Tuesday, May 14, 2013

Seruan Nabi Luth Untuk Kaum Sodom

HARI itu, Nabi Ibrahim a.s. kedatangan tiga orang tetamu. Meski Nabi Ibrahim tidak mengenal mereka, kerana tak pernah bertemu sebelumnya, Nabi Ibrahim tidak pernah membuat seorang pun tamu yang datang mengetuk rumahnya pulang dengan menelan kecewa. Kerana itu, setelah menyambut ketiga tamunya itu dengan ramah, Nabi Ibrahim menyediakan hidangan. Tapi, anehnya, saat makanan itu sudah dihidangkan di hadapan mereka, tidak satu pun dari mereka yang tergerak untuk menyentuhnya. Tangan tamu-tamu itu hanya diam. Mulut mereka pun seakan tidak selera untuk makan. Semestinyalah, makanan itu dibiarkan sia-sia.  Dalam hati, Nabi Ibrahim merasa ada yang aneh. Kekhuatiran pun menelusup di hati. Nabi Ibrahim benar-benar merasa tak enak, bahkan merasa ada yang salah dengan apa yang telah dihidangkan. Tetapi, ketiga tetamu itu seperti dapat membaca apa yang berkecamuk di hati Nabi Ibrahim. “Ibrahim, engkau tidak usah khuatir. Kami adalah utusan Allah untuk tanah Sodom. Kami ini para malaikatNya. Dia memerintahkan kami untuk menghukum penduduk Sodom,” jawab salah satu dari mereka. Akhirnya, Nabi Ibrahim faham kenapa makanan itu dibiarkan tidak tersentuh. Maklum, mereka itu malaikat. Tapi, ketika salah satu dari mereka menyebutkan tanah Sodom, ingatan Nabi Ibrahim langsung terkenang penduduk Sodom, terutama Nabi Luth a.s. yang tidak lain adalah saudara Nabi Ibrahim. “Tetapi, Luth ada di tanah Sodom,” ujar Nabi Ibrahim. “Kami tahu. Allah memerintahkan kami untuk menghancurkan tanah Sodom, beserta penduduknya, kecuali Luth dan anak perempuannya,” jawab salah seorang dari utusan Allah itu. Seketika, Nabi Ibrahim lega. Tetapi, sebenarnya, dalam hati ia ingin menunda hukuman itu. Ia masih ingin membimbing penduduk Sodom meniti jalan yang benar. Sebab Nabi Ibrahim tahu dan pernah melintasi tanah Sodom. Dan dia sepenuhnya belum lupa dengan satu peristiwa yang terjadi beberapa tahun lalu. Ya, beberapa tahun yang lalu, saat Nabi Ibrahim meninggalkan Babylon dan hendak ke Palestin, dia berangkat ditemani dengan isterinya, Sarah dan Luth. Dalam perjalanan ke Palestin itu, mereka melentasi Sodom, sebuah wilayah di pinggiran pantai Laut Merah, di Jordan. Di tanah Sodom itulah, kemudian Nabi Ibrahim meminta Luth untuk tinggal. Tujuan di balik permintaan itu, tidak lain agar Nabi Luth menyeru orang-orang di tanah Sodom supaya beriman kepada Allah, dan meniti jalan yang benar. Di tanah Sodom itu, Luth akhirnya tinggal, berkahwin, bahkan dikurniai seorang puteri. Tapi Nabi Luth tinggal dan menetap di tanah Sodom memiliki tanggung jawab yang tidak mudah. Nabi Luth diangkat Allah menjadi Rasul, memanggul pesan Ilahi untuk dakwah atau menyeru penduduk Sodom berbuat kebajikan. Maka, ketika Nabi Luth melihat dan bahkan menyaksikan dengan mata kepala sendiri kemaksiatan yang dilakukan penduduk Sodom, dia tidak boleh diam membisu.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mei 2013 di pasaran...

No comments: