Tuesday, April 15, 2014

Terimalah Munajat Istighfar Kami...

Rabb, jika ada zikir yang layak kami panjatkan untuk menujuMu, maka itu adalah istighfar. AmpunanMu. Bukan Asma-asmaMu yang teramat indah dan sempurna itu. Sebab kami tak kuasa menggapainya, sebab kami tak sanggup merengkuhnya ke dalam jiwa kami yang ringkih dan keruh. Bukan juga wirid-wirid QuranMu yang aduhai meluluhlantakkan jiwa itu. Semua itu terlalu suci untuk lidah kami yang suka menggunjing dan menuding ini, lidah yang kerap mendedahkan yang tidak-tidak tentangMu, tentang ciptaanMu. Istighfar, ya istighfar, barangkali sepaling patut zikir untuk kami yang tidak menikmati raga pada tempatnya yang hak; yang tidak memanfaatkan matanya untuk memandang yang Engkau redhoi, yang tidak menjadikan tangannya untuk berkarya bagi orang banyak, yang tidak melangkahkan kakinya untuk menyigi jejak CintaMu.  AmpunanMu, Rabb, ampunanMu, kiranya sepaling hakiki wirid agar Kau memeluk kami kembali. Akal, nikmat terindah untuk mengejaMu, telah kami khianati. Kami terlena memikirkan hal-ehwal yang tidak keranaMu. Kami kufuri itu. Hati, anugerah terlembut untuk menafsir dan merasakanMu, sudah kami keruhi. Cerminya pekat. Berjelaga dengan nafsu rendah, nafsu duniawi. Kami kufuri semua itu, Rabb.
Al-Quran, wahyu kudus nan mulia yang tiada tandinganya itu, sudah kami “jual” dengan harga yang murah. Kami “perdagangkan” di hadapan jemaah, kami suguhkan sekadar penarik massa. Kami khianati Kalam suciMu itu, Rabb. Hadis, senarai sabda KinasihMu, sering kami “sulap” menjadi mantra religi bahawa kamilah pengikut setia Nabi Muhammad s.a.w. Kami mengutip sunnahnya, tapi kami punya niat tersembunyi untuk merasa paling benar. Kami memerangkap pesan nubuwwah Baginda Rasul demi tafsir kami, kami memenjarakan pesan-pesan indahnya demi pendapat kami semata. Kami melupakan nasihatnya agar menjadi hamba yang berbudi. Kami melalaikan taushiyahnya agar  menjadi manusia yang beradab. Kami begitu jumawa dengan mazhab kami. Kami begitu bangga dengan golongan kami. Apakah kami masih layak Kau tengok sebagai hamba-Mu? Rabb, kami membaca karya ulama-ulama salihmu. Kami membaca begitu fasih kitab fiqih mereka. Kami membaca buku-buku tasawuf mereka. Kami membaca kitab-kitab akhlak mereka. Tapi, kami membaca dengan lisan. Kami tidak membaca dengan hati, kami tidak membaca dengan laku. Kami barangkali hamba-hambaMu yang Kau sebut-sebut dalam QS. As-Shaf, ayat 3 itu: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahawa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Selanjutnya dapatkan Hidayah April 2014 di pasaran...

No comments: