ADA satu tempat persinggahan bagi seluruh manusia, tetapi tempat yang akan menjadi tempat transit ini paling tidak digemari dan dibenci oleh manusia. Namun, tidak ada seorang pun yang dapat melarikan diri dan melepaskan diri darinya. Tempat “persinggahan: itu ialah “kubur”. Walau seorang manusia tidak menyukainya pada saat-saat tertentu tetapi pada saat-saat lain, sesungguhnya dia sedang berjalan menuju ke kuburnya.
Perjalanan menuju ke kubur tidak dapat dihentikan oleh sesiapa pun. Setiap dari kita sekarang sedang menuju ke arahnya. Kubur sedang mengajak kita. Katanya: “Mari...mari...” Hanya hati yang rosaklah yang menyebabkan manusia selalu melalaikannya. Mungkin yang berbeza ialah “bentuk” kubur itu sendiri. Entah! di dalam bumi, di dasar lautan, hancur. Walau apa pun keadaannya, namun di dalamnya adalah sama. Di dalamnya penuh dengan misteri, penuh dengan kengerian bagi orang yang berdosa, dan berisi dengan kebahagian bagi orang-orang terselamat. Itulah yang menjadi hak-hak mayat apabila seseorang itu “Rohnya” berpisah dari jasad. Sesungguhnya tuntutan kewajipan dan larangan seorang manusia akan terhenti ketika roh telah tercabut dari tubuhnya. Pada saat itu tidak ada lagi amalan kewajipan ataupun larangan yang dibebankan padanya.
Yang tinggal hanyalah masa-masa pembalasan atas segala perbuatannya ketika ia masih hidup. Itulah ‘Daarul Jazaa’, kampung pembalasan bermula. Namun, tidaklah itu terjadi pada hak-haknya. Si mayat, tetap memiliki hak-haknya untuk dipenuhi oleh orang-orang yang hidup. Mayat memiliki hak, yang menjadi kewajipan orang yang hidup. Kelalaian yang hidup terhadap kewajipan si mayat, akan membuat si mayat bertambah sengsara dan menderita. Oleh sebab itu, setiap muslim harus mengetahui kewajipan-kewajipan yang harus dilaksanakan dalam menyikapi kaum kerabat, sanak saudara, atau kawan-kawannya yang telah mendahuluinya meninggalkan dunia yang fana ini. Selain, dimandikan, dikafani dan sisolati, diantara hak-hak mayat dalam pengkuburan itu adalah;
Salah satu hak mayat, adalah menyegerakan penguburannya. Seorang mayat itu akan merasa senang jika disegerakan menuju kuburnya. Dan itulah yang dikatakan ‘Ayyub rahimahullah’ sebagai salah satu penghormatan keluarga terhadap mayat itu adalah dengan menyegerakan pemakamannya. Penundaan penguburan mayat atau melambat-lambatkannya memberikan penderitaan terhadap roh mayat tersebut. Oleh kerana itu, Rasulullah s.a.w. sentiasa menyuruh agar menyegerakan penguburan jenazah. Baginda s.a.w. bersabda: “Segerakanlah kalian kuburkan jenazah itu. Sebab jika ia orang salih, maka itu merupakan suatu kebaikan yang engkau berikan kepadanya. Jika ia bukan orang yang salih, maka itu merupakan keburukan yang kalian letakkan di leher kalian sendiri.” (Asy-Syekhani). Jika jenazah yang diletakkan dan dibawa di atas pundak orang-orang yang membawanya itu termasuk orang yang salih, maka jenazah itu akan berkata dengan ucapan yang tidak didengar oleh pembawanya. “Segerakanlah aku, segerakanlah aku!” Dan jika ia tidak termasuk orang yang salih, maka dia akan berkata: “Celaka, kemana kalian akan membawaku?” Suaranya itu terdengar oleh seluruh makhluk kecuali manusia. Rasulullah s.a.w. menambahkan bahawa jika manusia mendengarnya, nescaya mereka akan pengsan. (Asy-Syekhani). Abu Said Al-Khudri r.a. pernah menyuruh orang-orang agar segera menguburkan seorang mayat dengan berkata: “Itulah tempat tinggal yang harus ia huni. Oleh sebab itu, segerakanlah dia untuk menempatinya, dan dia akan mengetahui kebaikan dan keburukannya.” (Ibnu Abid Dunya). Dan itulah yang membuatnya tersedar akan pentingnya rahmat Allah s.w.t. Rasulullah s.a.w. juga bersabda: “Tidaklah seorang mayat meninggal dunia melainkan ia mengetahui orang yang memandikannya dan berseru kepada orang yang membawanya. Jika diberitahukan kepadanya tentang ketenteraman, rezeki dan syurga kenikmatan, ia meminta agar dipercepat dibawa ke kuburan.” Hal itu kerana kerinduannya dengan rahmat Allah.
Selanjutnya dapatkan Hidayah Februari 2012 di pasaran...
Sunday, February 12, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment