Monday, July 8, 2013

Nilai Perempuan Berhijab

Perempuan berjilbab dan namun ‘payu daranya’ terlihat menyeruak. Perempuan berhijab dan pusatnya yang tersingkap. Perempuan berkerudung dan mulut yang tak pernah kering bergossip/mengumpat. Berkali-kali, dalam momen yang tidak seragam, saya menemukan saudari-saudari semuslim yang modelnya demikian. Entah kenal secara langsung atau tidak, baik berjumpa kerana urusan pekerjaan, mahupun kerana urusan lain-lainnya. Saya kira, saya tidak sendirian. Barangkali, anda pernah melihat atau bahkan berkawan dengan wanita yang memiliki ciri-ciri seperti itu. Lalu, adakah yang salah? Adakah yang mesti diluruskan? Adakah yang mengganjal benak kita? Sungguh, saya bukan ‘polis’ atau pengawal moral. Saya juga bukan ustaz, apalagi ulama dan kiai yang pandai berbicara soal agama; bukan  seseorang yang fasih kutap-kutip ayat-ayat Tuhan dan sejumlah hadis Rasulullah s.a.w. Kerananya, saya tidak ingin menghakimi yang demikian, tidak ingin memasuki apakah sang pemakai (yang berhijab) berdosa atau tidak. Tapi, hati nurani saya acapkali tergelitik dengan tanda tanya ini: Bagaimanakah menemukan sesuatu yang indah dan mengagumkan pada sosok muslimah dengan karakter demikian? Hati kecil saya mencari-cari jawapan ini dan munculah pertanyaan berikut ini: Apakah sebenarnya makna jilbab, hijab, dan kerudung (tudung) bagi para perempuan yang – katanya sudah menutup aurat itu? Ya, saya takjub untuk mereka yang memilih berjilbab dan berhijab itu. Saya kagum atas kesediaan mereka menutup aurat atas dasar perintah agama – meski ada juga sebahagian ulama yang menafsirkan firman Allah [QS. 33 (Al-Ahzab): 59] sekitar jilbab bukan sebuah keharusan - di tengah deraan budaya yang serba konsumtif dan hedonis ini. Namun, sekadar “menutup aurat” saja tidak cukup. Diperlukan kemahuan “belajar Islam” kembali untuk memaknai batasan aurat, misalnya, untuk kes perempuan yang berjilbab tapi seringkali pusat dan dedahan bahagian dadanya tersingkap di ‘nikmati’ oleh orang awam. Diperlukan kerendahhatian seorang muslimah untuk “memaknai menutup aurat” dari aspek batiniah, misalnya, untuk kes perempuan berhijab tapi masih suka menggosip [mengumpat/memfitnah/bermulut cabul] itu.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Julai 2013 di pasaran...

No comments: