Monday, June 10, 2013

Filosofi Nabi s.a.w. Dalam Berdagang Dan Hutang-Piutang

RASULULLAH S.A.W. adalah teladan terbaik bukan dalam urusan ibadah semata, tapi juga perkara “menjalin hubungan baik” dengan orang lain. Dalam hal jual-beli, misalnya, Rasulullah adalah contoh pedagang yang tidak pernah membuat orang lain rugi. Selain jujur, dan tidak pernah memperdaya orang lain, Nabi disebutkan tidak pernah mendebat. Keteladanan Rasulullah itu tidak saja membuat As-Saib bin Abdurrahman kagum, tapi juga memuji langsung di hadapan Nabi. “Engkau pernah menjadi temanku di zaman Jahiliyah dan engkau menjadi teman paling baik. Engkau tidak memperdayaku dan tidak pula mendebatku.” (HR. Ibnu Majah). Dalam berdagang (jual-beli), Nabi memang selalu memudahkan dan meringankan orang lain. Bahkan, Rasul tidak mengambil untung banyak. Kerana itu, Rasulullah pun menganjurkan kepada sahabat untuk tidak mempersulit orang lain. Dengan kata lain, meminta untuk selalu memudahkan - jika perlu meringankan orang lain. Bahkan, Nabi memohon rahmat kepada Allah bagi orang seperti itu. “Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual, ketika membeli dan ketika meminta haknya (dalam jual-beli)”. (HR. Bukhari). Selain dalam jual-beli, Nabi juga mengajarkan para sahabat untuk memudahkan dan meringankan orang lain dalam hal hutang-piutang. Itu boleh dengan cara menangguhkan waktu pembayaran bagi orang yang kesulitan, memutihkan sebahagian atau seluruh hutang. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda, “Ada seorang pedagang yang memberi pinjaman kepada seseorang sehingga jika dia melihat mereka dalam kesulitan, dia berkata kepada para pembantunya, “Berilah dia tempoh hingga mendapatkan kemudahan semoga Allah memudahkan urusan kita. Maka Allah pun akan memudahkan urusannya (di akhirat).” (HR. Bukhari dan Muslim). Sebab dengan memberi kemudahan urusan orang lain, orang itu pun akan dimudahkan Allah. Bentuk kemudahan itu, seperti memutihkan hutang.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Jun 2013 di pasaran...

No comments: