Monday, June 10, 2013

Islam Di Amsterdam: Berkembang Seiring Isu Anti Islam

KITA tentu pernah mendengar nama Geert Wilders, seorang ahli politik Belanda, yang terus berkempen anti Islam. Wilders lantang bersuara agar setiap otoriti di negara Barat, tidak memberikan kelonggaran dan izin terhadap aktiviti kalangan muslim, termasuk pembangunan masjid. Sebab, menurut Wilders, Islam adalah ancaman terhadap Eropah. Tidak cukup di situ, Wilders juga mengecam pemerintah Belanda yang masih menghormati toleransi beragama sehingga muslim di negeri Belanda dijamin kebebasannya dalam menjalankan ajaran-ajarannya. Namun upaya Geert dengan dakyah anti Islamnya, menuai kegagalan menyusul ditolaknya usulan-usulannya ke Parlimen Belanda yang menghendaki penyekatan terhaap Islam (voa-islam.com, 9/7/12). Kempen anti Islam oleh Wilders, bukan saja melalui buku yang ditulisnya, bicara dalam berbagai forum-forum, namun juga melalui penerbitan filem. Fitna yang diedarkan pada tahun 2008, sempat menggegerkan alam raya. Bagaimana tidak, dalam filem tersebut, ia berpandangan bahawa Islam telah mengurangi semangat kebebasan di Belanda dan ajaran Nabi s.a.w. tidak sesuai dengan prinsip dan amalan Barat. Walau kempen anti Islam yang dianjurkan pemimpin parti sayap kanan Belanda tersebut demikian hangat, kenyataannya tidak menyurutkan sinar Islam di Amsterdam. Bahkan perkembangan Islam di ibu kota negeri ‘kincir angin’ tersebut semakin menggembirakan. Alhamdulillah... Di sana Islam bukan saja diterima dengan baik oleh masyarakatnya, tetapi dari waktu ke waktu Islam tumbuh secara berkesan. Ini terbukti dari tertubuhnya organisasi keislaman, masjid yang terus berdiri, di samping makin banyak orang yang tertarik pada Islam. Menurut catatan Euromoslim, pertubuhan Islam yang berpejabat di Amsterdam, rata-rata sebulan sekali ada saja orang atau warga Belanda atau bukan muslim yang memeluk Islam.
Fenomena ini terjadi lantaran masyarakat di negeri kincir angin tersebut terbuka menerima Islam. Selain itu, ada beberapa elemen yang mendorong perkembangan Islam di sana. Pertama, di kalangan elit warga ibu kota Belanda ternyata banyak yang tidak meyakini agama apa pun. Kedua, aktiviti kegerejaan mengalami kemunduran, khususnya di Amsterdam, malahan banyak gereja dan aset-asetnya dijual, lantaran semakin merosotnya jumlah jemaahnya (id.wikipedia.org). Di sisi lain, kalangan muslim lebih respek terhadap ajaran-ajaran Islam dibandingkan dengan para pemeluk agama lainnya. Faktor lainnya, dakwah Islam giat merekrut pemeluk-pemeluk baru, khususnya mereka yang berasal dari etnik minoriti Afrika atau yang berasal dari kelompok atheis.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Jun 2013 di pasaran...

No comments: