Thursday, February 6, 2014

Nabi Musa Dan Kekejaman Firaun

KOBARAN api itu datang tiba-tiba. Pada awalnya, berupa titik merah yang terang dan menyilaukan mata. Percikan api itu datang dari arah Baitul Maqdis, kemudian dari percikan api itu membentuk gugusan merah yang membara dan menyala-nyala bahkan semakin membesar dan bergulung-gulung serupa gelombang.
Dalam sedikit waktu, kobaran api itu tiba-tiba membakar rumah orang-orang Mesir seluruh isinya. Anehnya, kobaran api itu seperti memilih korbannya. Api hanya membakar rumah orang-orang Mesir. Dan tidak ada satu pun rumah dari penduduk Bani Israil yang terbakar dan hangus. Semua itu terjadi dalam waktu yang singkat. Tidak ada yang boleh dia perbuat apa-apa. Semua rumah orang  Mesir terbakar, dan hanya tinggal sisa-sisa kebakaran. Lelaki yang dikenal sebagai penguasa itu pun terperanjat. Dia pun membuka mata, dan mendapati kejadian itu hanya sekadar mimpi. Tetapi, mimpi buruk itu membuat lelaki itu gelisah dan panik. Dia merasa mimpi itu bukan sekadar  “mimpi”. Sebab, dia merasa mimpi itu seperti menyentak fikiran. Dia pun tak dapat tidur lagi, kerana diselubungi fikiran buruk. Seketika itu, lelaki yang dikenal dengan sebutan Firaun itu mengumpulkan pengawal dan memanggil para dukun, tukang ramal dan para penyihir kerajaan Mesir. Dengan fikiran kalut, dia kemudian menceritakan mimpi buruk yang dialami, dan lalu bertanya kepada mereka tentang apa erti di sebalik mimpi tersebut. Tapi, jawapan mereka itu membuat Firaun terpegun. Sebab, mereka meramalkan kelak akan ada anak lelaki yang lahir dari keluarga Bani Israil, dan anak itu akan menjadi penyebab dari kehancuran negeri Mesir, dan dari tangannya pula kelak kerajaan Mesir runtuh.
Firaun langsung gelap mata. Dia jelas tidak ingin kehilangan kekuasaannya. Ramalan itu pun seperti menamparnya. Maka, ia memerintahkan pasukannya untuk membunuh setiap anak laki-laki Bani Israil yang lahir dan membiarkan anak perempuan mereka terus hidup. Sejak titah  perintah itu dimaklumkan, Mesir seperti dilanda suasana mencekam, terutama bagi orang-orang Bani Israil. Setiap hari, pasukan kerajaan berkeliling kampung dan bidan-bidan dituntut untuk memeriksa setiap kandungan para wanita Bani Israil yang hamil. Sebab Firaun tidak ingin membiarkan anak laki-laki yang lahir dari keluarga Bani Israil hidup. Maka, jika pengawal kerajaan menjumpai anak laki-laki keluarga Bani Israil lahir, seketika itu terus dibunuh.
Seiring perjalanan waktu, maklumat pembunuhan bayi laki-laki itu justeru membuat Firaun dihadapkan pada dilema. Tidak akan ada lagi anak laki-laki dari Bani Israil yang hidup, atau tumbuh dewasa. Padahal, orang-orang tua Bani Israil sedikit demi sedikit mulai menua dan dan tak lagi dapat dijadikan hamba dan dipekerjakan. Jadi, semakin sedikit orang-orang Bani Israil yang boleh dipekerjakan. Keadaan itu membuat orang-orang Mesir dilanda ketakutan – kerana mereka tidak ingin kelak mengerjakan apa yang selama itu dikerjakan oleh orang-orang Bani Israil. Ketakutan itulah yang membuat orang Mesir kemudian meminta Firaun membiarkan sebahagian anak lelaki Bani Israil hidup. Akhirnya, Firaun memutuskan untuk memberi selang satu tahun; anak laki-laki yang lahir pada tahun itu dibunuh semua, dan anak yang terlahir pada tahun berikutnya dibiarkan hidup. Nabi Harun – saudara Musa — lahir pada tahun ketika Firaun memaklumkan kelonggaran. Jadi, Harun terselamat, dan tumbuh dewasa tanpa dicekam ketakutan. Tapi, hal itu, berbeda dengan Nabi Musa. Saat ibu Musa mengandung, dia pun dicekam takut kerana ia tahu Musa kelak akan lahir pada tahun pembunuhan anak-anak laki-laki. Ia pun berpikir keras, bagaimana caranya agar Musa boleh selamat dan tetap hidup. Ia pun berusaha menyembunyikan kehamilannya dan Allah memberi keajaiban. Semakin tua usia kandungan Musa, ternyata perut ibu Musa tidak kelihatan membesar dan tak menunjukkan tanda-tanda hamil. Maka, tatkala Musa lahir, pasukan pengawal atau tentera Firaun tak ada yang tahu.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Februari 2014 di pasaran...

No comments: