Monday, July 8, 2013

Aleppo: Kota Peradaban Islam Yang Tercabik-Cabik

ALEPPO dulunya pernah menjadi kota dengan warisan budaya yang tinggi. Kota yang cantik dengan peninggalan budaya luar biasa ini, sekarang keadaannya menyedihkan. Reruntuhan puing-puing bertebaran dimana-mana. Bangunan hancur dan terbakar menjadi pemandangan biasa. Kios-kios pasar terbakar dan desing-desingan peluru menyasar di kota ini. Kota yang indah itu kini menjadi zon perang antara rejim pemerintah, Bashar al-Assad, dan kelompok penentang Syria. Akibatnya, kota budaya ini hancur berantakan. Kota yang dijadikan kubu kelompok penentang ini telah menjadi kota mati pasca insiden saling serang antara keduanya. Kini, saat berjalan di kota itu, hanya akan ditemui kerosakan dan gambaran suram kota yang seperti kota hantu. Di Masjid al-Uthmaniya, ada lubang menganga di atas kubah yang dibangun pada tahun 1728. Lantai beton hancur terkena hentaman rudal, dan kaca dengan lengkungan tinggi di pintu masuk ke ruang solat juga hancur berserakan. Menurut pengakuan penduduk setempat yang sering solat di masjid itu, tidak ada lelaki bersenjata di masjid ini. Akan tetapi, para jemaah terpaksa tidak menjalankan jemaah setelah rudal menyasar ke halaman masjid. Konflik yang telah berlangsung berbulan-bulan ini belum ada tanda-tanda berakhir. Syria masih membara. Aleppo masih terancam hancur dan reruntuhan bangunan masih akan menjadi hiasan kota. Kelompok penentang mendakwa, selama konflik berlangsung, merekalah (pasukan tentera rejim pemerintah) yang terus menyerang dan menghancurkan masjid-masjid dan bangunan awam lainnya di Aleppo untuk mengalahkan penentang. Tentu saja, pertembungan konflik yang makin memuncak membuat reaksi sejumlah negara di dunia. Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan bahawa dengan adanya penumpukan senjata berat di sekitar Aleppo, Presiden Syria, Bashar al-Assad sedang bersiap untuk melakukan pembantaian pada rakyatnya sendiri. Begitu pun Itali, menuduh pemerintah Syria bersiap untuk menyerang orang awam. Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mendesak tindakan antarabangsa, dengan mengatakan, “Kita tidak mungkin untuk tetap menjadi penonton atas pertempuran di Aleppo”. Sama seperti sikap Turki, sikap British melalui Menteri Luar Negerinya, William Hague, juga menyatakan bahawa dunia harus bertindak untuk mencegah kemusnahan di Aleppo.

SIMBOL PERADABAN ISLAM
Aleppo merupakan kota terbesar kedua Syria setelah Damsyik, ibukota Syria. Penduduknya berjumlah 2,130,000 jiwa (2005). Kota Aleppo termasuk kota tertua di dunia. Kota ini dulu bernama halb yang bererti besi atau tembaga. Halb mengacu pada bahasa Amori, kerana tembaga merupakan sumber utama logam kawasan ini pada zaman kuno. Halaba dalam bahasa Aram bererti putih, mengacu pada warna tanah dan marmar yang melimpah di daerah tersebut. Letak Aleppo memang sangat strategi sebagai pusat perdagangan. Oleh kerana itu sudah sejak lama, banyak bangsa saling bersaing ingin menguasai daerah ini. Mulai bangsa Mesir dan Asiria, Parsi, Macedonia, Romawi, Arab, Mongol, kesultanan Uthmaniyah, hingga Perancis. Menurut Dr. Syauqi Abu Khalil, penulis buku Athlas Al-Hadits An-Nabawi (Atlas Hadits), kota itu pernah menjadi salah satu kota paling penting dalam sejarah Islam. Aleppo pun pernah menjadi ibu kota pemerintahan Islam di wilayah Syria setelah Kota Qinnasrin mulai kehilangan pengaruhnya. Saat itu, Aleppo merupakan kota terkemuka dalam bidang ekonomi, sejarah, artistik, dan kebudayaan Islam. Dari sisi seni binaannya, Aleppo juga mampu mewujudkan sebuah kota Islam. Bagaimana tidak, bangunan seni bina Islam sejak abad ke-7 M itu kukuh berdiri. Tak cuma itu, warisan senibina dari beragam dinasti seperti Umayyah, Abbasiyah, Hamdaniyah, Seljuk, Zankiyah, Ayubiyah, Mamluk, hingga Uthmani masih menghiasi Kota Aleppo. Sejarah mencatatkan, di akhir masa kekuasaan Abbasiyah, Kota Aleppo mengalami masa kemakmuran. Ketika itu, kebudayaan, intelektual, dan peradaban berkembang begitu pesat di semua bidang.
Bukti pesatnya peradaban di bumi Aleppo ditandai dengan kemampuan orang-orang Aleppo untuk membuat pakaian yang bagus serta berdirinya istana dan sejumlah masjid terkemuka di kota itu. Aleppo pun menjadi semacam muzium hidup bagi beragam peradaban. Sebab sejumlah tokoh penting dalam khazanah keilmuan dan peradaban Islam lahir dari tempat ini, seperti: Abu Firas al-Hamadani dan Abu Tayyib al-Mutanabbi.
Salah satu peradaban Islam yang masyhur di Aleppo adalah benteng/kubu Aleppo, sebuah bangunan yang mengelilingi istana di Kota Tua Aleppo di bahagian utara Syria. Benteng ini merupakan istana tertua dan terluas di dunia. Kompleks megah itu berdiri di sebuah bukit tepat di pusat kota Aleppo, dimana sebelumnya pernah diduduki oleh beberapa pemerintah, seperti: dari Yunani, Bizantium, Ayyubiyah, dan Mamluk.
Dalam laman Republikca.co.id (2/8/12) disebutkan bahawa majoriti bangunan yang bertahan hingga hari ini diperkirakan berasal dari zaman Ayyubiyah. Benteng Aleppo atau ‘Citadel Aleppo’ itu berbentuk elips dengan panjangnya sekitar 450 meter dan lebar 325 meter dengan ketinggian 50 meter dari kaki bukit. Benteng tersebut juga dikelilingi oleh parit yang dialiri air, kedalaman parit itu 22 meter dan lebarnya 30 meter.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Julai 2013 di pasaran...

No comments: