibu Musa tidak semakin membesar dan tak menunjukkan tanda-tanda hamil. Akhirnya, saat Musa lahir, pasukan Firaun tidak ada yang tahu. Musa selamat, bahkan akhirnya terjadi hal yang tak dapat dibayangkan. Ia boleh tinggal di istana Firaun, tetapi ia kemudian meninggalkan Mesir dan menetap di Madyan. Bahkan, di Madyan itu Musa kemudian berkahwin dan membina kehidupan rumah tangga. Tetapi, setelah sempurna memenuhi janji, Musa kembali ke Mesir. Dalam perjalanan ke Mesir itulah terjadi kisah lembu, tongkat dan cahaya. Musa diperintahkan untuk berdakwah kepada Firaun. Ia lalu mengadu kepada Allah tentang ketakutannya terhadap Firaun dan juga bala tentara Firaun yang dulu mengejarnya kerana telah membunuh orang Mesir. Selain itu, Musa mengadu pula tentang ketidakfasihan lidahnya, kerana bercakap gagap yang dideritanya dan hal itu dikhuatirkan akan menghalangi jalan dakwah yang akan ditempuh.

Selanjutnya dapatkan Hidayah September 2014 di pasaran...

No comments: