Friday, July 18, 2014

Jangan Menghina Agama Lain

DUNIA politik yang berasaskan sistem demokrasi atau pilihan raya terbuka bukanlah sesuatu yang boleh menghalalkan apa saja tektik dalam memenangi atau mengendalikan kempen. Adalah tidak beretika seseorang calon atau mana-mana kelompok yang bertentangan ‘menghina’ individu atau kelompok lawannya. Soal dosa dan pahala hendaklah diambil kira. Janganlah kerana orang lain boleh buat, kita juga membuat kejahatan seperti itu. Kalau sebelah lawan menggunakan ‘samseng politik’ maka pihak kita juga boleh berbuat yang sama. Jangan begitu...Lebih mengkhuatirkan adalah hubungan sosial antara individu yang ikut-ikutan pula tercemar. Ini dikeranakan makin seringnya orang bersikap agresif, memaksakan kehendak, bahkan mendakwa dirinya paling benar. Tatkala seseorang atau segolongan orang meyakini pilihannya adalah yang paling layak, maka sikap dan perilaku yang ditunjukkan acapkali menafikan keberadaan pihak-pihak lain yang tidak sefahaman dengan keyakinannya. Orang lain yang dianggap tak sejalan, dianggapnya bukan kawan, segolongan, alih-alih malah dimasukkan dalam daftar musuhnya. Sikap antipati terhadap orang-orang yang tak sefaham itu kemudian muncul sehingga memboikot antara golongan akhirnya tak dapat dihindari.
Sikap tersebut secara nyata menjadi fonemena yang sangat mudah dijumpai ketika mana-mana urusan pilihan raya. Ketika seseorang dan kawanannya mencalunkan pihak tertentu, maka pihak lain seakan-akan menjadi lawan yang pantas dimusuhi. Apalagi jika ‘pihak lain’ tersebut benar-benar berbeda; beda visi-misi, suku, agama dan golongan. Maka semakin kuatlah alasan untuk memusuhi pihak lain tersebut. Banyaknya broadcast yang bertebaran tentang pengharaman memilih figur dan golongan tertentu sambil menjelek-jelekkan sosok dan golongannya, terlihat begitu nyata kebencian diapi-apikan. Tak dapat disangkal. Tindakan tersebut mencerminkan betapa penanaman akhlak yang digaungkan Islam ternyata tak pernah benar-benar lekat di dalam hatinya. Padahal Islam mengajarkan untuk terlebih dulu melakukan klarifikasi [tabayyun] terhadap sesuatu yang bukan fakta dan berbau fitnah. Bukan sebaliknya, bertindak sama melakukan fitnah serupa. Islam mengajarkan untuk tidak melakukan paksaan terhadap siapapun agar masuk ke dalam Islam. Begitu pula, Islam melarang pemeluknya menghina umat agama lain. “Dan janganlah kamu memaki sembahan- sembahan yang mereka sembah selain Allah, kerana mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah mereka kembali. lalu dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. al- An’am: 108)  Dari sebab turunnya ayat (asbabunnuzul), disebutkan dalam suatu riwayat bahawa kaum muslimin pada waktu itu suka mencaci-maki berhala kaum kafir, sehingga kaum kafir pun mencaci-maki Allah. Allah lalu menurunkan ayat ini sebagai larangan mencaci-maki apa-apa yang disembah oleh orang kafir. Kata tasubbuu yang terambil dari kata sabba adalah ucapan yang mengandung makna penghinaan terhadap sesuatu atau penisbahan suatu kekurangan atau aib terhadapnya, baik hal itu benar kemudian, lebih-lebih jika tidak benar. Adapaun kata ‘adwan dapat bererti permusuhan dan melampaui batas, dan dapat juga diertikan lari atau tergesa-gesa. Penyebutan kata itu di sini memberi isyarat bahawa setiap pelecehan agama merupakan pelampauan batas serta mengundang permusuhan. Ia bukan bererti bahawa kaum muslimin yang mencaci berhala atau kepercayaan kaum musyrikin tidak melakukan penganiayaan, sebagaimana diduga oleh sementara penafsir. Para ulama mengatakan bahawa hukum ayat ini tetap berlaku dalam keadaan apapun. Selama orang kafir tidak mengganggu dan tidak dikhuatirkan menghina Islam, Nabi s.a.w., atau menghina Allah s.w.t., maka tidak boleh bagi seorang muslim memaki, menghina, atau mengusik salib, agama, dan gereja mereka, serta tidak boleh melakukan hal-hal yang membawa kepada akibat tersebut. Sebab perbuatan tersebut sama dengan mendorong untuk berbuat kemaksiatan.

Selanjutmya dapatkan Hidayah Julai 2014 di pasaran...

No comments: