Thursday, February 6, 2014

Apakah Nabi Isa Sudah Mati Atau Belum?

NABI ISA A.S., yang dalam fahaman Kristian dianggap sebagai ‘tuhan’, meninggalkan tanda tanya besar usai pengangkatannya ke langit. Ketika Nabi Isa a.s. disalib, tidak sedikit yang berpendapat bahawa sesungguhnya yang disalib bukanlah sosok Nabi Isa a.s., melainkan orang lain yang wajahnya diserupakan dengan baginda. Lantas, manakah yang benar? Para ulama mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang pengangkatan atau kematian Nabi Isa a.s. Perbedaan itu berpunca pada pemahaman mereka tentang kata mutawaffiika (mengangkat kamu) yang ada dalam teks surat Imran ayat 55, “(Ingatlah), ketika Allah s.w.t. berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaKu serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir,  dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.”
Juga berbeda pendapat dalam memahami kata tawaffaitani (Engkau wafatkan aku) dalam QS. Al-Maidah (5) ayat 117, “Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya iaitu:” Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu “, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” Ada sekitar empat pendapat dalam memahami dua ayat di atas sebagai berikut: Pendapat pertama mengatakan bahawa yang dimaksud ‘wafat’ di sini adalah kematian dalam tidur. Jadi, Allah mengangkat Nabi Isa dalam keadaan tidur. Diriwayatkan dari Rabi’ bahawa “Sesungguhnya Allah Taala mengangkat Isa a.s. ke langit dalam keadaan tidur kerana Dia merahmatinya.” (QS. Tafsir Al-Alusi, jilid 3. hlm 179). Ibnu Yasir mendukung pendapat ini. Dia mengatakan, “Majoriti ulama mengatakan bahawa yang dimaksud kata wafat di sini adalah tidur,” seperti pada firman Allah di surat Al-An’aam: 60 dan Az-Zumar: 42. Pendapat kedua mengatakan bahawa wafat di sini bererti mengambil, seperti pada kata wafaytu malii ala fulaan, yang bererti “Saya mengambil hakku yang menjadi tanggungan fulan”. Jadi, erti surat al-Maidah ayat 117 adalah “… Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” Ulama yang berpegang pada pendapat kedua adalah ulama yang berpegang pada dalil-dalil al-Quran, hadis Mutawattir, Ijma’ Islam, dan indikasi bahasa. Pendapat ini didukung oleh Syeikh Ibnu Jarir ath-Thabari. Ia berpendapat begitu kerana sesuai dengan sabda Rasul, “Isa bin Maryam akan turun, lalu ia membunuh Dajjal. Lalu ia tinggal di bumi selama waktu tertentu, kemudian ia meninggal dan umat Islam mensolati jenazahnya dan memakamkannya”. Atas dasar itu, banyak ulama yang setuju dengan pendapat kedua ini. Hasan dan Ibnu Zaid, keduanya berpendapat bahawa pendapat yang benar adalah Allah mengangkat Isa a.s. ke langit tanpa kematian dan tidak dalam keadaan tidur. “Pendapat ini didukung oleh Ath-Thabari, dan juga merupakan pendapat Ibnu Abbas dan Adh-Dhahhak,” kata Imam al-Qurthubi. Al-Alusi membenarkan pendapat Imam al-Qurthubi.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Februari 2014 di pasaran...

No comments: