Monday, May 12, 2014

Keajaiban Hujan Dalam Dunia Sains

BERCAKAP soal hujan, ada sisi menarik yang  perlu kita kaji soal yang satu ini. Ternyata, bila kita fahami, banyak keajaiban dari hujan yang baru terungkap belakangan, salah satunya soal kadar hujan. Di dalam ayat 11, surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”. Sebagaimana ayat di bawah ini, “Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf: 11) “Kadar” yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu watak atau sifat hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahawa hujan secara terus menerus berpusingan dalam sebuah pusingan yang seimbang menurut “ukuran” tertentu. Pengukuran lain yang berkaitan dengan hujan adalah mengenai kecepatan turunnya hujan. Ketinggian minimum awan adalah sekitar 12,000 meter. Ketika turun dari ketinggian ini, sebuah benda yang yang memiliki berat dan ukuran sebesar titisan hujan akan terus melaju dan jatuh menimpa tanah dengan kecepatan 558km/jam. Tentunya, objek apapun yang jatuh dengan kecepatan tersebut akan mengakibatkan kerosakan. Dan apabila hujan turun dengan cara demikian, maka seluruh bahan tanaman akan hancur, tempat tinggal, perumahan, kenderaan akan mengalami kerosakan, dan orang-orang pun tidak dapat pergi keluar tanpa mengenakan alat perlindungan tambahan. Terlebih lagi, perhitungan ini dibuat untuk ketinggian 12,000 meter, faktanya terdapat awan yang memiliki ketinggian hanya sekitar 10,000 meter. Sebuah titisan hujan yang jatuh pada ketinggian ini tentu saja akan jatuh pada kecepatan yang mampu merosak apa saja.
Namun tidak demikian terjadinya, dari ketinggian berapapun hujan itu turun, kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 8-10 km/jam ketika mencapai tanah. Hal ini disebabkan kerana bentuk titisan hujan yang sangat istimewa. Keistimewaan bentuk titisan hujan ini meningkatkan kesan gesekan atmosfera dan mempertahankan kelajuan titisan-titisan hujan ketika mencapai “batas” kecepatan tertentu. (Saat ini, paying terjun dirancang dengan menggunakan teknik ini). Tak sebatas itu saja “pengukuran” tentang hujan. Contoh lain, misalnya, pada lapisan atmosfera tempat terjadinya hujan, suhu boleh saja turun hingga 400oC di bawah kosong. Meskipun demikian, titisan-titisan hujan tidak berubah menjadi partikel ais. (Hal ini tentunya merupakan ancaman mematikan bagi semua makhluk hidup di muka bumi.) Alasan tidak membekunya titisan-titisan hujan tersebut adalah kerana air yang terkandung dalam atmosfera merupakan air murni. Sebagaimana kita ketahui, bahawa air murni hampir tidak membeku pada suhu yang sangat rendah sekalipun.

Pembentukan Hujan
Bagaimana hujan terbentuk tetap menjadi misteri bagi manusia dalam kurun waktu yang lama. Hanya, setelah ditemukannya radar cuaca, barulah dapat difahami tahapan-tahapan pembentukan hujan. Pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. Awalnya, “bahan mentah” hujan naik ke udara. Kemudian terkumpul menjadi awan. Akhirnya, titisan-titisan hujan pun muncul. Tahapan-tahapan ini secara terperinci telah tertulis dalam al-Quran berabad-abad tahun lalu sebelum informasi mengenai pembentukan hujan disampaikan, “Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang di kehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum: 48)

Selanjutnya dapatkan Hidayah Mei 2014 di pasaran...

No comments: