Wednesday, June 6, 2012

Tongkat Musa Berubah Menjadi Ular

SETELAH meninggalkan Mesir selama 10 tahun, Nabi Musa a.s. kembali ke negeri itu dengan membawa pesan Ilahi. Ia diperintah Allah menyampaikan risalah kepada Firaun. Dengan ditemani Nabi Harun, Musa memasuki istana. “Musa?” ujar Firaun terkejut sebab lama tak bertemu. “Akhirnya kau datang.” “Ya, aku datang kepadamu dengan membawa kebaikan dunia dan akhirat.” Jawapan Musa membuat wajah Firaun berubah. Dengan bongkak dan sombongnya, ia mengolok-olok Musa. “Apa? Kau kembali padaku dengan membawa kebaikan dunia dan akhirat? Kebaikan apa? Dari mana kau mendapat kebaikan itu hingga kau berani membawanya padaku?” “Dari sisi Allah. Dan aku datang sebagai utusan Allah untuk mengajakmu supaya menyembah kepadaNya,” jawab Musa dengan santun. Firaun bangkit dari singgahsananya, melangkah sejenak dan berhenti, “Sejak dulu kau tak beriman kepadaku, Musa.” Sunyi menyelimuti istana. “Dan kamu selalu mengingkariku, bahkan tidak sehari pun kau pernah mengakui diriku sebagai tuhan. Padahal, seluruh rakyat mengakuiku sebagai tuhan,” ujar Firaun seraya mundar-mandir. Sesekali, memandangi lukisan yang ada di dinding istana. “Apa kau tidak percaya dengan ketuhananku?” “Aku beriman hanya kepada Allah, Tuhan semesta alam.” “Siapa Tuhan semesta alam itu?” “Tuhan langit dan bumi, serta segala yang ada di antara keduanya. Itu jika kalian benar-benar meyakini.” Firaun menoleh ke arah sekitar, ke wajah tokoh kerajaan, menteri-menteri dan panglima-panglimanya. “Tidaklah kalian dengar?” Dan Musa berkata, “Dialah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu.” Rupanya, perkataan Musa itu membuat Firaun murka. Maka, ia pun mengejek, “Sesungguhnya Rasul yang telah diutus kepada kalian ini seorang gila.” Hamam, orang kepercayaan Firaun membungkuk, lalu berkata, “Perlukah aku suruh orang-orangku untuk mengusir Musa?” “Tak perlu,” jawab Firaun. “Kita belum mendengar ucapannya yang lain. Musa menyeruku kepada Allah dan aku menolak seruan itu. Apa yang ingin kau sampaikan lagi, Musa?”
“Tidak banyak. Apa yang ingin aku sampaikan sebenarnya tak lebih agar engkau mengamati ayat-ayat Allah di alam ini. Allah menciptakan segalanya. Apa ada di antara kita yang mampu mengatur arah gerakan awan dan menurunkan hujan? Apakah ada di antara penguasa di bumi ini yang mampu mengeluarkan segala sesuatu berpasangan dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan? Allah menciptakan kita dari tanah dan kita akan kembali kepadaNya setelah mati, dan kemudian dari sana kita dibangkitkan.” Firaun kian panas. “Ooo,... ini masalah yang lain lagi. Tinggalkan masalah ini, dan mari kita lihat permasalahanmu” “Permasalahan apa?”
“Kamu telah membunuh seorang warga Mesir lalu meninggalkan Mesir. Disebut apa itu dilihat dari sudut hukum?’ “Melawan pemerintah yang berdaulat,” jawab Hamam. Seraya menoleh ke arah Hamam, Firaun berkata “Apa hukuman untuk orang mengakui Tuhan selainku?” “Dipenjara seumur hidup,” jawab Hamam. Firaun lalu melangkah ke arah Musa. “Jika kau mengakui Tuhan selainku, akan kubuat engkau bergabung dengan mereka yang sedang terseksa di penjara.” “Bagaimana kalau aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata?” Musa secara terang-terangan mencabar Firaun. Firaun bertegas, “Datangkanlah jika memang engkau termasuk orang yang benar.” Musa mundur dan melemparkan tongkat di tangannya. Firaun mengira, Musa mundur kerana takut. Ia mengira tongkat itu terjatuh tak sengaja. Tapi ketika tongkat itu berubah jadi ular, menjulurkan lidahnya, Firaun terkejut dan gempar. Wajah Firaun ketakutan. Ia ingin berkata-kata, tapi lidahnya terkunci. Semua orang terdiam, hanya menatap ular itu dengan gementar. Ketika ular itu kembali jadi tongkat, mereka kembali boleh berkata-kata. “Tuanku, ini tipu daya para penyihir. Di Mesir, ada berpuluh penyihir yang juga sanggup mengubah tongkat jadi ular,” ujar Hamam. Tapi Musa membantah. “Apa yang kau lihat itu bukan tipu daya. Ini adalah ayat dari Allah untukmu, dan ini masih ada ayat kedua.” Musa kemudian mengapitkan tangannya di bawah lengannya lalu mengeluarkan lagi. Setelah itu, keluar cahaya yang sangat terang. Cahaya itu jatuh di lantai marmar dan warnanya semakin terang. Firaun tahu itu mukjizat. Tapi, ia lebih mementingkan kekuasaannya. Akhirnya ia bertanya, “Musa, apa yang kau inginkan dari kami?” “Aku ingin engkau biarkan Bani Israil keluar bersamaku dan jangan seksa mereka lagi.” “Hai Musa, pertemuan ini kita anggap usai. Sekarang pulanglah.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Jun 2012 di pasaran...

No comments: