KALI ini kita akan menerangkan nama “AL-KHALIK yang maksudnya “ALLAH YANG MAHA PENCIPTA”.
Dialah yang mencipta segala sesuatu daripada “ketiadaan” mencipta semua benda dan mengetahui apa yang terjadi. Dialah yang mengadakan atau membentangkan sesuatu yang belum ada. ALLAH-LAH yang mencipta atau mengadakan segala yang ada. Semua yang ada di dunia ini sebelumnya tidak ada. Dialah yang mengadakan atau menciptakan semua yang ada ini. Manusia ini, walau bagaimana “bijak” dan pintar sekali pun, tidak mampu dan sanggup untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Kemampuan dan kesanggupan manusia hanyalah dapat menciptakan dari sesuatu kepada sesuatu yang sudah ada. Manusia bukanlah pencipta tetapi merubah apa yang sudah ada. Allah sebagai ‘Al-Khalik’ biasanya kita maknai sebagai Allah yang Maha Pencipta. Al-khalik diambil dari akar kata ‘Khalik’ yang ertinya dasarnya ‘mengukur’ atau ‘memperhalus’.
Dari makna-makna ini berkembang beberapa erti, iaitu ‘menciptakan dari tiada’, menciptakan tanpa satu contoh terlebih dahulu’, mengatur, membuat dan sebagainya. Dalam Al-Quran, kata Al-Khalik yang bermakna ‘menciptakan dari tiada’ dapat kita temui dalam QS Al-Mukminun 23: 14, “Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu dari segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” Kata ‘khalaqa’ dalam konteks penciptaan langit dan bumi- khalaqu as samawati wal ardh - dapat diertikan ‘mencipta tanpa melalui contoh terlebih dahulu’. Dalam konteks ini, kata khalaqa bererti ‘pengaturan yang sangat teliti berdasar ukuran-ukuran tertentu bagi peredaran benda-benda langit dan bumi.’ Menurut Quraish Shihab, kata khalaqa - biasanya - dalam berbagai bentuk dan pemakaiannya memberikan penekanan pada kehebatan dan kebesaran Allah s.w.t. dalam semua penciptaanNya. Kata ini berbeza dengan jaala (menjadikan) yang mengandungi penekanan terhadap manfaat dari sesuatu yang dijadikanNya itu. Bandingkan dua ayat berikut. Dalam QS Ar-Rum 30: 21, Allah s.w.t. berfirman, “...dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan (khalaqa) untukmu isteri-isteri dan jenismu sendiri.” Dalam QS Asy Syura 42: 11 disebutkan, “Dia menjadikan (ja’ala) bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan.” Secara keseluruhan, kata Al-Khalik dalam berbagai bentuknya diulang tidak kurang dari 150 kali. Penciptaan, sejak proses pertama hingga lahirnya sesuatu dengan ukuran tertentu, bentuk, rupa, cara dan substansi tertentu dilukiskan (dipadatkan) dalam kata Khalik ini.
Kreativiti: Teladan Al-Khalik
Allah adalah Zat Yang Maha kreatif. Ertinya, Dia menciptakan sesuatu dari tiada dan menciptakan tanpa ada contohnya terlebih dahulu kemudian Dia mengatur ciptaanNya tersebut dengan sangat teliti berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Manusia, dalam kapasiti kemanusiaannya, dituntut untuk meneladani sifat Al-Khalik ini. Salah satu aplikasinya adalah kreativiti. Kreativiti adalah daya cipta dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Biasanya, kreativiti akan memunculkan inovasi, iaitu kemampuan untuk memperbaharui hal-hal yang telah ada. Apabila kreativiti adalah daya atau kemampuan, inovasi adalah hasil atau produknya.
Kreativiti begitu penting dalam hidup manusia. Tanpa adanya kreativiti kita akan larut dan tergilas roda perubahan. Tanpa kreativiti, kita tidak akan mampu bertahan menghadapi perubahan yang semakin cepat.
Perusahaan-perusahaan besar yang mampu bertahan biasanya memiliki tradisi untuk mengembangkan budaya kreatif yang kemudian menghasilkan produk-produk yang inovatif.
Lima Kunci Kreativiti
• Selalu Memiliki Rasa Ingin Tahu
Orang yang kreatif adalah orang yang gemar mencari informasi, gemar mengumpulkan input, dan cinta ilmu. Tiada berlalu waktu kecuali bertambah dengan input-input yang baru dan segar. Oleh kerana itu, kita harus selalu bertanya, sejauh mana kecintaan kita terhadap informasi dan ilmu. Ada banyak cara yang boleh dilakukan untuk mendapatkan input tersebut: melalui buku, sikap meneliti, menyemak, melihat tayangan tv melalui program yang bermanfaat, bertukar-tukar fikiran, merenung, mendengar, menghadiri majlis ilmu dan sebagainya.
• Terbuka pada Hal-Hal Baru
Setiap saat selalu terjadi perubahan. Betapa ruginya orang yang tidak mahu berubah dan tidak menyukai hal-hal baru. Orang kreatif adalah orang yang tidak terbelenggu dengan pendapatnya sendiri. Tentu, terbuka dengan hal-hal baru tidak harus menjadikan kita mengikuti hal-hal baru tersebut. Kita boleh mengolahnya, menyaring hal-hal yang baik dan menyesuaikan dengan nilai-nilai yang kita anuti.
• Berani Memikul Risiko
Semua tindakan kreatif biasanya akan mengundang risiko. Adalah mimpi melakukan sesuatu yang baru tanpa adanya risiko. Rasulullah s.a.w. adalah orang yang kreatif dengan membawa ajaran baru (Islam) ke tengah-tengah umatnya. Akibatnya, baginda dimusuhi dan diperangi. Demikian pula dengan Thomas Alfa Edison. Ia adalah orang kreatif yang berani gagal beribu-ribu kali sebelum menemukan bola lampu. Untuk menjadi kreatif, kita harus berani menanggung risiko dan keluar dari zon nyaman.
• Memiliki Semangat yang Membara untuk berjaya dalam Hidup
Tanpa semangat, mustahil kita akan mendapat banyak hal dalam hidup. Semangat biasanya akan melipatgandakan kemampuan seseorang untuk berprestasi. Hari-hari orang yang kreatif akan selalu dilalui dengan semangat untuk memproses dalam menggapai semua hal yang diinginkannya. Kita harus bertanya, bersemangatkah kita dalam hidup? Apakah kita ini seorang yang bermental lemah dan selalu kalah dalam memperjuangkan cita-cita?
Selanjutnya dapatkan Hidayah Jun 2011 di pasaran...
Monday, June 6, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment