Thursday, February 6, 2014

Sakaratul Maut Menerobos Dinding

PAGI yang indah itu tiba-tiba heboh seketika apabila seseorang menemukan sesosok tubuh dalam keadaan kaku tak bernyawa. Tetangga yang melihat jenazah itu hampir tak percaya saat menyaksikan keadaan perempuan berusia emas yang mesra dipanggil nenek Parenik (bukan nama sebenarnya). Sepasang kaki Nenek Parenik menerobos dinding bilik yang terbuat dari buluh-buluh, hingga kakinya keluar sampai melewati betisnya. Sesiapa yang pertama kali melihat jasad nenek Parenik dalam keadaan seperti itu sempat bertanya-tanya dalam hati. “Bagaimana boleh jadi macam tu...Begitu kuatkah tendangan nenek di saat-saat akhir hayatnya? Apakah seluruh tenaganya dikeluarkan saat dijemput maut, atau kerana takut atau kerana sakit yang amat sangat?” Pertanyaan yang bercampur aduk di dalam hati orang yang menyaksikan jasad Parenik itu disimpan, meski ia mengundang persoalan. Ada hal yang lebih penting yang harus dilakukannya, iaitu melaporkan kepada ketua Rukun Tetangga [RT] atas apa yang telah ditemukannya. “Benar! Saya melihat jasad Parenik kaku dengan sepasang kakinya tembus ke balik dinding. Saya tidak melebih-lebihkan laporan saya,” jelas warga tempatan itu yang menjadi jiran terdekat Parenik. Ketua RT hampir tak percaya dengan laporan yang diterimanya. Dinding selapuk apapun tak mungkin mampu diterobos oleh nenek dalam usia Parenik itu. Lebih lagi bilik itu terbuat dari anyaman buluh yang cukup kemas. Apa mungkin tenaga Parenik mampu menembusnya? Sedangkan untuk jalan ke luar rumah pun Parenik harus bersusah payah.
Seorang lelaki yang berdiri di samping ketua RT sempat menceber si pembawa berita itu dan menyangsikan kebenaran cerita. “Apa benar?” ucapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja melebih-lebihkan. Kamu suka ya kalau kampung ini gempar?” tanyanya dengan sinis. Si pembawa berita itu tak terima kalau dirinya disebut sebagai “melebih-lebihkan” cerita. Dengan serius, ia menarik lengan ketua RT. “Kalau Tok Ketua tidak percaya, mari ikut saya  untuk saksikan,” tegasnya. Tentu saja ketua RT menyambut ajakan itu. Ia merasa kehairanan dengan berita anehnya kematian Parenik itu. Langkah kaki ketua RT yang cepat dan panjang itu membuatnya cepat sampai ke tempat yang tidak begitu jauh. “Kamu benar. Mengapa sampai begitu ya!?” ucap ketua RT saat menyaksikan tubuh kaku Parenik dengan sepasang kaki menerobos bilik berdinding anyaman buluh itu. “Apa yang harus kita lakukan Tok Ketua?” tanya warga itu. “Kita harus segera mengurus jasad Parenik,” ucap ketua RT itu. “Apalagi sama-sama kita ketahui Parenik ini sebatang kara saja di sini. Sanak saudaranya entah di mana, kalau pun ada, mereka di seberang lautan sana,” lanjut beliau.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Februari 2014 di pasaran...

No comments: