Friday, July 18, 2014

Menyelami Masa Ta'lim

KATA ta’lim, secara bahasa, bererti pengajaran (masdar dari ‘allama-yu’allimu-ta’liman). Secara istilah, kata ini bererti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan keterampilan.
Menurut Abdul Fattah Jalal, ta’lim merupakan proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggungjawab, hingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala kotoran agar siap menerima hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya (keterampilan). Muhammad Rasyid Rida memberikan definisi ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu, (Rida, 1373H: 262). Penta’rifan itu herpijak dari firman Allah s.w.t., surat Al-Baqarah, ayat 31 tentang ‘allama [pengajaran] Tuhan kepada Nabi Adam a.s. Sedangkan proses transmisi itu dilakukan secara bertahap sebagaimana Nabi Adam menyaksikan dan menganalisis asma [nama-nama] yang diajarkan oleh Allah kepadanya. (Naquib Alatas, 1988: 66).  Menurut Syeikh Muhammad al-Naquib Alatas, ta’lim adalah pengajaran tanpa pengenalan secara mendasar. Namun apabila ta’lim disinonimkan dengan tarbiyah, ta’lim mempunyai makna pengenalan tempat segala sesuatu dalam sebuah sistem, (Alatas, 1988: 66).  Sedang Muhammad Athiyah al-Abrasy mengemukakan pengertian ta’lim yang berbeda dari pendapat-pendapat di atas. Beliau menyatakan bahawa ta’lim lebih khusus daripada tarbiyah kerana ta’lim upaya menyiapkan individu dengan mengacu kepada aspek-aspek tertentu saja, sedangkan tarbiyah mencakup keseluruhan aspek-aspek pendidikan. (Al-Abrasyi, t.th, :7). Mengacu pada definisi ini, ta’lim bererti usaha terus menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju posisi ‘tidak tahu’ ke posisi ‘tahu’ seperti yang digambarkan dalam QS. An-Nahl, ayat 78, “Dan Allah mengeluarkan dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” Dalam al-Quran, ta’lim kadang disebutkan dengan bentuk fi’il (kata kerja) dan isim (kata benda). Dalam bentuk fi’il madhy (kata kerja lampau) disebutkan sebanyak 25 ayat dari 15 surat dan dalam bentuk fi’il mudhari (kata kerja sekarang) disebutkan sebanyak 16 kali dalam 8 surat.
Salah satu contoh makna ta’lim dalam bentuk fi’il madhi (‘allama) dengan berbagai variasinya dalam al-Quran sebagai berikut:

1. QS. Al-Baqarah: 31
Al-Maraghi menjelaskan bahawa kata ‘allama dengan alhamahu (memberi Ilham), maksudnya Allah memberi ilham kepada Nabi Adam a.s. untuk mengetahui jenis-jenis yang telah diciptakan beserta zat, sifat, dan nama-namanya.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Julai 2014 di pasaran...

No comments: