Thursday, November 7, 2013

Kisah Haji 'Bakhil' Di Tanah Suci

IMPIAN semua jemaah haji ketika pergi ke Tanah Suci adalah tidak mendapatkan halangan apapun, hingga mereka dapat mengerjakan segala fardu hajinya dengan mudah dan lancar. Hanya saja, ada saja (bahkan banyak), jemaah haji yang mengalami kesulitan selama di sana hingga dia pun boleh dianggap gagal dalam melaksanakan rukun-rukun hajinya. Kisah berikut ini memberikan sebuah gambaran kepada kita betapa perilaku seorang jemaah haji saat di rumah (sebelum haji) memberikan kesan signifikan terhadapnya saat menunaikan ibadah haji. Sebutkan saja namanya Parman (nama samaran). Sebagai lelaki, ia terbilang boleh dikatakan berjaya dalam hidupnya. Buktinya, ia kemudian dapat menunaikan haji. Hanya saja, dia terbilang lelaki yang sangat kedekut. Dia paling berat mengeluarkan hartanya di jalan Allah. Bahkan, suatu kali ada seorang pengemis yang minta-minta di depan rumahnya. Seketika saja, dia langsung menghalaunya kerana dianggap menganggunya. Baginya, tidak akan ada pengemis jika ‘pengemis’ itu mahu bekerja keras. Dia sendiri boleh berjaya seperti sekarang kerana kerja keras. Betul. Tetapi, tidak harus begitu juga dalam melayani pengemis. Kalau kita tidak suka dengan kehadirannya, berikan dia nasihat untuk tidak menjadi pengemis. Dengan begitu, ia akan tergugah dan kemudian mencari pekerjaan yang boleh dilakukannya. Bukan dengan jalan menghalaunya atau mengasarinya. Sebab, sikap kasar bukanlah jalan terbaik untuk dapat menyelesaikan persoalan. Meski hal itu merupakan perbuatan jelek, Parman sama sekali tidak merasa bersalah. Dan itu (mengusir pengemis) seringkali dia lakukan setiap kali pengemis datang ke rumahnya untuk meminta-minta.

Hilang dari Rombongan
Suatu kali Parman dapat peluang menunaikan haji. Entahlah, dapat angin apa dia tergerak hatinya untuk pergi ke Tanah Suci. Padahal, orang ‘bakhil’ sepertinya biasanya susah juga untuk boleh tergerak hati pergi haji. Ertinya, ada rasa sayang dalam hatinya untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah dengan cara pergi haji itu. Tapi, untuk Parrman lain. Dia memang terkenal sangat bakhil, tapi dalam ‘kedekutnya’ itu dia juga ingin dapat pergi haji. Pendek kata, Firman pun sudah ada di Tanah Suci. Seperti orang kebanyakan, dia pun takjub dengan pemandangan yang ada di Tanah Suci, baik tentang Kaabahnya yang agung, Masjidil Haram yang hebat dan bangunan-bangunan lainnya yang sangat moden. Dengan kata lain, Parman dibuat terpana dan terpesona dengan keadaan di Tanah Suci. Tetapi, keterpanaan Parman selama di Tanah Suci, rupanya, tak diikuti dengan kesyahduan dia dalam menjalankan segala ritual ibadah haji. Pasalnya apa? Sebab, belum saja dia menyempurnakan segala amalan ibadah hajinya, dia telah terpisah dari rombongan hajinya. Saat itu, lima hari sebelum kepulangan ke Tanah Air, tiba-tiba saja Parman menghilang dan susah ditemukan. Dicari kemanapun dia tak ditemui. Kejadian itu terus berlangsung hingga tiga hari. Hilangnya Parman ini membuat ketua rombongan sangat panik. Betapa tidak? Dia yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi dengan anggota jemaah haji yang dipimpinnya.

Selanjutnya dapatkan Hidayah November 2013 di pasaran...

No comments: