DALAM kitab suci al-Quran, Allah s.w.t. telah menceritakan tentang azab yang ada dalam neraka. Nabi s.a.w. juga ada menceritakan tentang azab ini dalam hadis-hadisnya. Para ulama pula ada menjelaskan dengan membuat ulasan-ulasan dari ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi s.a.w. itu tentang hebatnya seksaan api neraka itu.
Pendeknya, kalau kita membaca kisah-kisah azab yang ada dalam neraka itu, memanglah sangat menyeramkan. Bagi mereka yang bertakwa kepada Allah, akan terus membuat amalan salih demi untuk tidak diazab dalam neraka. Kecuali bagi mereka yang “tipis iman” dan tidak mempedulikan tentang azab Allah ini akan terus menerus membuat mungkarat tanpa memperdulikan tentang amaran Allah mengenai azab api neraka. Dalam sebuah kitab agama ada dijelaskan tentang neraka ini. Kitab itu menerangkan bahawa Allah s.w.t. telah menetapkan bahawa nyawa tidak akan keluar dari tubuh orang-orang kafir pada hari kiamat. Ini ialah agar seksaan yang mereka rasakan menjadi kekal abadi. Seksaan itu tidak pernah berhenti diberikan kepada mereka dan tidak pernah dibunuh, meninggal atau pun beristirehat. Di dalam dunia ketika kita ditimpa penyakit, tubuh kita cedera, patah, mengalami kelemahan dan usia yang sangat tua dan sebagainya. Maka termasuk Rahmat Allah s.w.t. kepada kita ketika dia menetapkan adanya kematian bagi kita agar kita terbebas dari seksaan, kepedihan usia tua, kelemahan yang kuat dan penyakit tersebut. Tetapi didalam neraka Jahanam, meski pun kulit orang kafir sudah terbakar habis dan tubuh-tubuh mereka sudah hangus sehingga api menjalar membakar hati mereka, Allah s.w.t. telah memerintahkan kepada nyawa orang-orang kafir, para pelaku dosa tersebut untuk tidak keluar dari tubuh mereka. Demikian itu agar seksaan dan rasa sakit terus menerus mereka rasakan tanpa henti dan istirehat sedikit pun. Di dalam al-Quran dalam surah Ibrahim ayat 15 hingga 17 Allah berfirman yang mafhumnya: “Mereka (orang-orang beriman) memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) maka binasalah orang-orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala. “Dihadapannya ada Jahanam dan dia diberi minuman dengan air nanah. Diminumnya air nanah itu dan hampir tidak boleh menelannya maka datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap sudut, tetapi tidak ada juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat”. Terbakar, sangat kehausan, kelaparan, perut terburai dan terputusnya usus-usus, semuanya ini sebab-sebab datangnya kematian di dunia. Tetapi sebab-sebab seperti ini dalam neraka Jahanam tidak bererti sama sekali bagi kematian. Sebab-sebab kematian itu mendatangi setiap orang kafir dari berbagai penjuru, baik dari atas mahu pun dari bawah tetapi ia sama sekali tidak boleh mati. Nyawa sentiasa menempel pada tubuh orang kafir walau pun tubuhnya sudah terbakar habis. Meski pun kulitnya sudah terbakar, kulit dikembali seperti sediakala, kemudian dibakar lagi, kemudian dikembalikan seperti sediakala lagi hingga tanpa penghabisan. Nyawa sentiasa menetap dalam badan, dalam jasad dan tidak pernah keluar darinya. Ini adalah kehendak dan kuasa Allah s.w.t. agar hal itu terjadi kepada orang-orang munafik, kafir dan musyrik. Kerana dunia adalah kampung sebab-sebab, sementara akhirat adalah kampung segala bentuk keajaiban. Para ahli tafsir berkata tentang firman Allah s.w.t. dalam surah Ibrahim ayat 17 iaitu: “Datanglah maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati dan dihadapannya masih ada azab yang berat.” Maksudnya, kematian dengan segala sebabnya mengepung orang kafir, datang kepadanya dari berbagai penjuru tapi dia tidak pernah mati. Agar seksaan yang diberikan kepadanya benar-benar sempurna, dan dihadapannya terus ada seksaan yang lebih pedih dan lebih berat dari sebelumnya. Yang sesuai dengan makna ayat di atas adalah firman Allah yang mafhumnya: “Kemudian dia tidak akan mati didalamnya dan tidak (pula) hidup.” (Al-A’la ayat 13). Maksudnya, dia tidak pernah mati sehingga terbebas dari seksaan dan tidak pula merasakan kehadapan yang nyaman, tetapi dia sentiasa hidup dalam dalam seksaan dan kepedihan. Dr. Wahbah Az-Zuhaily dalam tafsir al-Munir berkata: “Siapa pun yang masuk ke dalam ‘an-naar al-kubraa’ (neraka) ia pasti kekal merasakan seksaannya. Dia tidak pernah mati untuk beristirehat dari seksaan yang menimpa dirinya. Juga tidak menemui kehidupan yang nyaman dan tenteram, dan tidak menjadikannya bahagia apa lagi senang didalamnya.
Selanjutnya dapatkan Hidayah Jun 2011 di pasaran...
Monday, June 6, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment