Thursday, February 6, 2014

'Jihad' Melahirkan Bayi Bagi Setiap Wanita

LEMAH, tak berdaya. Ia malah nyaris berada di antara hidup dan mati. Inilah keadaan yang dialami wanita menjelang saat melahirkan bayi. Situasi yang membuat semua perempuan hamil merasa dikondisikan pada titik kematiannya. Tetapi, seiring itu pula gambaran kebahagiaan akan hadirnya si buah hati menjelma. Sehingga deraan rasa sakit dan peluh yang tiada henti mengucur kerapkali bersalin rupa menjadi hal lumrah. 
Rasa sakit memang boleh jadi urusan personal perempuan hamil. Tetapi, apa yang tengah diupayakannya adalah juga menjadi tanggungjawab seluruh pihak keluarga, entah itu suami, datuk, nenek, pakcik, makcik, kakak, abang, adik, serta semua orang yang benar-benar mengharapkan kehadiran si bayi keluar dari rahim ibunya dengan selamat. Sehingga tak pelak, kepedulian pada ibu si bayi pun menjadi ‘urusan bersama’.
Perhatian keluarga sangatlah penting demi memacu adrenalin dan kekuatan bagi ibu yang akan melahirkan. Kepedulian yang tinggi, nescaya menjadi penyokong penting dalam proses persalinan yang diharapkan. Betapa tidak? Perkembangan fizik ibu hamil dari waktu ke waktu semakin berat. Seperti yang disebutkan Allah s.w.t. dalam surat Luqman ayat 14, “...ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah...” Sehingga perjalanan ibu dari hari ke hari pun terasa begitu panjang dan lama. Belum lagi kepayahan yang dialami akibat seringnya ia mual, muntah, pening dan hal-hal lain yang sangat melelahkannya. Perhatian besar dari keluarga, terutama suami, nescaya memunculkan rasa tenang dalam menghadapi proses persalinan. Dan dengan itu, kadar ketakutan serta rasa sakit yang sering terekspresikan dengan berteriak, menjerit, atau bahkan mengamuk saat mengejan (meneran) di kala persalinan berlangsung dapat menurun, atau bahkan hilang sama sekali. Sikap positif seperti inilah yang diyakini mampu mempersingkat proses persalinan dan mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan.
Ketenangan dan kebahagiaan seorang ibu yang mengandung ini juga sangat berpengaruh bagi kebaikan janin yang dikandungnya. Janin tumbuh lebih sihat dan pengeluaran air susu ibu pun akan meningkat dan lancar.

Memotivasi Diri
Betapapun sulit keadaan yang dihadapi ibu hamil hendaklah diyakini bahawa semua itu merupakan nikmat yang harus disyukuri. Allah s.w.t. tidak menjadikan kehamilan seorang ibu sebagai hukuman, melainkan kurnia dan rahmat. Janin yang diamanahkan dalam perutnya merupakan rezeki tiada banding. Kerana pada gilirannya nanti janin yang terlahir akan tumbuh menjadi generasi penerus yang mengangkat harkat dan mertabat si ibu. Oleh kerana itu, seyugianya ibu dituntut mengosongkan hati dari prasangka dan fikiran yang mengeruhkan niat suci melahirkan. Ia harus berupaya ikhlas, sabar dan tawakal atas semua ‘penderitaan’ yang tengah dihadapi. Tak sepatutnya ia mengkal dan menyesali takdirnya. Sebaliknya, rangkaian peristiwa sulit tersebut justeru menjadi bukti baktinya sebagai manusia pilihan yang disayang Tuhan. Ibu dipilih Allah menjadi khalifah atas anak-anaknya.

Tilawah al-Quran
Di samping usaha-usaha lahiriah, Islam menganjurkan ibu hamil berupaya meningkatkan kualiti batiniah. Keadaan batin yang baik nantinya akan menciptakan psikologi kejiwaan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres dan cepat panik. Oleh kerana itu, ibu hamil dianjurkan untuk memperbanyak membaca (tilawah) al-Quran dan memahami kandungannya. Banyak para ulama menyarankan agar di waktu hamil para ibu sesering mungkin membaca surat seperti al-Fatihah, Yaasiin, At-Taubah, Yusuf, Maryam, Luqman, an-Nahl, al-A’raf dan beberapa lagi lainnya. Meskipun anjuran tersebut tidaklah bersifat baku. Sebab tujuan utamanya adalah membaca al-Quran.

Rileksasi Zikir
Ketenangan dan kenyamanan juga bisa diperolehi melalui amalan zikir. Allah s.w.t. menegaskan hal tersebut dalam surat Ar-Ra’d ayat 28, “(iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” Hal tersebut telah dibuktikan oleh Yuni Indah Lestari, perempuan yang melewati persalinannya tanpa rasa sakit sedikitpun. Kesaksian tersebut dituturkan oleh suaminya, Chuzil Hikmat dalam tulisan bertajuk Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Rileksasi zikir.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Februari 2014 di pasaran...

No comments: